BAB I
PENDAHULUAN
1.
Latar
Belakang
Hak tingkat hidup yang memadai untuk
kesehatan dan kesejahteraan diri dan keluarga merupakan hak asasi manusia dan
diakui oleh segenap bangsa-bangsa di dunia, termasuk Indonesia. Jaminan sosial adalah salah satu bentuk perlindungan sosial yang
diselenggarakan oleh negara guna menjamin warga negaranya untuk memenuhi
kebutuhan hidup dasar yang layak, sebagaimana dalam deklarasi PBB tentang HAM
tahun 1948 dan konvensi ILO No.102 tahun 1952. Utamanya adalah sebuah bidang
dari kesejahteraan sosial yang
memperhatikan perlindungan sosial, atau perlindungan terhadap kondisi yang
diketahui sosial, termasuk kemiskinan, usia lanjut, kecacatan pengangguran, keluarga dan anak-anak,
dan lain-lain.
Sistem Jaminan Sosial Nasional disusun
dengan mengacu pada penyelenggaraan jaminan sosial yang berlaku universal dan
telah diselenggarakan oleh negara-negara maju dan berkembang sejak lama.
Penyelenggaraan jaminan sosial di berbagai negara memang tidak seragam, ada
yang berlaku secara nasional untuk seluruh penduduk dan ada yang hanya
mencakup penduduk tertentu untuk program tertentu.
Di Indonesia sebenarnya telah ada beberapa
program jaminan sosial yang diselenggarakan dengan mekanisme asuransi sosial
dan tabungan sosial, sesuai dengan definisi yang tersebut terdahulu, namun
kepesertaan program tersebut baru mencakup sebagian dari masyarakat yang
bekerja di sektor formal. Sebagian besar lainnya, terutama yang bekerja di
sektor informal, belum memperoleh perlindungan sosial. program-program
tersebut belum sepenuhnya mampu memberikan perlindungan yang adil pada
peserta dan manfaat yang diberikan kepada peserta masih belum memadai
untuk menjamin kesejahteraan mereka.
Pemerintah baru saja menyelesaikan
penyusunan Rancangan Undang-Undang Jaminan Sosial Nasional (RUU Jamsosnas) yang
dijadwalkan akan disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dalam beberapa
bulan mendatang. RUU tersebut akan menggantikan program-program jaminan sosial
yang ada sekarang (Askes, Jamsostek, Taspen, dan Asabri) yang dinilai kurang
berhasil memberikan manfaat yang berarti kepada penggunanya, karena jumlah
pesertanya kurang, jumlah nilai manfaat program kurang memadai, dan kurang
baiknya tata kelola manajemen program tersebut. Manfaat program Jamsosnas
tersebut cukup komprehensif, yaitu meliputi jaminan hari tua, asuransi
kesehatan nasional, jaminan kecelakaan kerja, dan jaminan kematian. Program ini
akan mencakup seluruh warga negara Indonesia, tidak peduli apakah mereka
termasuk pekerja sektor formal, sektor informal, atau wiraswastawan.
Pemerintah Indonesia menyadari sepenuhnya
bahwa program jaminan sosial yang ada mempunyai keterbatasan. Berdasarkan
kesadaran akan keterbatasan tersebut dan adanya mandat Ketetapan MPR RI nomor
X/MPR/2001 kepada Presiden RI untuk mengembangkan SJSN dalam rangka memberikan
perlindungan sosial yang menyeluruh dan terpadu, Presiden mengambil inisiatif
menyusun SJSN. SJSN disusun berlandaskan prinsip-prinsip yang mampu
memenuhi keadilan, keberpihakan pada masyarakat banyak (equity egaliter),
transparansi, akuntabilitas, kehati-hatian (prudentiality) dan layak. Dalam
bidang kesehatan, prinsip ini diwujudkan dengan menjamin agar semua penduduk
yang sakit mendapatkan pengobatan atau pembedahan yang dibutuhkan meskipun ia
miskin. Sistem
Jaminan Sosial Nasional diselenggarakan berdasarkan asas kemanusiaan, asas
manfaat, dan asas keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Dasar Hukum
pertama dari Jaminan Sosial ini adalah UUD 1945 dan perubahannya tahun 2002,
pasal 5, pasal 20, pasal 28, pasal 34.
a. Deklarasi HAM PBB atau Universal
Declaration of Human Rights tahun 1948 dan konvensi ILO No.102 tahun 1952.
b. TAP MPR RI no X/MPR/2001 yang menugaskan
kepada presiden RI untuk membentuk Sistem Jaminan Sosial Nasional.
c. UU No.40 tahun 2004 tentang SJSN.
2.
Rumusan
Masalah
Dari latar belakang diatas, maka dapat disimpulkan beberapa
rumusan masalah antara lain sebagai berikut :
a.
Pengertian Sistem Jaminan Sosial Nasional ?
b.
Apa Prinsip Sistem Jaminan Sosial Nasional ?
c.
Dasar Hukum Jamsosnas ?
d.
Asas Jamsosnas ?
e.
Tujuan Jamsosnas ?
f.
Manfaat Jamsosnas ?
g.
Paradigma Jamsosnas ?
3.
Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah :
a.
Mengetahui Sistem Jaminan Sosial Nasional
b.
Mengetahui Prinsip Sistem Jaminan Sosial Nasional
c.
Mengetahui Dasar Hukum Jamsosnas
d.
Mengetahui Asas Jamsosnas
e.
Mengetahui Tujuan Jamsosnas
f.
Mengetahui Manfaat Jamsosnas
g.
Mengetahui Paradigma Jamsosnas
BAB II
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN SISTEM JAMINAN SOSIAL NASIONAL
Sistem Jaminan Sosial Nasional (national
social security system) adalah sistem penyelenggaraan program negara dan
pemerintah untuk memberikan perlindungan sosial, agar setiap penduduk dapat memenuhi kebutuhan
dasar hidup yang layak, menuju terwujudnya kesejahteraan sosial bagi seluruh
penduduk Indonesia. Jaminan social diperlukan apabila terjadi hal-hal
yang tidak dikehendaki yang dapat mengakibatka hilangnya atau berkurangnya
pendapatan seseorang, baik karena memasuki usia lanjut atau pensiun,
maupun karena gangguan kesehatan, cacat, kehilangan pekerjaan dan lain
sebagainya.
B.
PRINSIP SISTEM JAMINAN SOSIAL NASIONAL
1.
Kegotongroyongan adalah prinsip kebersamaan antar peserta dalam menanggung beban biaya
jaminan sosial yang diwujudkan dengan kewajiban setiap peserta membayar iuran
sesuai dengan tingakat gaji, upah atau tingkat penghasilannya.
2.
Nirlaba adalah prinsip pengelolaan usaha yang mengutamakan penggunaan hasil
pengembangan dana untuk memberikan manfaat sebesar-besarnya dari seluruh
peserta.
3.
Keterbukaan adalah prinsip mempermudah akses informasi yang lengkap, benar, dan jelas
bagi setiap peserta.
C.
DASAR HUKUM JAMSOSNAS
Deklarasi HAM PBB
atau Universal Declaration of Human Rights tahun 1948 dan konvensi ILO No.102
tahun 1952. TAP MPR RI no X/MPR/2001 yang menugaskan kepada presiden RI untuk
membentuk Sistem Jaminan Sosial Nasional. UU No.40 tahun 2004 tentang SJSN.
D.
ASAS JAMSOSNAS
Sistem Jaminan
Sosial Nasional diselenggarakan berdasarkan asas kemanusiaan, asas manfaat, dan
asas keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
E.
TUJUAN JAMSOSNAS
Sistem Jaminan Sosial Nasional bertujuan untuk memberikan
jaminan terpenuhinya kebutuhan dasar hidup yang layak bagi setiap peserta
dan/atau anggota keluarganya.
F.
MANFAAT JAMSOSNAS
Manfaat program
Jamsosnas yaitu meliputi jaminan hari tua, asuransi kesehatan nasional, jaminan
kecelakaan kerja, dan jaminan kematian. Program ini akan mencakup seluruh warga
negara Indonesia, tidak peduli apakah mereka termasuk pekerja sektor formal,
sektor informal, atau wiraswastawan
Adapun penjelasan
manfaat tersebut adalah :
1.
Jaminan Kesehatan
Jaminan Kesehatan
diselenggarakan dengan tujuan menjamin agar peserta memperoleh manfaat
pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memnuhi kebutuhan dasar
kesehatan.
2.
Jaminan Kecelakaan Kerja
Jaminan Kecelakaan
Kerja diselenggarakan dengan tujuan menjamin agar peserta memperoleh manfaat
pelayanan kesehatan dan santunan uang tunai apabila seorang pekerja mengalami
kecelakaan kerja atau menderita penyakit akibat kerja.
3.
Jaminan Hari
Jaminan Hari Tua diselenggarakan
dengan tujuan untuk menjamin agar peserta menerima uang tunai apabila memasuki
masa pensiun, mengalami cacat total tetap, atau meninggal dunia.
4.
Jaminan Pensiun
Jaminan Pensiun
diselenggarakan untuk mempertahankan derajat kehidupan yang layak pada saat
peserta kehilangan atau berkurang penghasilan nya karena memasuki uang pensiun
atau mengalami cacat total tetap.
5.
Jaminan Kematian
Jaminan Kematian
diselenggarakan dengan tujuan untuk memberikan santunan kematian yang di
bayarkan kepada ahli waris peserta yang meninggal dunia.
G.
PARADIGMA JAMSOSNAS
Sistem jaminan
sosial nasional dibuat sesuai dengan “paradigma tiga pilar” yang
direkomendasikan oleh Organisasi Perburuhan Internasional (ILO). Pilar-pilar
itu adalah: Pilar Pertama menggunakan mekanisme bantuan sosial
(social assistance) kepada penduduk yang kurang mampu, baik dalam bentuk
bantuan uang tunai maupun pelayanan tertentu, untuk memenuhi
kebutuhan dasar yang layak. Pembiayaan bantuan sosial dapat bersumber dari
Anggaran Negara dan atau dari Masyarakat. Mekanisme 4 bantuan sosial biasanya
diberikan kepada Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) yaitu
masyarakat yang benar-benar membutuhkan, umpamanya penduduk miskin, sakit,
lanjut usia, atau ketika terpaksa menganggur. Di Indonesia, bantuan sosial oleh
Pemerintah kini lebih ditekankan pada pemberdayaan dalam bentuk
bimbingan, rehabilitasi dan pemberdayaan yang bermuara pada kemandirian PMKS.
Diharapkan setelah mandiri mereka mampu membayar iuran untuk masuk mekanisme asuransi.
Kearifan lokal dalam masyarakat juga telah lama dikenal yaitu upaya-upaya
kelompok masyarakat, baik secara mandiri, swadaya, maupun gotong royong, untuk
memenuhi kesejahteraan anggotanya melalui berbagai upaya bantuan sosial,
usaha bersama, arisan, dan sebagainya. Kearifan lokal akan tetap tumbuh sebagai
upaya tambahan sistem jaminan sosial karena kearifan lokal tidak mampu menjadi
sistem yang kuat, mencakup rakyat banyak, dan tidak terjamin kesinambungannya. Pemerintah
mendorong tumbuhnya swadaya masyarakat guna memenuhi kesejahteraannya dengan
menumbuhkan iklim yang baik dan berkembang, antara lain dengan memberi insentif
untuk dapat diintegrasikan dalam sistem jaminan sosial nasional.
H.
UNDANG-UNDANG
REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2004 TENTANG SISTEM
JAMINAN SOSIAL NASIONAL.
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang
|
:
|
a.
|
bahwa setiap orang berhak atas
jaminan sosial untuk dapat memenuhi kebutuhan dasar hidup yang layak dan
meningkatkan martabatnya menuju terwujudnya masyarakat Indonesia yang
sejahtera, adil, dan makmur;
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
b.
|
bahwa untuk memberikan jaminan
sosial yang menyeluruh, negara mengembangkan Sistem Jaminan Sosial Nasional
bagi seluruh rakyat Indonesia;
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
c.
|
bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu membentuk Undang-Undang tentang
Sistem Jaminan Sosial Nasional;
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Mengingat
|
:
|
Pasal 5 ayat (1), Pasal 20, Pasal
28H ayat (1), ayat (2), dan ayat (3), dan Pasal 34 ayat (1) dan ayat (2)
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
Dengan Persetujuan Bersama
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA dan PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
MEMUTUSKAN :
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Menetapkan
|
:
|
UNDANG-UNDANG TENTANG SISTEM
JAMINAN SOSIAL NASIONAL.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
Dalam Undang-Undang ini yang
dimaksud dengan :
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
1.
|
Jaminan sosial adalah salah satu
bentuk perlindungan sosial untuk menjamin seluruh rakyat agar dapat memenuhi
kebutuhan dasar hidupnya yang layak.
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
2.
|
Sistem Jaminan Sosial Nasional
adalah suatu tata cara penyelenggaraan program jaminan sosial oleh beberapa
badan penyelenggara jaminan sosial.
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
3.
|
Asuransi sosial adalah suatu
mekanisme pengumpulan dana yang bersifat wajib yang berasal dari iuran guna
memberikan perlindungan atas risiko sosial ekonomi yang menimpa peserta
dan/atau anggota keluarganya.
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
4.
|
Tabungan wajib adalah simpanan
yang bersifat wajib bagi peserta program jaminan sosial.
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
5.
|
Bantuan iuran adalah iuran yang
dibayar oleh Pemerintah bagi fakir miskin dan orang tidak mampu sebagai
peserta program jaminan sosial.
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
6.
|
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
adalah badan hukum yang dibentuk untuk menyelenggarakan program jaminan
sosial.
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
7.
|
Dana Jaminan Sosial adalah dana
amanat milik seluruh peserta yang merupakan himpunan iuran beserta hasil
pengembangannya yang dikelola oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial untuk
pembayaran manfaat kepada peserta dan pembiayaan operasional penyelenggaraan
program jaminan sosial.
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
8.
|
Peserta adalah setiap orang,
termasuk orang asing yang bekerja paling singkat 6 (enam) bulan di Indonesia,
yang telah membayar iuran.
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
9.
|
Manfaat adalah faedah jaminan
sosial yang menjadi hak peserta dan/atau anggota keluarganya.
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
10.
|
Iuran adalah sejumlah uang yang
dibayar secara teratur oleh peserta, pemberi kerja, dan/atau Pemerintah.
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
11.
|
Pekerja adalah setiap orang yang
bekerja dengan menerima gaji, upah, atau imbalan dalam bentuk lain.
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
12.
|
Pemberi kerja adalah orang
perseorangan, pengusaha, badan hukum, atau badan-badan lainnya yang
mempekerjakan tenaga kerja atau penyelenggara negara yang mempekerjakan
pegawai negeri dengan membayar gaji, upah, atau imbalan dalam bentuk lainnya.
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
13.
|
Gaji atau upah adalah hak pekerja
yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari pemberi
kerja kepada pekerja yang ditetapkan dan dibayar menurut suatu perjanjian
kerja, kesepakatan, atau peraturan perundang-undangan, termasuk tunjangan
bagi pekerja dan keluarganya atas suatu pekerjaan dan/atau jasa yang telah
atau akan dilakukan.
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
14.
|
Kecelakaan kerja adalah kecelakaan
yang terjadi dalam hubungan kerja, termasuk kecelakaan yang terjadi dalam
perjalanan dari rumah menuju tempat kerja atau sebaliknya, dan penyakit yang
disebabkan oleh lingkungan kerja.
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
15.
|
Cacat adalah keadaan berkurang
atau hilangnya fungsi tubuh atau hilangnya anggota badan yang secara langsung
atau tidak langsung mengakibatkan berkurang atau hilangnya kemampuan pekerja
untuk menjalankan pekerjaannya.
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
16.
|
Cacat total tetap adalah cacat
yang mengakibatkan ketidakmampuan seseorang untuk melakukan pekerjaan.
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
BAB II
ASAS, TUJUAN, DAN PRINSIP
PENYELENGGARAAN
Pasal 2
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
Sistem Jaminan Sosial Nasional
diselenggarakan berdasarkan asas kemanusiaan, asas manfaat, dan asas keadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Pasal 3
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
Sistem Jaminan Sosial Nasional
bertujuan untuk memberikan jaminan terpenuhinya kebutuhan dasar hidup yang
layak bagi setiap peserta dan/atau anggota keluarganya.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Pasal 4
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
Sistem Jaminan Sosial
Nasional diselenggarakan berdasarkan pada prinsip :
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
a.
|
kegotong-royongan;
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
b.
|
nirlaba;
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
c.
|
keterbukaan;
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
d.
|
kehati-hatian;
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
e.
|
akuntabilitas;
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
f.
|
portabilitas;
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
g.
|
kepesertaan bersifat wajib;
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
h.
|
dana amanat; dan
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
i.
|
hasil pengelolaan Dana Jaminan
Sosial dipergunakan seluruhnya untuk pengembangan program dan untuk
sebesar-besar kepentingan peserta.
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
BAB III
BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL
Pasal 5
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
(1)
|
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
harus dibentuk dengan Undang-Undang.
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
(2)
|
Sejak berlakunya Undang-Undang
ini, badan penyelenggara jaminan sosial yang ada dinyatakan sebagai Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial menurut Undang-Undang ini.
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
(3)
|
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah:
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
a.
|
Perusahaan Perseroan (Persero)
Jaminan Sosial Tenaga Kerja (JAMSOSTEK);
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
b.
|
Perusahaan Perseroan (Persero)
Dana Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri (TASPEN);
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
c.
|
Perusahaan Perseroan (Persero)
Asuransi Sosial Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ASABRI); dan
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
d.
|
Perusahaan Perseroan (Persero)
Asuransi Kesehatan Indonesia (ASKES).
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
(4)
|
Dalam hal diperlukan Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial selain dimaksud pada ayat (3), dapat dibentuk
yang baru dengan Undang-Undang
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
BAB IV
DEWAN JAMINAN SOSIAL NASIONAL Pasal 6 |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
Untuk penyelenggaraan Sistem
Jaminan Sosial Nasional dengan Undang-Undang ini dibentuk Dewan Jaminan
Sosial Nasional.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Pasal 7
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
(1)
|
Dewan Jaminan Sosial Nasional
bertanggung jawab kepada Presiden.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
(2)
|
Dewan Jaminan Sosial Nasional
berfungsi merumuskan kebijakan umum dan sinkronisasi penyelenggaraan Sistem
Jaminan Sosial Nasional.
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
(3)
|
Dewan Jaminan Sosial Nasional
bertugas :
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
a.
|
melakukan kajian dan penelitian
yang berkaitan dengan penyelenggaraan jaminan sosial;
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
b.
|
mengusulkan kebijakan investasi
Dana Jaminan Sosial Nasional; dan
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
c.
|
mengusulkan anggaran jaminan
sosial bagi penerima bantuan iuran dan tersedianya anggaran operasional
kepada Pemerintah.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
(4)
|
Dewan Jaminan Sosial Nasional
berwenang melakukan monitoring dan evaluasi penyelenggaraan program jaminan
sosial.
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Pasal 8
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
(1)
|
Dewan Jaminan Sosial Nasional
beranggotakan 15 (lima belas) orang, yang terdiri dari unsur Pemerintah,
tokoh dan/atau ahli yang memahami bidang jaminan sosial, organisasi pemberi
kerja, dan organisasi pekerja.
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
(2)
|
Dewan Jaminan Sosial Nasional
dipimpin oleh seorang Ketua merangkap anggota dan anggota lainnya diangkat
dan diberhentikan oleh Presiden.
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
(3)
|
Ketua sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) berasal dari unsur Pemerintah.
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
(4)
|
Dalam melaksanakan tugasnya, Dewan
Jaminan Sosial Nasional dibantu oleh Sekretariat Dewan yang dipimpin oleh
seorang sekretaris yang diangkat dan diberhentikan oleh Ketua Dewan Jaminan
Sosial Nasional.
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
(5)
|
Masa jabatan anggota Dewan Jaminan
Sosial Nasional adalah 5 (lima) tahun, dan dapat diangkat kembali untuk satu
kali masa jabatan.
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
(6)
|
Untuk dapat diangkat menjadi
anggota Dewan Jaminan Sosial Nasional harus memenuhi syarat sebagai berikut :
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
a.
|
Warga Negara Indonesia;
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
b.
|
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa;
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
c.
|
sehat jasmani dan rohani;
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
d.
|
berkelakuan baik;
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
e.
|
berusia sekurang-kurangnya 40
(empat puluh) tahun dan setinggi-tingginya 60 (enam puluh) tahun pada saat
menjadi anggota;
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
f.
|
lulusan pendidikan paling rendah
jenjang strata 1 (satu);
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
g.
|
memiliki keahlian di bidang
jaminan sosial;
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
h.
|
memiliki kepedulian terhadap
bidang jaminan sosial; dan
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
i.
|
tidak pernah dipidana berdasarkan
keputusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap karena
melakukan tindak pidana kejahatan.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Pasal 9
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
Dalam melaksanakan tugasnya, Dewan
Jaminan Sosial Nasional dapat meminta masukan dan bantuan tenaga ahli sesuai
dengan kebutuhan.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Pasal 10
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
Susunan organisasi dan tata kerja
Dewan Jaminan Sosial Nasional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6, Pasal 7,
Pasal 8, dan Pasal 9 diatur lebih lanjut dengan Peraturan Presiden.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Pasal 11
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
Anggota Dewan Jaminan Sosial
Nasional dapat berhenti atau diberhentikan sebelum berakhir masa jabatan
karena :
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
a.
|
meninggal dunia;
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
b.
|
berhalangan tetap;
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
c.
|
mengundurkan diri;
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
d.
|
tidak memenuhi syarat sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 8 ayat (6).
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Pasal 12
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
(1)
|
Untuk pertama kali, Ketua dan
anggota Dewan Jaminan Sosial Nasional diusulkan oleh Menteri yang bidang
tugasnya meliputi kesejahteraan sosial.
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
(2)
|
Tata cara pengangkatan,
penggantian, dan pemberhentian anggota Dewan Jaminan Sosial Nasional diatur
lebih lanjut dalam Peraturan Presiden.
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
BAB V
KEPESERTAAN DAN IURAN Pasal 13 |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
(1)
|
Pemberi kerja secara bertahap
wajib mendaftarkan dirinya dan pekerjanya sebagai peserta kepada Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial, sesuai dengan program jaminan sosial yang
diikuti.
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
(2)
|
Pentahapan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), diatur lebih lanjut dengan Peraturan Presiden.
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Pasal 14
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
(1)
|
Pemerintah secara bertahap
mendaftarkan penerima bantuan iuran sebagai peserta kepada Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial.
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
(2)
|
Penerima bantuan iuran sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) adalah fakir miskin dan orang tidak mampu.
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
(3)
|
Ketentuan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dan ayat (2) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Pasal 15
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
(1)
|
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
wajib memberikan nomor identitas tunggal kepada setiap peserta dan anggota
keluarganya.
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
(2)
|
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
wajib memberikan informasi tentang hak dan kewajiban kepada peserta untuk
mengikuti ketentuan yang berlaku.
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Pasal 16
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
Setiap peserta berhak memperoleh
manfaat dan informasi tentang pelaksanaan program jaminan sosial yang
diikuti.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Pasal 17
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
(1)
|
Setiap peserta wajib membayar
iuran yang besarnya ditetapkan berdasarkan persentase dari upah atau suatu
jumlah nominal tertentu.
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
(2)
|
Setiap pemberi kerja wajib
memungut iuran dari pekerjanya, menambahkan iuran yang menjadi kewajibannya
dan membayarkan iuran tersebut kepada Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
secara berkala.
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
(3)
|
Besarnya iuran sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) ditetapkan untuk setiap jenis program
secara berkala sesuai dengan perkembangan sosial, ekonomi dan kebutuhan dasar
hidup yang layak.
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
(4)
|
Iuran program jaminan sosial bagi
fakir miskin dan orang yang tidak mampu dibayar oleh Pemerintah.
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
(5)
|
Pada tahap pertama, iuran
sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dibayar oleh Pemerintah untuk program jaminan
kesehatan.
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
(6)
|
Ketentuan sebagaimana dimaksud
pada ayat (4) dan ayat (5) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
BAB VI
PROGRAM JAMINAN SOSIAL
Bagian Kesatu
Jenis Program Jaminan Sosial
Pasal 18
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
Jenis Program jaminan sosial
meliputi :
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
a.
|
jaminan kesehatan;
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
b.
|
jaminan kecelakaan kerja;
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
c.
|
jaminan hari tua;
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
d.
|
jaminan pensiun; dan
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
e.
|
jaminan kematian.
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Bagian Kedua
Jaminan Kesehatan
Pasal 19
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
(1)
|
Jaminan kesehatan diselenggarakan
secara nasional berdasarkan prinsip asuransi sosial dan prinsip ekuitas.
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
(2)
|
Jaminan kesehatan diselenggarakan
dengan tujuan menjamin agar peserta memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan
dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan.
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Pasal 20
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
(1)
|
Peserta jaminan kesehatan adalah
setiap orang yang telah membayar iuran atau iurannya dibayar oleh Pemerintah.
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
(2)
|
Anggota keluarga peserta berhak
menerima manfaat jaminan kesehatan.
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
(3)
|
Setiap peserta dapat
mengikutsertakan anggota keluarga yang lain yang menjadi tanggungannya dengan
penambahan iuran.
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Pasal 21
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
(1)
|
Kepesertaan jaminan kesehatan
tetap berlaku paling lama 6 (enam) bulan sejak seorang peserta mengalami
pemutusan hubungan kerja.
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
(2)
|
Dalam hal peserta sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) setelah 6 (enam) bulan belum memperoleh pekerjaan dan
tidak mampu, iurannya dibayar oleh Pemerintah.
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
(3)
|
Peserta yang mengalami cacat total
tetap dan tidak mampu, iurannya dibayar oleh Pemerintah.
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
(4)
|
Ketentuan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) diatur lebih lanjut dengan Peraturan
Presiden.
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Pasal 22
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
(1)
|
Manfaat jaminan kesehatan bersifat
pelayanan perseorangan berupa pelayanan kesehatan yang mencakup pelayanan
promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif, termasuk obat dan bahan medis
habis pakai yang diperlukan.
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
(2)
|
Untuk jenis pelayanan yang dapat
menimbulkan penyalahgunaan pelayanan, pesrta dikenakan urun biaya.
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
(3)
|
Ketentuan mengenai pelayanan
kesehatan dan urun biaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)
diatur lebih lanjut dalam Peraturan Presiden.
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Pasal 23
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
(1)
|
Manfaat jaminan kesehatan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 diberikan pada fasilitas kesehatan milik
Pemerintah atau swasta yang menjalin kerjasama dengan Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial.
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
(2)
|
Dalam keadaan darurat, pelayanan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat diberikan pada fasilitas kesehatan
yang tidak menjalin kerjasama dengan Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial.
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
(3)
|
Dalam hal di suatu daerah belum
tersedia fasilitas kesehatan yang memenuhi syarat guna memenuhi kebutuhan
medik sejumlah peserta, Badan Penyelenggara Jaminan Sosial wajib memberikan
kompensasi.
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
(4)
|
Dalam hal peserta membutuhkan
rawat inap di rumah sakit, maka kelas pelayanan di rumah sakit diberikan
berdasarkan kelas standar.
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
(5)
|
Ketentuan sebagaimana dimaksud
pada ayat (3) dan ayat (4) diatur lebih lanjut dalam Peraturan Presiden.
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Pasal 24
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
(1)
|
Besarnya pembayaran kepada
fasilitas kesehatan untuk setiap wilayah ditetapkan berdasarkan kesepakatan antara
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial dan asosiasi fasilitas kesehatan di
wilayah tersebut.
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
(2)
|
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
wajib membayar fasilitas kesehatan atas pelayanan yang diberikan kepada
peserta paling lambat 15 (lima belas) hari sejak permintaan pembayaran
diterima.
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
(3)
|
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
mengembangkan sistem pelayanan kesehatan, sistem kendali mutu pelayanan, dan
sistem pembayaran pelayanan kesehatan untuk meningkatkan efisiensi dan
efektivitas jaminan kesehatan.
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Pasal 25
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
Daftar dan harga tertinggi
obat-obatan, serta bahan medis habis pakai yang dijamin oleh Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial ditetapkan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Pasal 26
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
Jenis-jenis pelayanan yang tidak dijamin
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial akan diatur lebih lanjut dalam Peraturan
Presiden.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Pasal 27
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
(1)
|
Besarnya iuran jaminan kesehatan
untuk peserta penerima upah ditentukan berdasarkan persentase dari upah
sampai batas tertentu, yang secara bertahap ditanggung bersama oleh pekerja
dan pemberi kerja.
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
(2)
|
Besarnya iuran jaminan kesehatan
untuk peserta yang tidak menerima upah ditentukan berdasarkan nominal yang
ditinjau secara berkala.
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
(3)
|
Besarnya iuran jaminan kesehatan
untuk penerima bantuan iuran ditentukan berdasarkan nominal yang ditetapkan
secara berkala.
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
(4)
|
Batas upah sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), ditinjau secara berkala.
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
(5)
|
Besarnya iuran sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), ayat (2), dan ayat (3), serta batas upah sebagaimana
dimaksud pada ayat (4) diatur lebih lanjut dalam Peraturan Presiden.
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Pasal 28
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
(1)
|
Pekerja yang memiliki anggota
keluarga lebih dari 5 (lima) orang dan ingin mengikutsertakan anggota
keluarga yang lain wajib membayar tambahan iuran.
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
(2)
|
Tambahan iuran sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diatur lebih lanjut dalam Peraturan Presiden.
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Bagian Ketiga
Jaminan Kecelakaan Kerja Pasal 29 |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
(1)
|
Jaminan kecelakaan kerja
diselenggarakan secara nasional berdasarkan prinsip asuransi sosial.
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
(2)
|
Jaminan kecelakaan kerja
diselenggarakan dengan tujuan menjamin agar peserta memperoleh manfaat
pelayanan kesehatan dan santunan uang tunai apabila seorang pekerja mengalami
kecelakaan kerja atau menderita penyakit akibat kerja.
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Pasal 30
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
Peserta jaminan kecelakaan kerja
adalah seseorang yang telah membayar iuran.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Pasal 31
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
(1)
|
Peserta yang mengalami kecelakaan
kerja berhak mendapatkan manfaat berupa pelayanan kesehatan sesuai dengan
kebutuhan medisnya dan mendapatkan manfaat berupa uang tunai apabila terjadi
cacat total tetap atau meninggal dunia.
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
(2)
|
Manfaat jaminan kecelakaan kerja
yang berupa uang tunai diberikan sekaligus kepada ahli waris pekerja yang
meninggal dunia atau pekerja yang cacat sesuai dengan tingkat kecacatan.
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
(3)
|
Untuk jenis-jenis pelayanan
tertentu atau kecelakaan tertentu, pemberi kerja dikenakan urun biaya.
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Pasal 32
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
(1)
|
Manfaat jaminan kecelakaan kerja
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 ayat (1) diberikan pada fasilitas kesehatan
milik Pemerintah atau swasta yang memenuhi syarat dan menjalin kerja sama
dengan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial.
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
(2)
|
Dalam keadaan darurat, pelayanan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat diberikan pada fasilitas kesehatan
yang tidak menjalin kerja sama dengan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial.
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
(3)
|
Dalam hal kecelakaan kerja terjadi
di suatu daerah yang belum tersedia fasilitas kesehatan yang memenuhi syarat,
maka guna memenuhi kebutuhan medis bagi peserta, Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial wajib memberikan kompensasi.
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
(4)
|
Dalam hal peserta membutuhkan
rawat inap di rumah sakit, maka kelas perawatan di rumah sakit diberikan
kelas standar.
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Pasal 33
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
Ketentuan lebih lanjut mengenai
besarnya manfaat uang tunai, hak ahli waris, kompensasi, dan pelayanan medis
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 dan Pasal 32 diatur lebih lanjut dalam
Peraturan Pemerintah.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Pasal 34
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
(1)
|
Besarnya iuran jaminan kecelakaan
kerja adalah sebesar persentase tertentu dari upah atau penghasilan yang
ditanggung seluruhnya oleh pemberi kerja.
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
(2)
|
Besarnya iuran jaminan kecelakaan
kerja untuk peserta yang tidak menerima upah adalah jumlah nominal yang
ditetapkan secara berkala oleh Pemerintah.
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
(3)
|
Besarnya iuran sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) bervariasi untuk setiap kelompok pekerja sesuai dengan
risiko lingkungan kerja.
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
(4)
|
Ketentuan sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) dan ayat (3) diatur lebih lanjut dalam Peraturan Pemerintah.
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Bagian Keempat
Jaminan Hari Tua
Pasal 35 |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
(1)
|
Jaminan hari tua diselenggarakan
secara nasional berdasarkan prinsip asuransi sosial atau tabungan wajib.
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
(2)
|
Jaminan hari tua diselenggarakan
dengan tujuan untuk menjamin agar peserta menerima uang tunai apabila
memasuki masa pensiun, mengalami cacat total tetap, atau meninggal dunia.
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Pasal 36
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
Peserta jaminan hari tua adalah
peserta yang telah membayar iuran.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Pasal 37
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
(1)
|
Manfaat jaminan hari tua berupa
uang tunai dibayarkan sekaligus pada saat peserta memasuki usia pensiun,
meninggal dunia, atau mengalami cacat total tetap.
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
(2)
|
Besarnya manfaat jaminan hari tua
ditentukan berdasarkan seluruh akumulasi iuran yang telah disetorkan ditambah
hasil pengembangannya.
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
(3)
|
Pembayaran manfaat jaminan hari
tua dapat diberikan sebagian sampai batas tertentu setelah kepesertaan
mencapai minimal 10 (sepuluh) tahun.
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
(4)
|
Apabila peserta meninggal dunia,
ahli warisnya yang sah berhak menerima manfaat jaminan hari tua.
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
(5)
|
Ketentuan sebagaimana dimaksud
pada ayat (3) dan ayat (4) diatur lebih lanjut dalam Peraturan Pemerintah.
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Pasal 38
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
(1)
|
Besarnya iuran jaminan hari tua
untuk peserta penerima upah ditetapkan berdasarkan persentase tertentu dari
upah atau penghasilan tertentu yang ditanggung bersama oleh pemberi kerja dan
pekerja.
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
(2)
|
Besarnya iuran jaminan hari tua
untuk peserta yang tidak menerima upah ditetapkan berdasarkan jumlah nominal
yang ditetapkan secara berkala oleh Pemerintah.
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
(3)
|
Ketentuan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dan ayat (2) diatur lebih lanjut dalam Peraturan Pemerintah.
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Bagian Kelima
Jaminan Pensiun Pasal 39 |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
(1)
|
Jaminan pensiun diselenggarakan
secara nasional berdasarkan prinsip asuransi sosial atau tabungan wajib.
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
(2)
|
Jaminan pensiun diselenggarakan
untuk mempertahankan derajat kehidupan yang layak pada saat peserta
kehilangan atau berkurang penghasilannya karena memasuki usia pensiun atau
mengalami cacat total tetap.
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
(3)
|
Jaminan pensiun diselenggarakan
berdasarkan manfaat pasti.
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
(4)
|
Usia pensiun ditetapkan menurut
ketentuan peraturan perundang-undangan.
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Pasal 40
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
Peserta jaminan pensiun adalah
pekerja yang telah membayar iuran.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Pasal 41
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
(1)
|
Manfaat jaminan pensiun berwujud
uang tunai yang diterima setiap bulan sebagai :
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
a.
|
Pensiun hari tua, diterima peserta
setelah pensiun sampai meninggal dunia;
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
b.
|
Pensiun cacat, diterima peserta
yang cacat akibat kecelakaan atau akibat penyakit sampai meninggal dunia;
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
c.
|
Pensiun janda/duda, diterima
janda/duda ahli waris peserta sampai meninggal dunia atau menikah lagi;
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
d.
|
Pensiun anak, diterima anak ahli
waris peserta sampai mencapai usia 23 (dua puluh tiga) tahun, bekerja, atau
menikah; atau
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
e.
|
Pensiun orang tua, diterima orang
tua ahli waris peserta lajang sampai batas waktu tertentu sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
(2)
|
Setiap peserta atau ahli warisnya
berhak mendapatkan pembayaran uang pensiun berkala setiap bulan setelah
memenuhi masa iur minimal 15 (lima belas) tahun, kecuali ditetapkan lain oleh
peraturan perundang-undangan.
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
(3)
|
Manfaat jaminan pensiun dibayarkan
kepada peserta yang telah mencapai usia pensiun sesuai formula yang
ditetapkan.
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
(4)
|
Apabila peserta meninggal dunia
sebelum mencapai usia pensiun atau belum memenuhi masa iur 15 (lima belas)
tahun, ahli warisnya tetap berhak mendapatkan manfaat jaminan pensiun.
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
(5)
|
Apabila peserta mencapai usia
pensiun sebelum memenuhi masa iur 15 (lima belas) tahun, peserta tersebut
berhak mendapatkan seluruh akumulasi iurannya ditambah hasil pengembangannya.
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
(6)
|
Hak ahli waris atas manfaat
pensiun anak berakhir apabila anak tersebut menikah, bekerja tetap, atau
mencapai usia 23 (dua puluh tiga) tahun.
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
(7)
|
Manfaat pensiun cacat dibayarkan
kepada peserta yang mengalami cacat total tetap meskipun peserta tersebut
belum memasuki usia pensiun.
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
(8)
|
Ketentuan mengenai manfaat pensiun
sebagaimana dimaksud pada ayat (3), diatur lebih lanjut dalam Peraturan
Presiden.
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Pasal 42
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
(1)
|
Besarnya iuran jaminan pensiun
untuk peserta penerima upah ditentukan berdasarkan persentase tertentu dari
upah atau penghasilan atau suatu jumlah nominal tertentu yang ditanggung
bersama antara pemberi kerja dan pekerja.
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
(2)
|
Ketentuan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) diatur lebih lanjut dalam Peraturan Pemerintah.
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Bagian Keenam
Jaminan Kematian Pasal 43 |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
(1)
|
Jaminan kematian diselenggarakan
secara nasional berdasarkan prinsip asuransi sosial.
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
(2)
|
Jaminan kematian diselenggarakan
dengan tujuan untuk memberikan santunan kematian yang dibayarkan kepada ahli
waris peserta yang meninggal dunia.
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Pasal 44
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
Peserta jaminan kematian adalah
setiap orang yang telah membayar iuran.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Pasal 45
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
(1)
|
Manfaat jaminan kematian berupa
uang tunai dibayarkan paling lambat 3 (tiga) hari kerja setelah klaim
diterima dan disetujui Badan Penyelenggara Jaminan Sosial.
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
(2)
|
Besarnya manfaat jaminan kematian
ditetapkan berdasarkan suatu jumlah nominal tertentu.
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
(3)
|
Ketentuan mengenai manfaat
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur lebih lanjut dalam Peraturan
Pemerintah.
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Pasal 46
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
(1)
|
Iuran jaminan kematian ditanggung
oleh pemberi kerja.
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
(2)
|
Besarnya iuran jaminan kematian
bagi peserta penerima upah ditentukan berdasarkan persentase tertentu dari
upah atau penghasilan.
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
(3)
|
Besarnya iuran jaminan kematian
bagi peserta bukan penerima upah ditentukan berdasarkan jumlah nominal
tertentu dibayar oleh peserta.
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
(4)
|
Ketentuan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) diatur lebih lanjut dalam Peraturan
Pemerintah.
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
BAB VII
PENGELOLAAN DANA JAMINAN SOSIAL
Pasal 4 7 |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
(1)
|
Dana Jaminan Sosial wajib dikelola
dan dikembangkan oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial secara optimal
dengan mempertimbangkan aspek likuiditas, solvabilitas, kehati-hatian,
keamanan dana, dan hasil yang memadai.
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
(2)
|
Tata cara pengelolaan dan
pengembangan Dana Jaminan Sosial sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur
lebih lanjut dalam Peraturan Pemerintah.
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Pasal 48
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
Pemerintah dapat melakukan
tindakan-tindakan khusus guna menjamin terpeliharanya tingkat kesehatan
keuangan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Pasal 49
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
(1)
|
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
mengelola pembukuan sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku.
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
(2)
|
Subsidi silang antarprogram dengan
membayarkan manfaat suatu program dari dana program lain tidak diperkenankan.
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
(3)
|
Peserta berhak setiap saat
memperoleh informasi tentang akumulasi iuran dan hasil pengembangannya serta
manfaat dari jenis program jaminan hari tua, jaminan pensiun, dan jaminan
kematian.
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
(4)
|
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
wajib memberikan informasi akumulasi iuran berikut hasil pengembangannya
kepada setiap peserta jaminan hari tua sekurang-kurangnya sekali dalam satu
tahun.
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Pasal 50
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
(1)
|
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
wajib membentuk cadangan teknis sesuai dengan standar praktek aktuaria yang
lazim dan berlaku umum.
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
(2)
|
Ketentuan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) diatur lebih lanjut dalam Peraturan Pemerintah.
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Pasal 51
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
Pengawasan terhadap pengelolaan
keuangan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial dilakukan oleh instansi yang
berwenang sesuai dengan peraturan perundangan-undangan.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
BAB VIII
KETENTUAN PERALIHAN Pasal 52 |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
(1)
|
Pada saat Undang-Undang ini mulai
berlaku :
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
a.
|
Perusahaan Perseroan (Persero)
Jaminan Sosial Tenaga Kerja (JAMSOSTEK) yang dibentuk dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 36 Tahun 1995 tentang Penetapan Badan Penyelenggara Program
Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995
Nomor 59), berdasarkan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1992 tentang Jaminan
Sosial Tenaga Kerja (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 14,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 3468);
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
b.
|
Perusahaan Perseroan (Persero)
Dana Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri (TASPEN) yang dibentuk dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 1981 tentang Pengalihan Bentuk Perusahaan
Umum Dana Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri Menjadi Perusahaan Perseroan
(Persero) (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1991 Nomor 38),
berdasarkan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1969 tentang Pensiun Pegawai dan
Pensiun Janda/Duda Pegawai (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1969
Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2906), Undang-Undang Nomor 8 Tahun
1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3014) sebagaimana telah
diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3890), dan
Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 1981 tentang Asuransi Sosial Pegawai
Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1981 Nomor 37,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 3200);
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
c.
|
Perusahaan
Perseroan (Persero) Asuransi Sosial Angkatan Bersenjata Republik Indonesia
(ASABRI) yang dibentuk dengan Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 1991
tentang Pengalihan Bentuk Perusahaan Umum (Perum) Asuransi Sosial Angkatan
Bersenjata Republik Indonesia menjadi Perusahaan Perseroan (Persero)
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1991 Nomor 88);
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
d.
|
Perusahaan Perseroan (Persero)
Asuransi Kesehatan Indonesia (ASKES) yang dibentuk dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 6 Tahun 1992 tentang Pengalihan Bentuk Perusahaan Umum
(Perum) Husada Bhakti menjadi Perusahaan Perseroan (Persero) (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 16);
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
tetap berlaku sepanjang belum
disesuaikan dengan Undang-Undang ini.
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
(2)
|
Semua ketentuan yang mengatur
mengenai Badan Penyelenggara Jaminan Sosial sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) disesuaikan dengan Undang-Undang ini paling lambat 5 (lima) tahun sejak
Undang-Undang ini diundangkan.
|
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Sistem Jaminan Sosial Nasional (national social
security system) adalah sistem penyelenggaraan program negara dan
pemerintah untuk memberikan perlindungan sosial, agar setiap penduduk dapat
memenuhi kebutuhan dasar hidup yang layak, menuju terwujudnya kesejahteraan
sosial bagi seluruh penduduk Indonesia.
Jaminan sosial adalah salah satu bentuk perlindungan sosial untuk menjamin
seluruh rakyat agar dapat memenuhi kebutuhan dasar hidupnya yang layak.
Beberapa Prinsip
Sistem Jaminan Sosial Nasional, antara lain :
1.
Prinsip kegotong royongan.
2.
Prinsip nirlaba.
3.
Prinsip keterbukaan, kehati-hatian, akuntabilitas, efisiensi dan efektivitas.
4.
Prinsip portabilitas.
5.
Prinsip kepesertaan bersifat wajib.
6.
Prinsip dana amanat.
7.
Prinsip hasil pengelolaan Dana Jaminan Sosial Nasional
Sistem Jaminan Sosial Nasional bertujuan untuk memberikan
jaminan terpenuhinya kebutuhan dasar hidup yang layak bagi setiap peserta
dan/atau anggota keluarganya.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Mukti A.G., Moertjahjo, Sistem jaminan Kesehatan: Konsep
Desentralisasi Terintegrasi, PT KHM, Yogyakarta 2008.
2.
Nurman, A., Martini, A., Merumuskan Skema Penyediaan Jaminan
Pelayanan Kesehatan Yang Sesuai Untuk Daerah, Perkumpulan Inisiatif, Bandung
2008.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar