Kamis, 16 Maret 2017

SUHU

BAB I
   PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Suhu adalah besaran yang menyatakan derajat panas dingin suatu benda dan alat yang digunakan untuk mengukur suhu adalah termometer. Dalam kehidupan sehari-hari masyarakat untuk mengukur suhu cenderung menggunakan indera peraba. Tetapi dengan adanya perkembangan teknologi maka diciptakanlah termometer untuk mengukur suhu dengan valid.

B.     Tujuan
1.      Mengetahui suhu badan panas.
2.      Mengetahui adanya kelainan pada tubuh dipergunakan sebagai salah satu penyokong dalam membantu menentukan diagnosa.
3.      Mengetahui perkembangan penyakit.

C.     Rumusan Masalah
1.      Pengertian Suhu
2.      Jenis Pengukuran Suhu Tubuh
3.      Nilai Normal Suhu
4.      Kontraindikasi
5.      Prosedur Mengukur Suhu Tubuh
6.      Masalah yang berhubungan dengan suhu




BAB II
    PEMBAHASAN

1.      Pengertian
      Suhu adalah pernyataan tentang perbandingan derajat panas atau dingin yang diukur berdasarkan skala tertentu dengean menggunakanan berbagai tipe termometer. (Nanda International.2009-2011 ).
Suhu adalah suatu ukuran kecenderungan bentuk atau sistem untuk melepaskan tenaga secara spontan (Lynda Juall Corpenito.1998)
Dalam dunia kesehatan, pemeriksaan suhu tubuh termasuk dalam tolak ukur utama untuk mengetahui keadaan pasien dan diagnosa. Sehingga, kemampuan pengukuran suhu tubuh sangatlah penting bagi tenaga kesehatan dibidang apapun.

2.      Jenis Pengukuran Suhu Tubuh
Dalam pengukuran suhu tubuh, terdapat tiga (3) macam cara, yaitu :
a.   Peroral (sublingual), yaitu mengukur suhu melalui oral(mulut).
Keuntungan:
1)   Mudah dijangkau dan tidak membutuhkan perubahan posisi.
2)    Nyaman bagi klien.
3)    Memberi pembacaan suhu permukaan yang akurat.
Kerugian:
1)   Tidak boleh dilakukan pada klien yang bernapas lewat mulut.
2)   Tidak boleh dilakukan pada klien yang mengalami bedah oral, trauma oral, riwayat epilepsi, atau gemetar akibat kedinginan.
3)   Tidak boleh dilakukan pada bayi, anak kecil, anak yang sedang menangis atau klien konfusi, tidak sadar atau tidak kooperatif.
4)   Risiko terpapar cairan tubuh
b.   Peraxila, yaitu mengukur suhu melalui axila(ketiak).
Keuntungan:
1)   Aman dan non-invasif
2)   Cara yang lebih disukai pada bayi baru lahir dank lien yang tidak kooperatif.
   Kerugian:
3)   Waktu pengukuran lama
4)    Memerlukan bantuan perawat untuk mempertahankan posisi klien
3.     Per rektal, yaitu mengukur suhu melalui rektum(dubur).
Keuntungan:
1)   Terbukti lebih dapat diandalkan bila suhu oral tidak dapat diperoleh
2)    Menunjukkan suhu inti
Kerugian:
1)    Tidak boleh dilakukan pada klien yang mengalami bedah rektal, kelainan rektal, nyeri pada area rektal, atau cenderung perdarahan.
2)    Memerlukan perubahan posisi dan dapat merupakan sumber rasa malu dan ansietas klien.
3)    Risiko terpajan cairan tubuh
4)     Memerlukan lubrikasi
5)     Dikontradiksikan pada bayi baru lahir.

3.      Nilai Normal Suhu
a.       Suhu Oral    : 37o C
b.      Suhu Aksila : 36,4o C
c.       Suhu Rektal : 37,5o C

4.      Kontraindikasi
a.       Suhu Oral
1.      Klien tidak mampu menahan termometer di dalam mulut.
2.      Resiko tergigit oleh klien seperti bayi atau anak kecil.
3.      Klien bingung atau tidak sadar .
4.      Perbedaan oral .
5.      Trauma mulut atau wajah .
6.      Bernapas hanya dengan melalui mulut.
7.      Riwayat kejang-kejang.
8.      Gemetar kedinginan.
b.      Suhu Aksila
1.      Pasien yang sangat kurus.
2.      Pasien yang luka / kudis diketiak, operasi pada mammae.
c.       Suhu Rektal
1.      Pembedahanatau gangguan pada rectal seperti pada tumor/hemoroid.
2.      Klien yang tidak dapat berposisi baik seperti mereka dengan traksi atau pada bayi baru lahir.
3.      Pada klien yang berpenyakit kelamin

5.   Prosedur Mengukur Suhu Tubuh
  a.  Mengukur Suhu Oral
           Yaitu mengukur suhu badan dengan menggunakan  termometer yang ditempatkan di   mulut.
1.      Tujuan
       Mengetahui suhu klien untuk menentukan tindakan dan diagnosa
2.    Persiapan alat
a)   Termometer air raksa/termometer elektrik siap pakai
b)   Larutan sabun, desinfektan, air bersih dalam tempatnya
c)   Sarung tangan
d)   Tissue
e)   Bengkok
f)   Buku catatan dan alat tulis
3.    Prosedur
a)  Menjelaskan pada klien tentang tindakan  yang  akan dilakukan
b)  Mendekatkan alat kesamping klien
c)  Mencuci tangan dan memakai sarung  tangan
d)  Menempatkan termometer  di bawah  lidah klien dalam kantung sub lingual       lateral ketengah  rahang  bawah
e)  Meminta klien menahan termometer dengan bibir terkatup dan hindari penggigitan. Bila klien tidak mampu menahan termometer dalam mulut maka  pegangi termometer
f)  Biarkan  termometer di tempat tersebut :
     1) Termometer air raksa           : 2-3 menit
     2) Termemoter  Digital            : sampai sinyal terdengar
g)  Keluarkan termometer dengan hati-hati
h)  Lap termometer memakai tissue dengan gerakan memutar dari atas ke arah reservoir, kemudian buang tissue  di bengkok
i)  Baca air raksa atau digitnya
j)  Menurunkan tingkat air raksa/mengembalikan  termometer digital ke skala awal
k)  Mengembalikan termometer pada tempatnya
l)   Melepas sarung tangan dan mencuci tangan
m) Mendokumentasikan hasil tindakan

b.  Mengukur Suhu Aksila
Yaitu mengukur suhu badan dengan menggunakan termometer yang di tempatkan di ketiak (aksila). Suhu aksila tidak seakurat pengukuran rektal atau oral, dan ini umumnya mengukur 1 derajat lebih rendah dari suhu oral jika diukur secara bersamaan.
 1.       Tujuan
 Mengetahui suhu badan klien untuk menentukan tindakan dan membantu menentukan diagnosa
2.    Persiapan alat
a)  Termometer air raksa/termometer elektrik  siap pakai
b)  Larutan sabun, desinfektan, air bersih  dalam tempatnya
c)  Sarung tangan
d)  Tissue
e)  Bengkok
f)  Buku catatan dan alat tulis
3.     Prosedur
 a)  Menjelaskan pada klien tentang tidakan yang akan dilakukan
 b)  Mendekatkan alat ke samping klien
 c)  Mencuci tangan dan memakai sarung tangan
 d)  Memasang tirai atau menutup gorden/ pintu ruangan
e)  Membantu klien untuk duduk atau posisi berbaring terlentang. Buka pakaian pada lengan klien
f)  Menempatkan termometer di tengah ketiak, turunkan lengan  dan silangkan lengan di bawah klien
g)  Biarkan termometer di tempat tersebut
(1) Termometer air raksa : 5-10 Menit
(2) Termometer digital : sampai sinyal terdengar
h)   Keluarkan termometer dengan hati-hati
i)   Lap termometer memakai tissue dengan gerakan memutar dari atas ke arah reservoir, kemudian tissue di  bengkok
j)   Baca air raksa atau digitnya
k)  Membantu klien merapikan bajunya
l)   Menurunkan tingkat air raksa/mengembalikan termometer digital ke skala awal
m) Mengembalikan termometer pada tempatnya
n)  Melepas sarung tangan dan mencuci tangan
o)  Mendokumentasikan hasil tindakan

c.   Mengukur Suhu Rektal
Yaitu mengukur suhu badan dengan menggunakan termometer yang ditempatkan di rektal. American Academy of Pediatric merekomendasikan pengukuran suhu rectal untuk anak di bawah usia 3 tahun, karena hal ini memberikan bacaan yang paling akurat dari suhu utama tubuh. Pengukuran suhu rectal akan membaca sekitar 1 derajat lebih tinggi dari suhu oral jika dilakukan pengukuran secar bersamaan.
  1.   Tujuan
Mengetahui suhu badan klien untuk menentukan tindakan dan membantu menegakkan diagnosa
  2.    Persiapan alat
a)  Termometer air raksa/termometer elektrik siap pakai
b)  Larutan sabun, desinfektan, air bersih dalam tempatnya
c)  Vaseline/pelumas larut air
d)  Sarung tangan
 e)  Tissue
 f)  Bengkok
 g)  Buku catatan dan alat tulis
  3.   Prosedur
a)  Menjelaskan pada klien tentang tindakan yang akan dilakukan
b)  Mendekatkan alat ke samping klien
c)  Mencuci tangan dan memakai sarung tangan
d)  Memasang tirai atau menutup gorden/pintu ruangan
e)  Membuka pakaian bagian bawah
f)  Mengatur posisi klien
   (1) Dewasa      : Sim atau miring dan kaki sebelah atas tekuk ke arah perut
                        (2) Bayi/anak   : Tengkurap/terlentang
g)  Melumasi ujung termometer dengan Vaseline sekitar 2,5-3,5 cm untuk orang dewasa dan 1,5-2,5 cm untuk bayi/anak
h)  Membuka anus dengan menaikkan bokong atas dengan tangan kiri (untuk orang dewasa). Bila bayi  tengkurap di tempat tidur, renggangkan kedua bokong dengan jari-jari.
i)  Minta klien menarik nafas dalam dan masukkan termometer secara perlahan kedalam anus sekitar 3,5 cm pada orang dewasa dan pada bayi 1,5-2,5 cm
j)  Pegang termometer ditempatnya selama 2-3 menit (orang dewasa) dan 5 menit (untuk anak-anak)
k)  Keluarkan termometer dengan hati-hati
l)  Lap termometer memakai tissue dengan gerakan memutar dari atas ke arah reservoir, kemudian buang tissue di bengkok
m) Baca air raksa atau digitnya
n)  Melap area anal untuk membersihakan  pelumas atau feaces dan merapikan klien
o)  Membersihkan termometer air raksa
p)  Menurunkan tingkat air raksa/mengembalikan termometer digital ke skala awal
q)  Mengembalikan termometer pada tempatnya
r)  Melepas sarung tangan dan mencuci tangan
s)  Mendokumentasikan hasil tindakan

6.   Masalah yang berhubungan dengan suhu
a.       Hipertermi
Hipertermi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami  atau berisiko untuk mengalami kenaikan suhu tubuh secara terus-menerus lebih tinggi dari 370C (peroral) atau 38.80C (perrektal) karena peningkatan kerentanan terhadap faktor-faktor eksternal (Linda Juall Corpenito)
Hipertermi adalah peningkatan suhu tubuh diatas kisaran normal (NANDA International 2009-2011)
b.      Etiologi
1.      Perubahan mekanisme pengaturan panas sentral yang berhubungan dengan trauma lahir dan obat-obatan
2.      Infeksi oleh bacteria, virus atau protozoa.
3.      Peradangan
4.      Ketidak efektifan suhu sekunder pada usia lanjut
5.      Kerusakan jaringan misalnya demam rematik pada pireksia, terdapat peningkatan produksi panas dan penurunan kehilangan panas pada suhu febris.

c.       Manifestasi Klinis
1.      Suhu tinggi 37.80C (1000F) peroral atau 38.80C (1010F)
2.      Taki kardia
3.      Kulit kemerahan
4.      Hangat pada sentuhan
5.      Menggigil
6.      Dehidrasi
7.      Kehilangan nafsu makan

d.      Patofisiologi
1.  Fase I: awal (awitan dingin atau menggigil)
a.       Peningkatan denyut jantung
b.      Peningkatan laju dan kedalaman pernafasan
c.       Menggigil akibat tegangan dan kontraksi otot
d.      Kulit pucat dan dingin karena vasokontriksi
e.       Merasakan sensasi dingin
f.       Dasar kuku mengalami sianosis karena vasokontriksi
g.      Rambut kulit berdiri
h.      Pengeluaran keringat berlebihan
i.        Peningkatan suhu tubuh
2.  Fase II: proses demam
a.       Proses menggigil lenyap
b.      Kulit terasa hangat / panas
c.       Merasa tidak panas atau dingin
d.      Peningkatan nadi dan laju pernafasan
e.       Peningkatan rasa haus
f.       Dehidrasi ringan hingga berat
g.      Mengantuk, delirium, atau kejang akibat iritasi sel saraf
h.      Lesi mulut herpetik
i.        Kehilangan nafsu makan ( jika demam memanjang )
j.        Kelemahan, keletihan, dan nyeri ringan pada otot akibat katabolisme protein
3.  Fase III: pemulihan
a.       Kulit tampak merah dan hangat
b.      Berkeringat
c.       Menggigil ringanKemungkinan mengalami dehidrasi


e.       Penatalaksanaan keperawatan yang diberikan yaitu:
1.      Beri pasien banyak minum. pasien menjadi lebih mudah dehidrasi pada waktu menderita panas. Minum air membuat mereka merasa lebih baik dan mencegah dehidrasi.
2.      Beri pasien banyak istirahat, agar produksi panas yang diproduksi tubuh seminimal mungkin.
3.      Beri kompres hangat di beberapa bagian tubuh, seperti ketiak, lipatan paha, leher belakang.



BAB III
        PENUTUP
Ø  Kesimpulan
Suhu adalah pernyataan tentang perbandingan (derajat) panas suatu zat. Dapat pula dikatakan sebagai ukuran panas atau dinginnya suatu benda. Sedangkan dalam bidang termodinamika suhu adalah suatu ukuran kecenderungan bentuk atau sistem untuk melepaskan tenaga secara spontan. Dalam dunia kesehatan, pemeriksaan suhu tubuh termasuk dalam tolak ukur utama untuk mengetahui keadaan pasien dan diagnosa. Sehingga, kemampuan pengukuran suhu tubuh sangatlah penting bagi tenaga kesehatan dibidang apapun.
      Pengukuran ada 3 macam yaitu:
1.      Suhu oral
2.      Suhu aksila
3.      Suhu rektal
Nilai Normal Suhu
1.      Suhu Oral    : 37o C
2.      Suhu Aksila : 36,4o C
3.      Suhu Rektal : 37,5o C

Ø  Saran
Bagi pembaca, khususnya saya sebagai penulis agar mengaplikasikan cara untuk mengukur suhu tubuh di masyarakat sekitar, dapat menangani masalah yang terjadi akibat peningkatan suhu tubuh.
Kritik dan masukan dari pembaca untuk membuat makalah kami lebih baik.





DAFTAR PUSTAKA

http://nandarnurse.blogspot.com/2012/01/makalah-pengukuran-suhu-tubuh.html#axzz3hRIUIFTl
http://merry-creations.blogspot.com/2012/02/v-behaviorurldefaultvmlo.html
Lynda Juall Corpenito.1998.Diagnosa Keperawatan Aplikasi pada Praktek Klinis.Jakarta.EGC
Nanda International.2009-2011.Diagnosa Keperawatan Definisi dan Klasifikasi.Jakarta.EGC


Tidak ada komentar:

Posting Komentar