RESUME ASKEB KEHAMILAN
(Tanda-tanda bahaya kehamilan lanjut)
(Tanda-tanda bahaya kehamilan lanjut)
Dosen Pembimbing:Githa Andriani,S.SiT,M.Kes
DISUSUN OLEH :
PRATIWI ATMANEGARA
NIM: 16140227
KELAS: B13-2
PROGRAM STUDI D4 BIDAN PENDIDIK
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UUNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA
T.A 2016/2017
TANDA BAHAYA KEHAMILAN LANJUT
A.
PENGERTIAN TANDA BAHAYA KEHAMILAN
Tanda bahaya adalah keadaan-keadaan pada ibu hamil yang
mengancam jiwa ibu dan janin yang dikandungnya selama kehamilan. Tanda-tanda
bahaya dalam kehamilan dapat terjadi kapan saja. Mungkin ketika kehamilan masih
muda, mungkin juga pada kehamilan lanjut. Tidak jarang pada saat-saat menjelang
persalinan
Tanda bahaya dalam kehamilan perlu kita waspadai agar ibu
dan bayi dapat terhindar dari bahaya
atau kematian.
B. TANDA-TANDA BAHAYA
PADA KEHAMILAN TRIMESTER III
1.
Perdarahan pervaginam
Tiap perdarahan keluar dari liang
senggama pada ibu hamil setelah 28 minggu disebut perdarahan antepartum.
Perdarahan antepartum harus mendapat perhatian penuh, karena merupakan tanda bahaya
yang mengancam nyawa ibu dan atau janinnya. Perdarahan dapat keluar
sedikit-sedikit tetapi terus menerus, lama-lama ibu menderita anemia berat.
Perdarahan dapat juga keluar sekaligus banyak yang menyebabkan ibu syok, lemas/
nadi kecil dan tekanan darah menurun.
Perdarahan pervaginam pada
kehamilan lanjut yang termasuk kriteria tanda bahaya adalah perdarahan yang
banyak, berwarna merah, dan kadang-kadang tetapi tidak selalu disertai dengan
nyeri. Assesmen yang mungkin adalah plasenta previa atau absruptio plasenta.
Perdarahan antepartum dapat
berasal dari kelainan plasenta yaitu plasenta previa dan abruptio plasenta.
Plasenta previa adalah keadaan dimana plasenta berimplantasi pada temmpat
abnormal, yaitu pada segmen bawah rahim sehingga menutupi sebagian atau seluruh
permukaan jalan lahir. Abruptio plasenta adalah suatu keadaan dimana plasenta
yang letaknya normal terlepas dari perlekatannya sebelum janin lahir.
2.
Sakit kepala yang hebat
Sakit kepala biasa terjadi selama
kehamilan dan sering kali merupakan ketidaknyamanan yang normal dalam
kehamilan. Sakit kepala ini bisa terjadi apabila ibu kurang istirahat,
kecapean, atau menderitan tekanan darah tinggi. Sakit kepala yang menunjukkan
suatu masalah yang serius adalah sakit kepala hebat yang menetap dan tidak
hilang dengan beristirahat. Kadang-kadang dengan sakit kepala yang hebat
tersebut ibu mungkin menemukan bahwa penglihatannya menjadi kabur atau
berbayang. Assesmen yang mungkin adalah gejala preeklampsi.
Cara menguranginya yaitu :
a.
Mengurangi
aktifitas ibu.
b.
Menganjurkan
ibu untuk istirahat dengan cukup
3.
Pengelihatan kabur
Karena pengaruh hormonal, ketajaman
penglihatan ibu dapat berubah dalam kehamilan. Perubahan ringan adalah normal. Masalah
visual yang mengindikasikan keadaan yang mengancam jiwa ibu adalah perubahan
visual mendadak, misalnya pandangan kabur atau berbayang. Perubahan penglihatan
ini mungkin disertai dengan sakit kepala yang hebat. Assesmen yang mungkin
adalah gejala dari preeklampsia.
Pada preeklampsia tampak
pembengkakan pada retina, penyempitan setempat atau menyeluruh apda satu atau
beberapa arteri, jarang terlihat perdarahan atau eksudat. Retinopalatia
arterioskerotika menunjukkan penyakit vaskuler yang menahun. Keadaan tersebut
tak tampak pada pre eklampsia keculai bila terjadi atas dasar hipertensi
menahun atau penyakit ginjal. Spasmus arteri retina yang nyata menunjukkan
adanya preeklampsia walaupun demikian vasospasmus ringan tidak selalu
menunnjukkan pre eklampsia ringan.
Pada preeklamsia jarang terjadi
ablasio retina. Keadaan ini disertai dengan buta sekonyong-konyong. Pelepasan
retina disebabkan oleh edema intraokuler dan merupakan indikasi untuk
pengakhiran kehamilan segera. Biasanya setelah persalinan berakhir, retina
melekat kembali dalam 2 hari sampai 2 bulan. Gangguan penglihatan secara tetap
jarang ditemukan.
4.
Bengkak di wajah dan jari
tangan
Edema (bengkak) adalah penimbunan cairan secara umum dan
berlebihan dalam jaringan tubuh, dan biasanya dapat diketahui dan dari
kenaikan berat badan serta pembengkakan kaki, hari tangan, dan muka.
Bangkak bisa menunjukkan adanya
masalah yang serius jika muncul pada muka dan tangan, tidak hilang setelah
beristirahat, dan disertai dengan keluhan fisik lain. Asessmen yang mungkin
adalah gejala dari anemia, gagal jantung, atau preeklampsia.
5.
Keluar cairan pervaginam
Pecahnya selaput janin dalam
kehamilan merupakan tanda bahaya karena dapat menyebabkan terjadinya infeksi
langsung pada janin. Pecahnya selaput ketuban juga dapat diikuti dengan
keluarnya bagian kacil janin seperti tali pusat, tangan, atau kaki. Oleh karena
itu bila saat hamil ditemukan ada pengeluaran cairan apalagi bila belum cukup
bulan harus segera datang ke rumah sakit dengan fasilitas memadai. Assesmen
yang mungkin adalah Ketuban Pecah Dini (KPD).
Diagnosis ketuban pecah dini
didasarkan pada riwayat hilangnya cairan vagina dan pemastian adanya cairan
amnion dalam vagina. Ketuban dinyatakan pecah dini bila terjadi sebelum proses
persalinan berlangsung. Ketuban pecah dini merupakan masalah penting dalam
obstetri berkaitan dengan penyulit kelahiran prematur dan terjadinya infeksi
khorioamnionitis sampai sepsis, yang meningkatkan morbiditas dan mortalitas
perinatal, dan penyebabkan infeksi pada ibu.
Ketuban pecah dini disebabkan oleh
karena kurangnya kekuatan membran atau meningkatnya tekanan intrauterin atau
oleh karena kedua faktor tersebut. Berkurangnya kekuatan membran disebabkan
oleh adanya infeksi yang dapat berasal dari vagina dan serviks.
Pemerikasaan spekulum vagina yang
steril harus dilakukan untuk memastikan diagnosis, untuk menilai dilatasi dan
panjang servik, dan jika pasien kurang bulan, untuk memperoleh biakan servikal
dan contoh cairan amnion untuk uji kematangan paru-paru. Selain itu pemastian
diagnosis KPD dapat dilakukan dengan
a.
Menguji cairan dengan kertas lakmus (nitrazine) yang
akan berubah biru bila terdapat cairan amnion alkalin
b.
Melihat dengan menggunakan mikroskop dengan
menempatkan contoh bahan pada suatu kaca objek kemudian dikeringkan di udara
dan diperiksa di bawah mikroskop untuk mencari ada tidaknya gambaran seperti
pakis.
Penanganan ketuban pecah dini
memerlukan pertimbangan usia gestasi, adanya infeksi pada komplikasi ibu dan
janin, dan adanya tanda-tanda persalinan.
6.
Gerakan janin tidak terasa
Ibu mulai merasakan gerakan
janinnya selama bulan ke 5 atau ke 6, beberapa ibu dapat merasakan gerakan
janinnya lebih awal. Jika janin tidur gerakannya akan melemah. Janin harus
bergerak paling sedikit 3 kali dalam periode 3 jam, gerakan janin akan lebih
mudah terasa jika ibu berbaring atau beristirahat dan jika ibu makan dan minum
dengan baik. Yang termasuk tanda bahaya adalah bila gerakan janin mulai
berkurang bahkan tidak ada sama sekali. Assesmen yang mungkin adalah kematian
janin dalam rahim.
Kematian janin dalam rahim (IUFD)
adalah kematian janin setelah 20 minggu kehamilan tetapi sebelum permulaan
persalinan. Ini menyebabkan komplikasi pada sekitar 1 % kehamilan. Penyebab
yang berakitan antara lain komplikasi plasenta dan tali pusat, penyakit
hipertensi, komplikasi medis, anomali bawaan,infeksi dalam rahim dan lain-lain.
Kematian janin harus dicurigai
bila ibu hamil mengeluh tidak terasa gerakan janin, perut terasa mengecil, dan
payudara mengecil. Selain itu dari hasil pemeriksaan DJJ tidak terdengar
sementara uji kehamilan masih tetap positif karena plasenta dapat terus
menghasilkan hCG.
Bahaya yang dapat terjadi pada ibu
dengan kematian janin dalam rahim yaitu janin mati terlalu lama dalam
menimbulkan gangguan pada ibu. Bahaya yang terjadi berupa gangguan pembekuan
darah, disebabkan oleh zat-zat berasal dari jaringan mati yang masuk ke dalam
darah ibu.
Sekitar 80% pasien akan mengalami
permulaan persalinan yang spontan dalam 2 sampai 3 minggu kematian janin. Namun
apabila wanita gagal bersalin secara spontan akian dilakukan induksi
persalinan.
7.
Nyeri perut yang hebat
Nyeri perut yang hebat termasuk
dalam tanda bahaya dalam kehamilan. Apabila perut ibu terasa sangat nyeri
secara tiba-tiba bahkan jika disentuh sedikit saja dan terasa sangat keras
seperti papan serta disertai perdarahan pervaginam. Ini menandakan terjadinya
solusio placenta.
Nyeri perut yang hebat normal
terjadi pada akhir kehamilan akibat dari kontraksi dari rahim ibu yang akan
mengeluarkan isi dalam kandungan atau bayi. Jadi harus dapat dibedakan apakah
nyeri perut tersebut disebabkan karena ibu kan melahirkan atau terjadi abrupsio plasenta
A. Plasenta previa
Plasenta previa adalah plasenta yang
letaknya abnormal, yaitu pada segmen bawah uterus sehingga dapat menutupi
sebagian atau seluruh pembukaan jalan-lahir. Pada keadaan normal plasenta
terletak di bagian atas.
Klasifikasi plasenta previa
didasarkan atas terabanya jaringan plasenta melalui pembukaan jalan lahir pada
waktu tertentu:
1.
Palsenta previa totalis apabila seluruh ostium
internum tertutup oleh plasenta.
2.
Plasenta previa lateralis/ parsialis apabila hanya
sebagian dari ostium tertutup oleh plasenta.
3.
Plasenta previa marginalis hanya pada pinggir ostium
terdapat jaringan plasenta.
Pada inspeksi dijumpai :
1.
Perdarahan per vaginam encer sampai bergumpal.
2.
Pada perdarahan yang banyak, ibu tampak anemis.
Pemeriksaan fisik ibu
1.
Dijumpai keadaan bervariasi dari keadaan normal sampai
syok.
2.
Kesadaran penderita bervariasi dari kesadaran baik
sampai koma.
3.
Pada pemeriksaan, dapat dijumpai
4.
Tekanan darah, nadi, dan pernapasan dalam batas
normal.
5.
Tekanan darah, nadi, dan pernapasan meningkat.
6.
Daerah ujung menjadi dingin
7.
Tampak anemis.
Pemeriksaan khusus kebidanan
1. Palpasi abdomen
2. Janin belum cukup bulan, tinggi
fundus uteri sesuai dengan umur kehamilan.
3. Karena plasenta di segmen bawah
rahim, dapat dijumpai kelainan letak janin dalam rahim dan bagian terendah
masih tinggi.
a.
Pemeriksaan denyut jantung janin
Bervariasi dari normal sampai
asfiksia dan kematian janin dalam rahim.
b.
Pemeriksaan dalam
Tujuan pemeriksaan dalam adalah:
a.
Menegakkan diagnosis pasti.
b.
Mempersiapkan tindakan untuk melakukan operasi
persalinan atau hanya memecahkan ketuban.
c.
Hasil pemeriksaan dalam teraba plasenta sekitar ostium
uteri intcrnum.
Pemeriksaan penunjang
1.
Pemeriksaan USG
2.
Mengurangi pemeriksaan dalam
3.
Menegakkan diagnosis.
Intervensi
1.
Segera lakukan operasi persalinan untuk dapat
menyelamatkan ibu dan anak atau mengurangi kesakitan dan kematian.
2.
Pecahkan ketuban di atas meja operasi dilanjutkan
dengan pengawasan untuk dapat melakukan pertolongan lebih lanjut.
3.
Jika terjadi perdarahan pada plasenta previa, rujuk ke
tempat pertolongan persalinan yang mempunyai fasilitas yang cukup.
Rujukan penderita plasenta previa
sebaiknya dilengkapi dengan:
1.
Pemasangan infus untuk mengimbangi perdarahan
2.
Sedapat mungkin diantar oleh petugas
3.
Dilengkapi dengan keterangan secukupnya
4.
Dipersiapkan donor darah untuk transfusi.
Bahaya untuk janin:
1.
Hypoxia
2.
Perdarahan dan shock
B. Solutio plasenta
Solutio plasenta adalah terlepasnya plasenta yang letaknya normal pada
korpus uteri sebelum jalan lahir. Apabila terjadi sebelum kehamilan 20 minggu,
mungkin akan dibuat diagnosis abortus imminens. Plasenta dapat terlepas
seluruhnya, solution plasenta totalis, atau sebagian solution plasenta
parsialis, atau hanya sebagian kecil pinggir plasenta.
Pada solution plasenta darah dari
tempat pelepasan, mencari jalan keluar antara selaput janin dan dinding rahim
dan akhirnya keluar dari cervix terjadilah perdarahan keluar atau perdarahan
nampak. Kadang-kadang darah tidak keluar tapi berkumpul di belakang plasenta
membentuk haematom retroplacentair. Perdarahan ini disebut perdarahan ke dalam
atau perdarahan tersembunyi.
1.
Anamnesis
Terdapat perdarahan disertai rasa
nyeri
Terjadi spontan atau karena trauma
Perut terasa nyeri
Diikuti penurunan sampai terhentinya
gerakan janin dalam rahim.
2.
Pemeriksaan Umum
Pemeriksaan fisik umum
1. Keadaan umum penderita tidak sesuai
dengan jumlah perdarahan
2. Tekanan darah menurun, nadi, dan
pernapasan meningkat
3. Penderita tampak anemis
Pemeriksaan khusus
1. Palpasi abdomen : Perut tegang terus
– menerus, terasa nyeri saat dipalpasi, bagian janin sukar ditentukan
2. Auskultasi : Denyut jantung janin
bervariasi dari asfiksia ringan sampai berat.
3. Pemeriksaan dalam : Terdapat pembukaan,
ketuban tegang dan menonjol
Pemeriksaan penunjang dengan USG
dijumpai perdarahan antara plasenta dan dinding abdomen.
a.
Solusio plasenta ringan
1. Lakukan penanganan secara
konservatif, jika perut tegang sedikit, perdarahan tidak terlalu banyak dan keadaan
janin masih baik.
2. Lakukan sesar jika perdarahan terus
berlangsung, ketegangan makin meningkat, namun kondisi janin masih baik
3. Lakukan rawat inap jika perdarahan
berhenti dan keadaan baik pada kehamilan prematur.
b. Solusio plasenta sedang dan berat
1. Pasang infus dan transfusi darah
2. Pecahkan ketuban
3. Induksi persalinan atau lakukan
sesar
Dalam
menangani solusio plasenta, mungkin bidan melakukan rujukan dengan memberi
pertolongan kedaruratan seperti memasang infus, tidak melakukan pemeriksaan
dalam, diantar petugas yang dapat memberikan pertolongan, mempersiapkan donor
dari masyarakat atau keluarga, dan menyertakan keterangan tentang apa yang
telah dilakukan untuk memberikan pertolongan pertama.
Komplikasi
Perdarahan,
yang dapat menimbulkan :
1.
Variasi turunnya tekanan darah sampai keadaan syok
2.
Perdarahan tidak sesuai dengan keadaan penderita
anemis sampai syok
3.
Kesadaran bervariasi dare baik sampai koma.
Perbedaan solution plasenta dan
plasenta
previa
Solutio plasenta
1.
Perdarahan dengan nyeri
2.
Perdarahan segera disusul partu
3.
Perdarahan keluar hanya sedikit
4.
Palpasi sukar
5.
Bunyi jantung anak biasanya tidak ada
6.
Pada toucher tidak teraba plasenta tapi ketuban yang
terus menerus tegang
7.
Ada impressi pada jaringan plasenta karena haematon
Plasenta Previa
1.
Perdarahan tanpa nyeri
2.
Perdarahan berulang-ulang sebelum partus
3.
Perdarahan keluar banyak
4.
Bagian depan tinggi
5.
Biasanya ada
6.
Teraba jaringan plasenta
7.
Robekan selaput marginal
Kehamilan ektopik
Kehamilan ektopik merupakan kehamilan
dengan sel telur yang telah dibuahi tumbuh dan berimplantasi (menempel) di
tempat yang normal yakni dalam endometrium (selaput lendir yang kaya kelenjar)
rongga rahim (kavum uterus).
Kehamilan ektopik dapat terjadi di
beberapa tempat pada organ reproduksi wanita selain rongga rahim, antara lain
di tuba falopii (saluran telur), kanalis servikalis (leher rahim), ovarium
(indung telur), dan rongga perut. Yang terbanyak terjadi di tuba falopii (90%).
Kehamilan ektopik dapat mengalami
abortus (ruptur/gugur) apabila kehamilan berkembang melebihi kapasitas ruang
tempat implantasi, keadaan ini disebut kehamilan ektopik terganggu. Kehamilan
ektopik merupakan suatu keadaan yang berbahaya karena dapat menyebabkan
perdarahan hebat dan berulang. Pada akhirnya, ini dapat menyebabkan penurunan
fertilitas atau kesuburan dan bahkan kematian ibu dan janin.
Pada kehamilan normal, proses
pembuahan (pertemuan sel telur dengan sperma) terjadi pada tuba, kemudian sel
telur yang telah dibuahi digerakkan dan berimplantasi pada endometrium rongga
rahim. Kehamilan ektopik dapat disebabkan antara lain karena bekas radang pada
tuba, sehingga hasil pembuahan terhambat ke rongga rahim, terdapat tumor atau
kista pada tuba, endometriosis (jaringan endemetrium ditemukan di luar kavum
uteri dan di luar miometrium), memiliki riwayat operasi tuba, dan kelainan
anatomi kongenital.
Pada kehamilan perut, janin
berkembang dalam rongga perut, namun tempat pertumbuhan yang tidak sempurna
menyebabkan janin tidak tumbuh normal atau kematian janin. Bila janin meninggal
pada usia kehamilan lanjut, maka janin dapat membatu.
Referensi
Manuaba, IBG. 2007.Pengantar Kuliah Obstetri . EGC. Jakarta.
Pusdiknakes : WHO: JHPIEGO. 2001. Buku asuhan antenatal.
Pusdiknakes. 2001. Buku 2 Asuhan Antenatal.
Saifuddin , Abdul Bari, dkk. 2002. Panduan praktis pelayanan maternal
dan neonatal.
Scott, J. 2002. Buku Saku Obstetri Ginekologi. Jakarta.Widya Medika.
Prawirohardjo,Sarwono.2009.Ilmu Kebidanan.Jakarta .PT Bina Pustaka.
Prawirohardjo.2000.Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal Dan
Neonatal .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar