Senin, 13 Maret 2017

Resume Tanda Bahaya Kehamilan Lanjut

RESUME ASKEB KEHAMILAN
(Tanda-tanda bahaya kehamilan lanjut)
Dosen Pembimbing:Githa Andriani,S.SiT,M.Kes




DISUSUN OLEH :
PRATIWI ATMANEGARA
NIM: 16140227
KELAS: B13-2



PROGRAM STUDI D4 BIDAN PENDIDIK
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UUNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA
T.A 2016/2017
TANDA BAHAYA KEHAMILAN LANJUT
A.           PENGERTIAN TANDA BAHAYA KEHAMILAN
Tanda bahaya adalah keadaan-keadaan pada ibu hamil yang mengancam jiwa ibu dan janin yang dikandungnya selama kehamilan. Tanda-tanda bahaya dalam kehamilan dapat terjadi kapan saja. Mungkin ketika kehamilan masih muda, mungkin juga pada kehamilan lanjut. Tidak jarang pada saat-saat menjelang persalinan
Tanda bahaya dalam kehamilan perlu kita waspadai agar ibu dan bayi dapat terhindar dari bahaya atau kematian.

B.     TANDA-TANDA BAHAYA PADA KEHAMILAN TRIMESTER III
1.      Perdarahan pervaginam
Tiap perdarahan keluar dari liang senggama pada ibu hamil setelah 28 minggu disebut perdarahan antepartum. Perdarahan antepartum harus mendapat perhatian penuh, karena merupakan tanda bahaya yang mengancam nyawa ibu dan atau janinnya. Perdarahan dapat keluar sedikit-sedikit tetapi terus menerus, lama-lama ibu menderita anemia berat. Perdarahan dapat juga keluar sekaligus banyak yang menyebabkan ibu syok, lemas/ nadi kecil dan tekanan darah menurun.
Perdarahan pervaginam pada kehamilan lanjut yang termasuk kriteria tanda bahaya adalah perdarahan yang banyak, berwarna merah, dan kadang-kadang tetapi tidak selalu disertai dengan nyeri. Assesmen yang mungkin adalah plasenta previa atau absruptio plasenta.
Perdarahan antepartum dapat berasal dari kelainan plasenta yaitu plasenta previa dan abruptio plasenta. Plasenta previa adalah keadaan dimana plasenta berimplantasi pada temmpat abnormal, yaitu pada segmen bawah rahim sehingga menutupi sebagian atau seluruh permukaan jalan lahir. Abruptio plasenta adalah suatu keadaan dimana plasenta yang letaknya normal terlepas dari perlekatannya sebelum janin lahir.
2.      Sakit kepala yang hebat
Sakit kepala biasa terjadi selama kehamilan dan sering kali merupakan ketidaknyamanan yang normal dalam kehamilan. Sakit kepala ini bisa terjadi apabila ibu kurang istirahat, kecapean, atau menderitan tekanan darah tinggi.  Sakit kepala yang menunjukkan suatu masalah yang serius adalah sakit kepala hebat yang menetap dan tidak hilang dengan beristirahat. Kadang-kadang dengan sakit kepala yang hebat tersebut ibu mungkin menemukan bahwa penglihatannya menjadi kabur atau berbayang. Assesmen yang mungkin adalah gejala preeklampsi.
Cara menguranginya yaitu :
a.       Mengurangi aktifitas ibu.
b.      Menganjurkan ibu untuk istirahat dengan cukup
3.      Pengelihatan kabur
Karena pengaruh hormonal, ketajaman penglihatan ibu dapat berubah dalam kehamilan. Perubahan ringan adalah normal. Masalah visual yang mengindikasikan keadaan yang mengancam jiwa ibu adalah perubahan visual mendadak, misalnya pandangan kabur atau berbayang. Perubahan penglihatan ini mungkin disertai dengan sakit kepala yang hebat. Assesmen yang mungkin adalah gejala dari preeklampsia.
Pada preeklampsia tampak pembengkakan pada retina, penyempitan setempat atau menyeluruh apda satu atau beberapa arteri, jarang terlihat perdarahan atau eksudat. Retinopalatia arterioskerotika menunjukkan penyakit vaskuler yang menahun. Keadaan tersebut tak tampak pada pre eklampsia keculai bila terjadi atas dasar hipertensi menahun atau penyakit ginjal. Spasmus arteri retina yang nyata menunjukkan adanya preeklampsia walaupun demikian vasospasmus ringan tidak selalu menunnjukkan pre eklampsia ringan.
Pada preeklamsia jarang terjadi ablasio retina. Keadaan ini disertai dengan buta sekonyong-konyong. Pelepasan retina disebabkan oleh edema intraokuler dan merupakan indikasi untuk pengakhiran kehamilan segera. Biasanya setelah persalinan berakhir, retina melekat kembali dalam 2 hari sampai 2 bulan. Gangguan penglihatan secara tetap jarang ditemukan.
4.      Bengkak di wajah dan jari tangan
Edema (bengkak) adalah penimbunan cairan secara umum dan berlebihan dalam jaringan tubuh, dan biasanya dapat diketahui dan dari kenaikan berat badan serta pembengkakan kaki, hari tangan, dan muka.
Bangkak bisa menunjukkan adanya masalah yang serius jika muncul pada muka dan tangan, tidak hilang setelah beristirahat, dan disertai dengan keluhan fisik lain. Asessmen yang mungkin adalah gejala dari anemia, gagal jantung, atau preeklampsia.
5.      Keluar cairan pervaginam
Pecahnya selaput janin dalam kehamilan merupakan tanda bahaya karena dapat menyebabkan terjadinya infeksi langsung pada janin. Pecahnya selaput ketuban juga dapat diikuti dengan keluarnya bagian kacil janin seperti tali pusat, tangan, atau kaki. Oleh karena itu bila saat hamil ditemukan ada pengeluaran cairan apalagi bila belum cukup bulan harus segera datang ke rumah sakit dengan fasilitas memadai. Assesmen yang mungkin adalah Ketuban Pecah Dini (KPD).
Diagnosis ketuban pecah dini didasarkan pada riwayat hilangnya cairan vagina dan pemastian adanya cairan amnion dalam vagina. Ketuban dinyatakan pecah dini bila terjadi sebelum proses persalinan berlangsung. Ketuban pecah dini merupakan masalah penting dalam obstetri berkaitan dengan penyulit kelahiran prematur dan terjadinya infeksi khorioamnionitis sampai sepsis, yang meningkatkan morbiditas dan mortalitas perinatal, dan penyebabkan infeksi pada ibu.
Ketuban pecah dini disebabkan oleh karena kurangnya kekuatan membran atau meningkatnya tekanan intrauterin atau oleh karena kedua faktor tersebut. Berkurangnya kekuatan membran disebabkan oleh adanya infeksi yang dapat berasal dari vagina dan serviks.
Pemerikasaan spekulum vagina yang steril harus dilakukan untuk memastikan diagnosis, untuk menilai dilatasi dan panjang servik, dan jika pasien kurang bulan, untuk memperoleh biakan servikal dan contoh cairan amnion untuk uji kematangan paru-paru. Selain itu pemastian diagnosis KPD dapat dilakukan dengan
a.       Menguji cairan dengan kertas lakmus (nitrazine) yang akan berubah biru bila terdapat cairan amnion alkalin
b.      Melihat dengan menggunakan mikroskop dengan menempatkan contoh bahan pada suatu kaca objek kemudian dikeringkan di udara dan diperiksa di bawah mikroskop untuk mencari ada tidaknya gambaran seperti pakis.

Penanganan ketuban pecah dini memerlukan pertimbangan usia gestasi, adanya infeksi pada komplikasi ibu dan janin, dan adanya tanda-tanda persalinan.
6.      Gerakan janin tidak terasa
Ibu mulai merasakan gerakan janinnya selama bulan ke 5 atau ke 6, beberapa ibu dapat merasakan gerakan janinnya lebih awal. Jika janin tidur gerakannya akan melemah. Janin harus bergerak paling sedikit 3 kali dalam periode 3 jam, gerakan janin akan lebih mudah terasa jika ibu berbaring atau beristirahat dan jika ibu makan dan minum dengan baik. Yang termasuk tanda bahaya adalah bila gerakan janin mulai berkurang bahkan tidak ada sama sekali. Assesmen yang mungkin adalah kematian janin dalam rahim.
Kematian janin dalam rahim (IUFD) adalah kematian janin setelah 20 minggu kehamilan tetapi sebelum permulaan persalinan. Ini menyebabkan komplikasi pada sekitar 1 % kehamilan. Penyebab yang berakitan antara lain komplikasi plasenta dan tali pusat, penyakit hipertensi, komplikasi medis, anomali bawaan,infeksi dalam rahim dan lain-lain.
Kematian janin harus dicurigai bila ibu hamil mengeluh tidak terasa gerakan janin, perut terasa mengecil, dan payudara mengecil. Selain itu dari hasil pemeriksaan DJJ tidak terdengar sementara uji kehamilan masih tetap positif karena plasenta dapat terus menghasilkan hCG.
Bahaya yang dapat terjadi pada ibu dengan kematian janin dalam rahim  yaitu janin mati terlalu lama dalam menimbulkan gangguan pada ibu. Bahaya yang terjadi berupa gangguan pembekuan darah, disebabkan oleh zat-zat berasal dari jaringan mati yang masuk ke dalam darah ibu.
Sekitar 80% pasien akan mengalami permulaan persalinan yang spontan dalam 2 sampai 3 minggu kematian janin. Namun apabila wanita gagal bersalin secara spontan akian dilakukan induksi persalinan.
7.      Nyeri perut yang hebat
Nyeri perut yang hebat termasuk dalam tanda bahaya dalam kehamilan. Apabila perut ibu terasa sangat nyeri secara tiba-tiba bahkan jika disentuh sedikit saja dan terasa sangat keras seperti papan serta disertai perdarahan pervaginam. Ini menandakan terjadinya solusio placenta.
Nyeri perut yang hebat normal terjadi pada akhir kehamilan akibat dari kontraksi dari rahim ibu yang akan mengeluarkan isi dalam kandungan atau bayi. Jadi harus dapat dibedakan apakah nyeri perut tersebut disebabkan karena ibu kan melahirkan atau terjadi abrupsio plasenta

A.    Plasenta previa
Plasenta previa adalah plasenta yang letaknya abnormal, yaitu pada segmen bawah uterus sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh pembukaan jalan-lahir. Pada keadaan normal plasenta terletak di bagian atas.
Klasifikasi plasenta previa didasarkan atas terabanya jaringan plasenta melalui pembukaan jalan lahir pada waktu tertentu:
1.        Palsenta previa totalis apabila seluruh ostium internum tertutup oleh plasenta.
2.        Plasenta previa lateralis/ parsialis apabila hanya sebagian dari ostium tertutup oleh plasenta.
3.        Plasenta previa marginalis hanya pada pinggir ostium terdapat  jaringan plasenta.

Pada inspeksi dijumpai :
1.     Perdarahan per vaginam encer sampai bergumpal.
2.     Pada perdarahan yang banyak, ibu tampak anemis.
Pemeriksaan fisik ibu
1.     Dijumpai keadaan bervariasi dari keadaan normal sampai syok.
2.     Kesadaran penderita bervariasi dari kesadaran baik sampai koma.
3.     Pada pemeriksaan, dapat dijumpai
4.     Tekanan darah, nadi, dan pernapasan dalam batas normal.
5.     Tekanan darah, nadi, dan pernapasan meningkat.
6.     Daerah ujung menjadi dingin
7.     Tampak anemis.

 Pemeriksaan khusus kebidanan
1.      Palpasi abdomen
2.      Janin belum cukup bulan, tinggi fundus uteri sesuai dengan umur kehamilan.
3.      Karena plasenta di segmen bawah rahim, dapat dijumpai kelainan letak janin dalam rahim dan bagian terendah masih tinggi.
a.               Pemeriksaan denyut jantung janin
Bervariasi dari normal sampai asfiksia dan kematian janin dalam rahim.
b.              Pemeriksaan dalam
Tujuan pemeriksaan dalam adalah:
a.       Menegakkan diagnosis pasti.
b.      Mempersiapkan tindakan untuk melakukan operasi persalinan atau hanya memecahkan ketuban.
c.       Hasil pemeriksaan dalam teraba plasenta sekitar ostium uteri intcrnum.

Pemeriksaan penunjang
1.      Pemeriksaan USG
2.      Mengurangi pemeriksaan dalam
3.      Menegakkan diagnosis.

Intervensi
1.      Segera lakukan operasi persalinan untuk dapat menyelamatkan ibu dan anak atau mengurangi kesakitan dan kematian.
2.      Pecahkan ketuban di atas meja operasi dilanjutkan dengan pengawasan untuk dapat melakukan pertolongan lebih lanjut.
3.      Jika terjadi perdarahan pada plasenta previa, rujuk ke tempat pertolongan persalinan yang mempunyai fasilitas yang cukup.

Rujukan penderita plasenta previa sebaiknya dilengkapi dengan:
1.     Pemasangan infus untuk mengimbangi perdarahan
2.     Sedapat mungkin diantar oleh petugas
3.     Dilengkapi dengan keterangan secukupnya
4.     Dipersiapkan donor darah untuk transfusi.
Bahaya untuk janin:
1.      Hypoxia
2.      Perdarahan dan shock

B.     Solutio plasenta
Solutio plasenta adalah terlepasnya plasenta yang letaknya normal pada korpus uteri sebelum jalan lahir. Apabila terjadi sebelum kehamilan 20 minggu, mungkin akan dibuat diagnosis abortus imminens. Plasenta dapat terlepas seluruhnya, solution plasenta totalis, atau sebagian solution plasenta parsialis, atau hanya sebagian kecil pinggir plasenta.
Pada solution plasenta darah dari tempat pelepasan, mencari jalan keluar antara selaput janin dan dinding rahim dan akhirnya keluar dari cervix terjadilah perdarahan keluar atau perdarahan nampak. Kadang-kadang darah tidak keluar tapi berkumpul di belakang plasenta membentuk haematom retroplacentair. Perdarahan ini disebut perdarahan ke dalam atau perdarahan tersembunyi.
1.                   Anamnesis
Terdapat perdarahan disertai rasa nyeri
Terjadi spontan atau karena trauma
Perut terasa nyeri
Diikuti penurunan sampai terhentinya gerakan janin dalam rahim.
2.                   Pemeriksaan Umum
Pemeriksaan fisik umum
1.      Keadaan umum penderita tidak sesuai dengan jumlah perdarahan
2.      Tekanan darah menurun, nadi, dan pernapasan meningkat
3.      Penderita tampak anemis
Pemeriksaan khusus
1.      Palpasi abdomen : Perut tegang terus – menerus, terasa nyeri saat dipalpasi, bagian janin sukar ditentukan
2.      Auskultasi : Denyut jantung janin bervariasi dari asfiksia ringan sampai berat.
3.      Pemeriksaan dalam : Terdapat pembukaan, ketuban tegang dan menonjol

Pemeriksaan penunjang dengan USG dijumpai perdarahan antara plasenta dan dinding abdomen.
a.       Solusio plasenta ringan
1.      Lakukan penanganan secara konservatif, jika perut tegang sedikit, perdarahan tidak terlalu banyak dan keadaan janin masih baik.
2.      Lakukan sesar jika perdarahan terus berlangsung, ketegangan makin meningkat, namun kondisi janin masih baik
3.      Lakukan rawat inap jika perdarahan berhenti dan keadaan baik pada kehamilan prematur.
b.      Solusio plasenta sedang dan berat
1.      Pasang infus dan transfusi darah
2.      Pecahkan ketuban
3.      Induksi persalinan atau lakukan sesar
Dalam menangani solusio plasenta, mungkin bidan melakukan rujukan dengan memberi pertolongan kedaruratan seperti memasang infus, tidak melakukan pemeriksaan dalam, diantar petugas yang dapat memberikan pertolongan, mempersiapkan donor dari masyarakat atau keluarga, dan menyertakan keterangan tentang apa yang telah dilakukan untuk memberikan pertolongan pertama.

Komplikasi
Perdarahan, yang dapat menimbulkan :
1.      Variasi turunnya tekanan darah sampai keadaan syok
2.      Perdarahan tidak sesuai dengan keadaan penderita anemis sampai syok
3.      Kesadaran bervariasi dare baik sampai koma.
Perbedaan solution plasenta dan plasenta previa                            
Solutio plasenta
1.      Perdarahan dengan nyeri    
2.      Perdarahan segera disusul partu
3.      Perdarahan keluar hanya sedikit
4.      Palpasi sukar
5.      Bunyi jantung anak biasanya tidak ada
6.      Pada toucher tidak teraba plasenta tapi ketuban yang terus menerus tegang
7.      Ada impressi pada jaringan plasenta karena haematon
Plasenta Previa
1.      Perdarahan tanpa nyeri
2.      Perdarahan berulang-ulang sebelum partus
3.      Perdarahan keluar banyak
4.      Bagian depan tinggi
5.      Biasanya ada
6.      Teraba jaringan plasenta
7.      Robekan selaput marginal
Kehamilan ektopik
Kehamilan ektopik merupakan kehamilan dengan sel telur yang telah dibuahi tumbuh dan berimplantasi (menempel) di tempat yang normal yakni dalam endometrium (selaput lendir yang kaya kelenjar) rongga rahim (kavum uterus).
Kehamilan ektopik dapat terjadi di beberapa tempat pada organ reproduksi wanita selain rongga rahim, antara lain di tuba falopii (saluran telur), kanalis servikalis (leher rahim), ovarium (indung telur), dan rongga perut. Yang terbanyak terjadi di tuba falopii (90%).
Kehamilan ektopik dapat mengalami abortus (ruptur/gugur) apabila kehamilan berkembang melebihi kapasitas ruang tempat implantasi, keadaan ini disebut kehamilan ektopik terganggu. Kehamilan ektopik merupakan suatu keadaan yang berbahaya karena dapat menyebabkan perdarahan hebat dan berulang. Pada akhirnya, ini dapat menyebabkan penurunan fertilitas atau kesuburan dan bahkan kematian ibu dan janin.
Pada kehamilan normal, proses pembuahan (pertemuan sel telur dengan sperma) terjadi pada tuba, kemudian sel telur yang telah dibuahi digerakkan dan berimplantasi pada endometrium rongga rahim. Kehamilan ektopik dapat disebabkan antara lain karena bekas radang pada tuba, sehingga hasil pembuahan terhambat ke rongga rahim, terdapat tumor atau kista pada tuba, endometriosis (jaringan endemetrium ditemukan di luar kavum uteri dan di luar miometrium), memiliki riwayat operasi tuba, dan kelainan anatomi kongenital.
Pada kehamilan perut, janin berkembang dalam rongga perut, namun tempat pertumbuhan yang tidak sempurna menyebabkan janin tidak tumbuh normal atau kematian janin. Bila janin meninggal pada usia kehamilan lanjut, maka janin dapat membatu.

 Referensi
Manuaba, IBG. 2007.Pengantar Kuliah Obstetri . EGC. Jakarta.
Pusdiknakes : WHO: JHPIEGO. 2001. Buku asuhan antenatal.
Pusdiknakes. 2001. Buku 2 Asuhan Antenatal.
Saifuddin , Abdul Bari, dkk. 2002. Panduan praktis pelayanan maternal dan neonatal.
Scott, J. 2002. Buku Saku Obstetri Ginekologi. Jakarta.Widya Medika.
Prawirohardjo,Sarwono.2009.Ilmu Kebidanan.Jakarta .PT Bina Pustaka.
Prawirohardjo.2000.Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal .


Tidak ada komentar:

Posting Komentar