Senin, 13 Maret 2017

Adaptasi Fisiologi Ibu Hamil

BAB I
PENDAHULUAN

A.        Latar Belakang

Proses kehamilan sampai kelahiran merupakan rangkaian dalam satu kesatuan yang dimulai dari konsepsi, nidasi, pengenalan adaptasi ibu terhadap nidasi, pemeliharaan kehamilan, perubahan system kardiovaskuler, integument dan metabolism sebagai persiapan menyongsong kelahiran bayi dan persalinan dengan kesiapan untuk memelihara bayi. Dalam menjalani proses kehamilan tersebut, ibu hamil mengalami perubahan-perubahan anatomi pada tubuhnya sesuai dengan usia kehamilannya. Mulai dari trimester I, sampai dengan trimester III kehamilan.Perubahan-perubahan anatomi tersebut meliputi perubahan sistem pencernaan, muskuloskeletal, kardiovaskuler, perubahan sistem integumen, dan perubahan sistem metabolisme.
Perubahan pada  sistem pencernaan seperti sembelit, mual atau nause, perut kembung akibat makanan yang tertahan dalam lambung. sistem muskuloskeletal seperti postur tubuh ibu yang berubah, membuatnya tak nyaman untuk bergerak. Adanya kram kaki yang sering terjadi pada ibu. sistem kardiovaskuler seperti peningkatan volume darah yang darah yang dapat menyebabkan terjadinya pre eklamsi dan terjadi penurunan kadar HB sering menyebabkan anemia fisologis. Perubahan pada sistem integumen sering terjadi perubahan pada pigmentasi pada payudara,abdomen,vulva dan muka. Perubahan pada sistem metabolisme terjadi peningkatan metabolisme basal, ketidakseimbangan yang dapat menyebabkan berbagai masalah seperti hiperemesis , diabetes, dll.
Memang adakalanya perubahan yang terjadi tidak begitu nyaman dirasakan. Namun demikian, selama sifatnya masih fisiologis atau memang normal terjadi dalam proses kehamilan berlangsung ringan dan tak mengganggu aktivitas, dianggap normal. Sebaliknya bila gejala-gejala tersebut mulai berlebihan dan menyebabkan masalah dalam kehidupan sehari-hari, seperti mengganggu aktivitas dan bahkan sampai dehidrasi tentu bukan hal yang normal lagi.


B.        Rumusan Masalah

1.            Apa saja proses adaptasi fisiologi sistem reproduksi yang dialami  ibu hamil ?
2.      Apa saja proses adaptasi fisiologi sistem payudara yang dialami  ibu hamil ?
3.      Apa saja proses adaptasi fisiologi sistem endokrin yang dialami  ibu hamil ?
4.      Apa saja proses adaptasi fisiologi sistem kekebalan yang dialami ibu hamil ?
5.      Apa saja proses adaptasi fisiologi sistem  perkemihan yang dialami ibu hamil ?
6.      Apa saja proses adaptasi fisiologi sistem pencernaan yang dialami ibu hamil ?
7.      Apa saja proses adaptasi fisiologi sistem   musculoskeletal yang dialami ibu hamil ?
8.      Apa saja proses adaptasi fisiologi sistem kardiovaskular yang dialami ibu hamil ?
9.      Apa saja proses adaptasi fisiologi sistem integumen yang dialami ibu hamil ?
10.    Apa saja proses adaptasi fisiologi sistem metabolisme yang dialami ibu hamil ?
11.    Apa saja proses adaptasi fisiologi sistem BB (IMT) yang dialami ibu hamil ?
12     Apa saja proses adaptasi fisiologi sistem darah dan pembekuan darah yang dialami ibu hamil ?
13.    Apa saja proses adaptasi fisiologi sistem pernafasan yang dialami ibu hamil?
14.    Apa saja proses adaptasi fisiologi sistem persarafan yang dialami ibu hamil ?

C.        Tujuan Penulisan

Agar para pembaca menegetahui bagaimana proses adaptasi fisiologi sistem reproduksi,sistem payudara, sistem endokrin, sistem kekebalan, sistem perkemihan, sistem pencernaan, sistem musculoskeletal, sistem kardiovaskular, sistem integumen, sistem metabolisme, sistem BB (IMT), sistem darah dan pembekuan darah, sistem pernafasan serta sistem persarafan.









BAB II
PEMBAHASAN

A.     SISTEM REPRODUKSI
1.      Uterus
a)      Ukuran
Untuk akomodasi  pertumbuhan janin,rahim membesar akibat hipertrofi dan hiperplasi otot polos rahim, serabut-serabut kolagenya menjadi higroskopik, endometrium menjadi desidua. Ukuran pada kehamilan cukup bulan adalah 30×25×20 cm dengan kapasitas lebih dari 4000cc.
b)      Berat
Berat uterus naik secara luar biasa dari 30 gram 1000 gram pada akhir kehamilan (40 minggu).
c)      Bentuk dan konsistensi
Pada bulan-bulan pertama kehamilan, bentuk rahim seperti buah alpukat. Pada kehamilan empat bulanberbentuk bulat, sedangkan pada akhir kehamilan berbentuk bujur telur. Ukuran rahim kira-kira sebe sar telur ayaam ,pada kehamilan dua bulan sebesar telur bebek , dan kehamilan tiga bulan sebesar telur angsa . pada minggu pertama, isthmus rahim hipertrofi dan bertambah panjang sehingga bila diraba terasa lebih panjang dan terasa lebih lunak (soft),keadaan ini disebut tanda hegar. Pada kehamilan lima bulan ,rahim teraba seperti terisi cairan ketuban dan dindingrahim terasa tipis . halite karena bagian-bagian janindapat diraba melalui dinding perut dan dinding rahim .
d)     Posisi rahim
1.     Pada permulaan kehamilan, dalam letak antefleksi atau retofleksi
2.     Pada empat bulan kehamilan ,rahim tetap berada dalam rongga pelvis.
3.     Setelah itu, mulai memasuki rongga perut yang dalam pembesarannya dapat mencapai batas hati.
4.     Rahim yang hamil biasanya mobilitasnya, lebih mengisi rongga abdomen kanan atau kiri (Rustan Mochtar,1998:36).
e)      Vaskularisasi
Arteri uterin dan arteri ovarika bertambah dalam diameter panjang dan anak-anak cabangnya . pembuluh darah balik (vena)  mengembang dan betambah (Rustam  Mochtar,1998:36).
f)       Gambaran besarnya rahim dan tuanya kehamilan .
1.         Pada kehamilan 16 minggu , kavum uteri seluruhnya diisi oleh amnion dimana desidua kapsularis dan desidua vera (parietalis) telah menjadi satu . tinggi fundus uteri terletak antara pertengahan simfisis dan pusat. Plasenta telah terbentuk seluruhnya .
2.         Pada kehamilan 20 minggu, tinggi fundus uteri terletak 2-3 jari dibawah pusat .
3.         Pada kehamilan 24 minggu tinggi fundus uteri terletak setinggi pusat .
4.         Pada kehamilan 28 minggu, tinggi fundus uteri terletak 2-3 jari di atas pusat.menurut Spiegelberg, pada umur kehamilan ini, fundus uteri dari simfisis adalah 26,7 cm diatas simfisis.
5.         Pada kehamilan 36 minggu, tinggi fundus uteri terletak 3 jari dibawah prosesus sifoideus.
6.         Pada kehamilan 40 minggu, tinggi fundus uteri terletak sama dengan 8 bulan, tetapi melebar kesamping yaitu terletak diantara pertengahan pusat  dan prosesus sifoideus (rustam moctar,1998:52).(Asuhan Kehamilan untuk Kebidanan ,Vivian Nanny Lia Dewi dan Tri Sunarsih2014:89-91).
            2.      Serviks Uteri
Serviks bertambah vaskularisasinya dan menjadi lunak (soft) yang disebut dengan  tanda goodell.kelenjar endoservikal membesar dan mengeluarkan banyak cairan mukus. Ole karena pertambahan dan pelebaran pembuluh darah , warnanya menjadi livid yang disebut yanda Chadwic (rustam mochtar,1998:35). .(Asuhan Kehamilan untuk Kebidanan ,Vivian Nanny Lia Dewi dan Tri Sunarsih2014:89-91 )
Terjadi hiperkularisasi dan pelunakan pada serviks peningkatan hormone estrogen dan progesterone. Peningkata lender serviks yang disebut dengan operculum. Kerapuhan meningkat sehingga mudah berdarah saat melakukan senggama .(Asuhan kebidanan pada kehamilan fisiologi Ummi Hani,Jiarti  Kusbandiyah,Marjati,Rita Yulifah2014:52 )
3.                  Ovarium (indung telur)
Saat ovulasi terhenti masih terdapat korpus luteum graviditas sampai terbentuknya plasenta yang mengambil alih pengeluara estrogen dan progestoren (kira-kira pada kehmilan 16 minggu dan korpus luteum graviditas berdeameter kurang lebih3 cm). kadar relaksin di sirkulasi maternal dapat di tentukan dan meningkat dalam trimester pertama . relaksin mempunyai pengaruh menenangkan hinga pertumbuhan janin menjadi baik hingga aterm(Rutam mochtar ,1998:35). .(Asuhan Kehamilan untuk Kebidanan ,Vivian Nanny Lia Dewi dan Tri Sunarsih2014:89-91 )
Tidak terjadipembentukan folikel baru dan hanya terlihat perkembangan diri korpus luteum . (Asuhan kebidanan pada kehamilan fisiologi Ummi Hani,Jiarti  Kusbandiyah,Marjati,Rita Yulifah2014:52
4.                  Vagina dan Vulva
Vagina dan vulva mengalami perubaha karena pengaruh estrogen. Akibat dari  hipervaskularisasi , vagina dan vulva terlihat lebih merah atau kebiruan. Warna livid pada vagina atau portio serviks di sebt tanda Chadwick (Rustam Mochtar,1998:35).(Asuhan Kehamilan untuk Kebidanan ,Vivian Nanny Lia Dewi dan Tri Sunarsih2014:89-91 )
Terjadi peningkatan prodiksi lender oleh mukosa vagina, hipervaskularisasi pada vagina . (Asuhan kebidanan pada kehamilan fisiologi Ummi Hani,Jiarti Kusbandiyah,Marjati,Rita Yulifah2014:52
                       
                    

B.     SISTEM PAYUDARA

                  Payudara merupakan organ tubuh atas dada spesies mamalia berjenis kelamin betina ,termasuk manusia.payudaraa merupakan organ terpenting bagi seorang wanita,karna fungsi utamanya adalah memberi nutrisi dalam bentuk air susu bayi atau balita.
                  Selama kehamilan payudara mengalami pertumbuhan tambah membesar,tegang,dan berat .dapat teraba nodul-nodul akibat hipertrofi alveoli,bayangan vena vena lebih membiru.Hiperpigmentasi pada puting susu dan areola payudara.apalagi di peras akan keluar ai susu (kolestrum)berwarna kuning (Rustam,1998:40).
Perkembangan payudara ini terjadi karna pengaruh hormon saat kehamilan yaitu estrogen,progesteron,dan somatomamotropin.
1.      Fungsi hormon yang mempersiapkan payudara  untuk pemberian ASI antara lain sebagai berikut :
a.       Estrogen untuk menimbulkan hipertrofit system saluran payudara, menimbulkan penimbunan lemak, air, serta garam sehingga payudara tampak besar, tekanan saraf akibat penimbunan lemak, air dan garam menyebabkan rasa sakit pada payudara.
b.      Progesteron untuk mempersiapkan asinus sehingga dapat berfungsi menambah sel asinus.
c.      Somatomamotropin memengaruhi sel asinus untuk membuat kasein,laktalbumiin,dan laktoglobulin penimbunan lemak sekitar alveolus payudara(Hanifa Wiknjosastro,2002:95).
2.                  Perubahan payudara pada ibu hamil sebagai berikut :
                          a.         Payudara menjadi lebih besar
                          b.         Areola payudara makin hitam karna hiperpigmentasi.
                  c.         Glandula montgomery makin tampak menonjol di permukaan areola mamae.
                          d.         Pada kehamilan 2 12 minggu ke atas puting susu akan keluar cairan putih jernih(kolostrum)yang berasal dari kelenjar asinus yang mulai bereaksi.
                          e.         Pengeluaram ASI belum terjadi karna prolaktin di tekan oleh  PIN(prolacctine inhibiting hormone).
                          f.                      Setelah persalinan ,dan melahirkan plasenta,maka pengaruh estrogen,progesteron,somatommotropin terhadap hipotalamus hilang sehingga prolaktin dapat di keluarkan dan laktasi terjadi(Hanifa Wiknjosastro,2002:95).
                         

C.     SISTEM ENDOKRIN

Kelenjar endokrin atau kelenjar buntu adalah kelenjar yang mengirimkan hasil sekresinya langsung ke dalam darah yang beredar dalam jaringan kelenjar tanpa melewati duktus atau saluran dan hasil sekresinya disebut hormon.
Fungsi kelenjar endokrin
1.            Menghasilkan hormon yang dialirkan melalui darah ke jaringan-jaringan yang memerlukan.
2.            Mengontrol aktivitas kelenjar tubuh.
3.            Merangsang aktivitas kelenjar tubuh.
4.            Merangsang pertumbuhan jaringan.
5.            Mengatur metabolisme, oksidasi, dan meningkatkan absorpsi glukosa pada usus halus.
6.            Memengaruhi metabolisme lemak, protein, hidrat arang, vitamin, mineral, dan air.
Segi Kimiawi Hormon.
1.            Hormon stroid : Hormon ini memiliki struktur kimia berdasarkan pada inti steroid.
Contoh: korteks adrenal (kortisol dan aldosteron), ovarium (estrogen dan progesteron), testis (testosteron), dan plasenta (estrogen dan progesteron).
2.            Derivat asam amino tiroksin.
Contoh: tiroksin dan triiodotironin (kelenjar tiroid), epinefrin dan norepinefrin (medula adrenal).
3.            Protein/peptida.
Contoh: hormon yang di hasilkan oleh hipofisis anterior, hormon diuretik, dan oksitosin. (Vivian N.L.D, Sunarsih Tri:2014, 43-44).

Beberapa kelenjar endrokrin terjadi perubahan seperti berikut :
1.            Kelenjar tiroid: dapat membesar sedikit.
2.            Kelenjar hipofisis: dapat membesar terutama lobus anterior.
3.            Kelenjar adrenal: tidak begitu terpengaruh. (Vivian N.L.D, Sunarsih Tri:2014, 101)
Selama kehamilan normal kelenjar hipofisis akan membesar kurang lebih 135%. Akan tetapi, kelenjar ini tidak begitu mempunyai arti penting dalam kehamilan. Pada perempuan yang mengalami hipofisektomi persalinan dapat berjalan dengan lancar. Hormon prolaktin akan meningkat 10 x lipat pada saat kehamilan aterm. Sebaliknya, setelah persalinan konsentrasinya pada plasma akan menurun. Hal ini juga ditemukan pada ibu-ibu yang menyusui.
   Kelenjar tiroid akan mengalami pembesaran hingga 15,0 ml pada saat persalinan akibat dari hiperplasia kelenjar dan peningkatan vaskularisasi.
   Penganturan konsentrasi kalsium sangat berhubungan erat dengan magnesium, fosfat, hormon paratiroid, vitamin D, dan kalsitosin. Adanya gangguan pada salah satu faktor itu akan menyebabkan perubahan pada yang lainnya. Konsentrasi plasma hormonparatiroid akan  menurun pada trimester pertama dan kemudian akan meningkat secara progresif. Aksi yang penting dari hormon paratiroidini adalah untuk memesok janin dengan kalsium yang adekuat. Selain itu, juga diketahui mempunyai peran dalam produksi peptida pada janin, plasenta, dan ibu. Pada saat hamil dan menyusui dianjurkan untuk mendapat asupan vitamin D 10 mg atau .
Kelenjar adrenal pada kehamilan normal akan mengecil, sedangkan hormon androstenedion, testosteron, dioksikortikosteron, aldosteron, dan kortisol akan meningkat. Sementara itu, dehidroepiandrosteron sulfat akan menurun. (Prawirohardjo, Sarwono: 2010, 186).
           

D.     SISTEM KEKEBALAN/IMUN

Sistem imun adalah suatu organisasi yang terdiri atas sel-sel dan molekul-molekul yang memiliki paranan khusus dalam menciptakan suatu sistem pertahanan tubuh terhadap infeksi atau benda asing. Terdapat dua jenis respons imun yang berbeda secara fundamental, yaitu (1) respons yang bersifat innate (alami / non spesifik), yang berarti bahwa respons imun tersebut akan selalu sama seberapa pun seringnya antigen tersebut masuk ke dalam tubuh; dan (2) respons yang bersifat adaptif (didapat/spesifik), yang berarti bahwa akan terjadi perubahan respons imun menjadi lebih adekuat seiring dengan semakin seringnya antigen tersebut masuk ke dalam tubuh.  (Prawirohardjo, Sarwono: 2010, 98).
 Ibu hamil sangat peka terhadap terjadinya infeksi dari berbagai mikroorganisme. Secara fisiologik sistem imun pada ibu hamil menurun, kemungkinan sebagai akibat dari toleransi sistem imun ibu terhadap bayi yang merupakan jaringan semi-alogenik, meskipun tidak memberikan pengaruh secara klinik. Bayi intra uterin baru membentuk sistem imun pada usia kemahilan sekitar 12 minggu, kemudian meningkat dan pada kehamilan 26 minggu hampir sama dengan sistem imun pada ibu hamil itu sendiri. Pada perinatal bayi mendapat antibodi yang dimiliki oleh ibu, tetapi setelah 2 bulan antibodi akan menurun. Secara anatomik dan fisiologik ibu hamil juga mengalami perubahan, misalnya pada ginjal dan saluran kencing sehingga mempermudah terjadinya infeksi (Sarwono, 2010).
Perubahan sistem kekebalan tubuh pada ibu hamil pada trimester I, II, dan III :
Trimester I:
Peningkatan pH sekresi vagina wanita hamil membuat wanita tersebut lebih rentan terhadap infeksi vagina. Sistem pertahanan tubuh ibu selama kehamilan akan tetap utuh, kadar imunoglobulin dalam kehamilan tidak berubah.
Pada ibu hamil yang terkena virus Parvovirus, saat pemeriksaan darah akan didapatkan Ig M antibodi dalam 10-12 hari setelah infeksi, dan menetap 3-6 bulan.
Ig G akan positif beberapa hari setelah Ig M positif menetap seumur hidup. Jika terjadi wabah 20-3- % anak sekolah akan terinfeksi sehingga keadaan ini mungkin menyebabkan 50 % perempuan sudah mempunyai kekebalan terhadap virus ini.
Trimester II
Infeksi virus Parvovirus pada perempuan hamil akan menyebabkan abortus, hidrop nonimun dan kematian janin dan secara total menyebabkan kegagalan kehamilan sebesar 10% . Yaegashi (2000) mendapatkan adanya bayi dengan hidrop sebesar 85% pada bayi yang sudah terinfeksi Parvovirus pada ibu hamil 10 minggu dengan interval rata-rata 6-7 minggu, dan 80% pada trimester kedua dengan interval rata-rata 20-22 minggu. Di samping itu, dinyatakan masa kritis untuk infeksi ini adalah pada umur kemahilan 22-23 minggu.  
Trimester III:
HCG dapat menurunkan respon imun wanita hamil. Selain itu kadar Ig G, Ig A, dan Ig M serum menurun mulai dari minggu ke-10 kehamilan hingga mencapai kadar terendah pada minggu ke-30 dan tetap berada pada kadar ini hingga aterm. 


E.    SISTEM PERKEMIHAN
       
                          Bila satu organ membesar, maka organ lain akan mengalami tekanan, dan pada kehamilan tidak jarang terjadi gangguan berkemih pada saat kehamilan. Ibu akan merasa lebih sering ingin buang air kecil. Pada bulan pertama kehamilan kandung kemih tertekan oleh uterus yang mulai membesar
Pada minggu-minggu pertengahan kehamilan, frekuensi berkemih meningkat. Hal ini umumnya timbul antara minggu ke- 16 sampai minggu ke- 24 kehamilan.Pada akhir kehamilan, bila kepala janin mulai turun kandung kemih tertekan kembali sehinggal timbul sering kencing.Perubahan struktur ginjal merupakan aktifitas hormonal [ estrogen dan progesteron ], tekanan yang timbul akibat pembesaran uterus, dan peningkatan volume darah. Sehingga minggu ke-10 gestasi, pelvis ginjal dan uretra berdilatasi.
Pada kehamilan normal fungsi ginjal cukup banyak berubah. Laju filtrasi glomerulus dan aliran plasma ginjal meningkat pada awal kehamilan. Ginjal wanita harus mengakomodasi tuntutan metabolism dan sirkulasi ibu yang meningkat dan juga mengekskresi produk sampah janin. Ginjal pada saat kehamilan sedikit bertambah besar, panjangnya bertambah 1-1,5 cm. Ginjal berfungsi paling efisien saat wanita berbaring pada posisi rekumbeng lateral dan paling tidak efisien pada saat posisi telentang. Saat wanita hamil berbaring telentang, berat uterus akan menekan vena kava dan aorta, sehingga curah jantung menurun. Akibatnya tekanan darah ibu dan frekuensi jantung janin menurun, begitu jg dengan volume darah ginjal.
Adaptasi sistem perkemihan pada ibu hamil :
Trimester I
Pada bulan-bulan pertama kehamilan kandung kencing tertekan sehingga sering timbul kencing. Dan keadaan ini hilang dengan tuanya kehamilan bila uterus gravidus keluar dari rongga panggul. Pada kehamilan normal , fungsi ginjal cukup banyak berubah, laju filtrasi glomelurus dan aliran plasma ginjal meningkat pada kehamilan.
Bila satu organ membesar, maka organ lain akan mengalami tekanan, dan pada kehamilan tidak jarang terjadi gangguan berkemih pada saat kehamilan. Ibu akan merasa lebih sering ingin buang air kecil. Pada bulan pertama kehamilan kandung kemih tertekan oleh uterus yang mulai membesar.
Kehamilan normal fungsi ginjal cukup banyak berubah. Laju filtrasi glomerulus dan aliran plasma ginjal meningkat pada awal kehamilan.Ginjal wanita harus mengakomodasi tuntutan metabolisme dan sirkulasi ibu yang meningkat dan juga mengekskresi produk sampah janin. Ginjal pada saat kehamilan sedikit bertambah besar, panjangnya bertambah 1-1,5 cm. Ginjal berfungsi paling efisien saat wanita berbaring pada posisi rekumbeng lateral dan paling tidak efisien pada saat posisi telentang. Saat wanita hamil berbaring telentang, berat uterus akan menekan vena ekava dan aorta, sehingga curah jantung menurun. Akibatnya tekanan darah ibu dan frekuensi jantung janin menurun, begitu juga dengan volume darah ginjal.

Trimester II
Kandung kencing tertekan oleh uterus yang membesar mulai berkurang, karena uterus sudah mulai keluar dari uterus. Pada trimester 2, kandung kemih tertarik keatas dan keluar dari panggul sejati kea rah abdomen. Uretra memanjang samapi 7,5 cm karena kandung kemih bergeser kearah atas. Kongesti panggul pada masa hamil ditunjukkan oleh hyperemia kandung kemih dan uretra. Peningkatan vaskularisasi ini membuat mukosa kandung kemih menjadi mudah luka dan berdarah. Tonus kandung kemih dapat menurun. Hal ini memungkinkan distensi kandung kemih sampai sekitar 1500 ml. Pada saaat yang sama, pembesaran uterus mennekan kandung kemih, menimbulkan rasa ingin berkemih walaupun kandung kemih hanya berisi sedikit urine.

Trimester III
Pada akhir kehamilan, bila kepala janin mulai turun kepintu atas panggul keluhan sering kencing akan timbul lagi karena kandung kencing akan mulai tertekan kmbali. Selain itu juga terjadi hemodilusi menyebabkan metabolisme air menjadi lancar.
Pada kehamilan tahap lanjut, pelvis ginjal kanan dan ureter lebih berdilatasi daripada pelvis kiri akibat pergeseran uterus yang berat ke kanan akibat terdapat kolon rektosigmoid di sebelah kiri.Perubahan-perubahan ini membuat pelvis dan ureter mampu menampung urine dalam volume yang lebih besar dan juga memperlambat laju aliran urine.
Contoh Kasus :
Ny T mengalami keluhan-keluhan pada saat kehamilannya. Pada bulan awal-awal, Ny T mengalami keadaan yang tidak enak seperti mual, muntah, dan sering buang air kecil. Pada bulan-bulan pertengahan, Ny T mengalami pertambahan berat badan yang begitu cepat dan drastis, dan frekuensi berkemih semakin meningkat dengan semakin membesarnya perut dan payudara.Pada akhir-akhir kehamilannya, Ny T melihat perubahan- perubahan di tubuhnya khususnya pada bagian perut tampak batas yang nyata antara bagian atas yang lebih tebal dan segmen bawah yang lebih tipis.

Analisis kasus :
Keluhan-keluhan yang di alami oleh Ny T di sebabkan karena perubahan anatomi dan fisiologi pada sistem-sistem pada tubuh yakni sistem reproduksi, payudara, system perkemihan dan system endokrin. Mual, muntah yang di alami oleh Ny T akibat kadar hormon estrogen yang meningkat sehingga tonus otot-otot traktus digestivus menurun, sehingga morbilitas seluruh taktus digestivusi juga kurang.
Bila organ lain seperti perut mengalami pembesaran maka organ lain akan mengalami tekanan jadi tidak jarang dengan semakin besarnya perut akan mengalami gangguan perkemihan dengan sering buang air kecil.Berat badan meningkat merupakan hal yang lumrah untuk menyesuaikan keadaan otot-otot yang semakin melebar agar bisa menahan berat si bayi, sedangkan payudara membesar untuk mempersiapkan ASI bagi bayi.Pada bagian perut tampak batas yang nyata antara bagian atas yang lebih tebal dan segmen bawah yang lebih tipis dikarenakan adanya kontraksi otot-otot bagian atas uterus yang menyebabkan segmen bawah rahim menjadi lebih lebar dan tipis.


F.    SISTEM PENCERNAAN
       
            Rongga Mulut
Salivasi mungkin akan meningkat sehubungan dengan kesuaran menelan akibat nausea. Gusi dapat menjadi hiperemis dan melunak, kadang berdarah apabila hanya terkena cedera ringan, misalnya pada saat gosok gigi. Pembengkakan gusi sangat vaskular disebut epulis kehamilan yang terkadang dapat timbul, tetapi secara khas mengecil secara spontan setelah kelahiran. Keadaan tersebut disebabkan oleh pengaruh hormon estrogen yang meningkat atau kadang tejadi pada pengguna kontrasepsi oral dan ibu yang mengalami defiisiensi vitamin C. Tidak ada bukti yang menjelaskan bahwa kehamilan mendorong proses pembusukan pada gigi.

Motilitas Saluran Gastrointestinal
Biasanya ada penurunan tonus dan motilitas saluran gastrointestinal yang menimbulkan pemanjangan waktu pengosongan lambung dan transit usus. Hal ini mungkin merupakan akibat jumlah progesteron yang besar selama proses kehamilan dan menurunkan kadar motalin-suatu peptida hormonal yang diketahui mempengaruhi otot-otot halus (Christofides dkk,1982)-atau keduanya. Pada saat persalinan, khususnya setelah pemberian analgesik, waktu pengosongan lambung secara khas sangat memanjang. Bahaya utama anastesi umum adalah regurgitasi dan aspirasi, baik isi makanan maupun asam lambung.
Hormon estrogen membuat pengeluaran asam lambung meningkat yang dapat menyebabkan pengeluaran air liur yang berlebihan (hipersalivasi), daerah lambung terasa panas, tejadi mual dan sakit/ pusing kepala terutama pagi hari yang disebut morning sickness. Muntah yang terjadi pada ibu hamil disebut emesis gravidarum. Apabila muntah berlebihan dan mengganggu kehidupan sehari- hari disebut hiperemesis gravidarum.

Lambung dan Esofagus
Pirosis merupakan kejadian yang umum pada kehamilan, Paling mungkin disebabkan oleh refluks sekret- sekret asam ke esofagus bagian bawah. Posisi lambung yang berubah mungkin ikut menyumbang pada seringna terjadi peristiwa ini. Tonus esofagus dan lambung berubah selama kahamilan dengan tekanan intraesofagus yang lebih rendah dari tekanan lambung lebih tinggi. Selain itu, pada saat yang bersamaan peristaltik esofagus mempunyai kecepatan gelombang dan amplitudo yang rendah (Ulmsten dan Sundstrom, 1978), perubahan- perubahan tersebut menyokong terjadinya refluks gastroesofageal yang menimbulkan heart burn.

Usus Kecil, Besar dan Appendiks
Oleh karena kehamilan yang berkembang terus, lambung dan usus digeser oleh uterus yang membesar ke arah atas dan lateral. Sebagai akibatnya, apendiks sebagai contoh biasanya bergeser ke arah atas, lateral dan sering kali mencapai pinggang kanan. Seperti telah dijelaskan sebelumnya, tonus serta motilitas dari lambung dan usus berkurang selama kehamilan.
Hormon progesteron menimbulkan pergerakan usus makin berkurang (relaksasi otot- otot polos) sehingga makanan lebih lama berada di dalam lambung dan apa yang telah dicerna lebih lama di dalam usus. Hal ini mungkin baik untuk reabsorpsi, tetapi dapat menimbulkan konstipasi di mana hal ini merupakan salah satu keluhan dari ibu hamil. Konstipasi dapat juga terjadi karena kurangnya aktivitas/ senam  dan penurunan intake cairan.

Hati
Pertambahan ukuran hati pada beberapa binatang dapat terlihat dengan jelas, tetapi sebaliknya pada kehamilan manusia, pembesaran hati tersebut tidak dapat terlihat (Combes dan Adams, 1971). Selain itu, dengan evaluasi histologis hati yang didapat dengan biopsi, termasuk pemeriksaan dengan mikroskop elektron menyatakan tidak ada perbedaan yang jelas dari morfologi hati yang terjadi sebagai respons terhadap kehamilan normal (Ingerslev dan Teilum, 1946). Perubahan terjadi secara fungsional yaitu dengan menurunnya albumin plasma dan globulin plasma dalam rasio tertentu. Kejadian ini merupakan kejadiaan yang normal pada wanita hamil. Pada wanita yang tidak hamil kondisi tersebut dapat menunjukkan adanya penyakit hati.

Kandung Empedu
Fungsi kandung empedu berubah selama kehamilan karena pengaruh hipotoni dari otot- otot halus. Selama melakukan SC, potter (1936) cukup sering menemukan empedu teregang namun hipotonik dan aspirat empedu cukup kental. Secara umum diterima bahwa kehamilan menjadi predisposisi pembentukan batu empedu.
Perubahan sistem pencernaan yang dirasakan ibu hamil adalah sebbagai berikut:
1.   Trimester I
Pada bulan- bulan pertama kehamilan, terdapat perasaan enek (nausea). Hal ini mungkin dikarenakan kadar hormon estrogen yang meningkat. Tonus otot- otot traktus digestivus menurun sehingga motilitas seluruh traktus digestivus juga berkurang. Makanan lebih lama berada di dalam lambung dan apa yang telah dicernakan lebih lama berada dalam usus. Hal ini mungkin baik untuk reabsorbsi, tetapi menumbulkan konstipasi yang memang merupakan salah satu keluhan utama wanita hamil. Tidak jarang dijumpai adanya gejala muntah (emesis) pada bulan- bulan pertama kehamilan. Biasanya terjadi pada pagi hari, dikenal dengan morning sickness. Apabila emesis terjadi terlalu sering dan terlalu banyak dikeluarkan (hiperemesis gravidarum), maka keadaan ini patologik. Hipersalivasi sering terjadi sebagai kompensasi dari mual dan muntah yang terjadi. Pada beberapa wanita ditemukan adanya ngidam makanan yang mungkin berkaitan dengan persepsi individu wanita tersebut mengenai apa yang bisa mengurangi rasa mual dan muntah. Kondisi lainnya adalah pica (mengidam) yang sering dikaitkan dengan anemia akibat defisiensi zat besi ataupun adanya suatu tradisi (Hanifa Wiknjosastro, 2002:97).
2.   Trimester II dan III
Biasanya terjadi konstipasi karena pengaruh hormon progesteron yang meningkat. Salain itu, perut kembung juga terjadi karaena adanya tekanan uterus yang membesar dalam rongga perut yang mendesak organ- organ dalam perut khususnya saluran pencernaan, usus besar, ke arah atas dan lateral. Wasir (hemoroid) cukup sering terjadi pada kehamilan. Sebagian besar hal ini terjadi akibat konstipasi dan naiknya tekanan vena- vena di bawah uterus termasuk vena hemoroidal. Panas perut terjadi karena terjadinya aliran balik asam gastrik ke dalam esofagus bagian bawah.

G.   SISTEM MUSKULOSKELETAL

        Sistem muskuloskeletal merupakan penunjang bentuk tubuh dan bertanggung jawab terhadap pergerakan.
Pengaruh dari peningkatan estrogen, progesteron, dan elastin dalam kehamilan menyebabkan keemahan jaringan ikat serta ketidakseimbangan persedian.
Akibat dari perubahan fisik selama kehamilan sebagai berikut :
a)   Peregangan otot-otot
b)   Pelunakan ligamen-ligamen
Area yang paling dipengaruhi perubahan-perubahan tersebut adalah sebagai berikut :
a)   Tulang belakang (curva lumbar yang berlebihan)
b)   Otot-otot abdominal (meregang keatas uterus hamil)
c)   Otot dasar panggul (menahan berat badan dan tekanan uterus)
Bagi ibu hamil, bagian ini merupakan titik-titik kelemahan struktural dan bagian bermasalah yang potensional dikrenakan beban yang menekan kehamilan. Oleh karena itu, masalah portus merupakan hal biasa dalam kehamilan :
a)      Bertambahnya beban dan perubahan struktur dalam kehamilan mengubah dimensi tubuh dan pusat gravitasi.
b)    Ibu hamil mempunyai kecenderungan besar dalam membentur benda-benda (menghasilkan memar biru) dan kehilangan keseimbangan (lalu jatuh).
      Perubahan sistem muskuloskeletal yang dirasakan pada ibu hamil hamil adalah sebagai berikut : 


        Trimester  I
Pada trimester ini tidak banyak perubahan pada musculoskeletal. Akibat peningkatan kadar hormone estrogen dan progesteron, terjadi relaksasi dari jaringan ikat, kartilago, dan ligament juga meningkatkan tingkat jumlah cairan synovial. Bersamaan dua keadaan tersebut meningkatkan fleksibilitas dan mobilitas persendian. Keseimbangan kadar kalsium selama kehamilan biasanya nomal apabila asupan nutrisinya khususnya produksi susu terpenuhi. Tulang dan gigi biasanya tidak berubah pada kehamilan yang normal.
Karena pengaruh hormon estrogen dan progesteron, terjadi relaksasi dari ligament-ligament dalam tubuh menyebabkan peningkatan mobilitas dari sambungan/otot-otot pada pelvic. Bersamaan dangan membesarnya ukuran terus menyebabkan perubahan yang drastis pada kurva tulang belakang yang biasanya menjadi salah satu ciri pada seorang ibu hamil. Perubahan-perubahan tersebut dapat meningkatkan ketidaknyamanan dan rasa sakit pada bagian belakang yang bertambah seiring dengan penambahan umur kehamilan.
Trimester II dan III.
Hormon progesteron dan hormon relaksasi menyebabkan relaksasi jaringan ikat otot-otot. Hal ini terjadi maksimal pada satu minggu terakhir kehamilan. Proses relaksasi ini memberikan kesempatan pada panggul untuk meningkatkan kapasitasnya sebagai persiapan proses persalinan, tulang pubis melunak menyerupai tulang sendi, sambungan sendi sacrococcigus mengendur membuat tulang koksigis bergeser kearah belakang sendi punggul yang tidak stabil. Hal ini menyebablan sakit pinggang. Postur tubuh wanita secara bertahab mengalami perubahan karena janin membesar dalam adomen sehingga untuk mengopensasi penambahan berat ini, bahu lebih tetarik kebelakang dan tulang lebih melengkung, sendi tulang belakang lebih lentur, dan dapat menyebabkan nyeri punggung pada beberapawanita.
Lordosis progresif merpakan gambaran yang khas pada kehamilan normal. Untuk menggompensasi posisi anterior uterus yang semakin membesar, lordosis menggeser pusat grafitasi kebelakang pada tungkai bawah. Mobiltas sakroliaka, sakrokoksigeal, dan sendi pubis bertambah besar, serta menyebabkan rasa  tidak nyaman dibawah punggung, khususnya pada ahir kehamilan. Selama trimester ahir, rasa pea, mati rasa, a lema dialami ole anggota badan atas yang disebabkan lordosis yang disebabkan fleksi anterior leher dan merosotnya lingka bahu sehingga menimbulkan traksi pada nervus ulnaris dan medianus   ( Crisp dan deFrancesco, 1964 ). Ligamen rotundum mengalami hipertrofi dan mendapatan tekanan dari uterus yang mengakibatkan rasa nyeri pada ligamen tersebut.
       
H.    SISTEM KARDIOVASKULAR
        Sistem Kardiovaskular
Jantung merupakan suatu organ otot berongga yang terletak di pusat dada, bagian kanan dan kiri jantung masing-masing memiliki ruang sebelah atas (atrium yang mengumpulkan darah dan ruang sebelah bawah (ventrikel) yang mengeluarkan darah. Agar darah hanya mengalir dalam satu arah, maka ventrikel memiliki satu katup pada jalan masuk dan satu katup pada jalan keluar.
Fungsi sistem kardiovaskuler ( jantung )
Memberikan dan mengalirkan suplai oksigen dan nutrisi ke seluruh jaringan dan organ tubuh yang diperlukan dalam proses metabolisme. Secara normal setiap jaringan dan organ tubuh akan menerima aliran darah dalam jumlah yang cukup sehingga jaringan dan organ tubuh menerima nutrisi dengan adekuat.
Sistem kardiovaskular yang berfungsi sebagai sistem regulasi melakukan mekanisme yang bervariasi dalam merespons seluruh aktivitas tubuh. Salah satu contoh adalah mekanisme meningkatkan suplai darah agar aktivitas jaringan dapat terpenuhi. Pada keadaan tertentu, darah akan lebih banyak dialirkan pada organ-organ vital seperti jantung dan otak untuk memelihara sistem sirkulasi organ tersebut.
            Komponen Sistem Kardiovaskular
Sistem kardiovaskular merupakan suatu sistem transpor tertutup yang terdiri atas:
a)      Jantung, sebagai organ pemompa.
b)      Komponen darah, sebagai pembawa materi oksigen dan nutrisi.
c)      Pembululi darah, sebagai media yang mengalirkan komponen darah.
Perubahan anatomi dan fisiologi adaptasi pada ibu hamil kardiovaskular
Trimester I
Sirkulasi darah itu dalam kehamilan dipengaruhi oleh sirkulasi ke plasenta, uterus yang membesar pula, uterus yang membesar dengan pembuluh darah yang membesar pula, mammae dan alat lain yang memang berfungsi berlebihan dalam kehamilan. Volume plasenta maternal mulai meningkat pada saat 10 minggu usia kehamilan dan terus menerus meningkat sampai 30-34 minggu, sampai ia mencapai titik maksimum. Perubahan rata-rata volume plasenta maternal berkisar antara 20-100%. RBC meningkat 18% tanpa suplemen-suplemen zat besi dan terjadi peningkatan yang lebih besar yaitu 30% jika ibu meminum suplemen zat besi. Karena volume plasma meningkat rata-rata 50% sementara massa RBC meningkat hanya 18-30%, maka terjadi penurunan hematokrit selama kehamilan normal sehingga disebut anemia fisiologis.
Tekanan darah akan turun selama 24 minggu pertama kehamilan akibat terjadi penurunandalam perifer vaskuler resistence yang disebabkan oleh peregangan otot halus oleh progestrone. Tekanan sistolik akan turun sekitar 5-10 mmHg dan diastolic pada 10-15 mmHg. Selama kehamilan normal cardiac output meningkatkan sekitar 30-50% dn mencapai level maksimumnya selama trimester pertama atau kedua dan tetap tinggi selama persalinan.
Hipertropi (pembesaran atau dilatasi ringan jantung mungkin disebabkan oleh peningkatan volume darah dan curah jantung. Karena diafragma terdorong ke atas, jantung terangkat ke atas dan berotasi ke depan dan ke kiri. Impuls pada apeks, titik impuls maksimum (point of maksimum impuls/PMII) bergerak ke atas dan lateral sekitar 1-1,5 cm. Derajat pergeseran tergantung pada lama kehamilan dan ukuran serta posisi uterus. Pada akhir trimester I mulai terjadi palpitasi karena pembesaran ukuran serta bertambahanya cardiac output. Hidung tersembat /berdasas karena pengaruh hormone estrogen dan progesterone terjadi pembesaran kapiler, relaksai otot vaskuler serta peningkatan sirkulasi darah.
Trimester II
Pada usia kehamilan 16 minggu, mulai jelas kelihatan terjadi proses hemodilusi, setelah 24 minggu tekanan darah sedikit demmi sedikit naik kembali pada tekanan darah sebelum aterem. Perbubahan auskultasi mengiringi perubahaqn ukuran dari posisi jantung, peningkatan volume darah dan curah jantung juga menimbulkan perubahan hasil uskultasi yang umum terjadi selama masa kehamilan.
Bunyi splitting S1 dan S2 lebih jelas terdengar. S3 lebih jelas terdengar setelah minggu ke-20 gestasi. Selain itu murmurejeksi sistoloik tingkat II dapat didengar didaerah pulmonal. Antara minggu ke-14 dan ke-20, denyut meningkat perlahan, mencapai 10 sampai 15 kali permenit, kemudian menetap sampai aterm, dapat timbul palpitasi.
Trimester III
Selama kehamilan jumlah leukosit akan meningkat yakni berkisar antara 5000-12000 dan mencapai puncaknya pada saat persalinan dan masa nifas berkisar 14000-16000 penyebab peningkatan ini belum diketahui. Respon yang sama diketahui terjadi selama dan setelh melakukan latihan yang berat, distribusi tipe sel juga kan mengaami perubahan. Pada kehamilan, terutama trimesetr ke-3, terjadi peningkatan jumlah granulosit dan limfosit dan secara bersamaan limfosit dan monosit.

           

I.     SISTEM INTEGUMEN

Sehubungan dengan tingginya kadar hormonal, terjadi peningkatan pigmentasi selama kehamilan. Keadaan ini sangat jelas terlihat pada kelompok wanita dengan warna kulit gelap atau hitam dan dapat dikenali pada payudara, abdomen, vulva, serta wajah. Ketika terjadi pada kulit muka dikenal sebagai chloasma atau topeng kehamilan. Pada wajah biasanya terjadi pada pipi dan dahi sehingga dapat mengubah penampilan wanita tersebut.
Linea alba adalah garis putih tipis yang membentang dari simfisis pubis sampai umbilicus, dapat menjadi gelap yang biasa disebut Linea nigra. Peningkatan pigmentasi ini akan berkurang sedikit demi sedikit setelah masa kehamilan.
Tingginya kadar hormone yang tersirkulasi dalam darah dan peningkatan regangan pada kulit abdomen, paha, dan payudara bertanggung jawab pada timbulnya garis-garis yang berwarna merah muda atau kecoklatan pada daerah tersebut. Tanda tersebut bisa dikenal dengan nama striae gravidarum dan bisa menjadi lebih gelap warnanya pada multigravida dengan warna kulit gelap atau hitam. Striae gravidarum ini akan berkurang setelah masa kehamilan dan biasanya nampak seperti garis-garis yang berwarna keperakan pada wanita kulit putih atau warna gelap/hitam yang mengilap.
Pada kulit terdapat deposit pigmen dan hiperpigmentasi alat-alat tertentu. Pigmentasi ini disebabkan oleh pengaruh Melanophore Stimulating Hormone (MSH) yang meningkat. MSH ini adalah salah satu hormone yang juga dikeluarkan oleh lobus anterior hipofisis. Tekadang terdapat deposit pigmen pada dahi, pipi, dan hidung yang disebut chloasma gravidarum. Estrogen dan progesterone telah dilaporkan menimbulkan efek perangsangan melanosit. (Diczfalusy dan Troen, 1961).   

Striae Gravidarum
Terjadi pada bulan-bulan terakhir kehamilan, garis-garis sedikit cekung kemerahan umumnya timbul pada kulit abdomen, terkadang pada kulit paha dan payudara. Terjadi pada separuh wanita hamil. Pada wanita multipara sering kali ditemukan bersamaan dengan sikatriks striae kehamilan sebelumnya (Hanifa Wiknjosastro, 2002: 97-98).

Diastasis Rekti
Terkadang otot dinding abdomen tidak dapat menahan tegangan yang diberikan kepadanya dan muskuli rekti terpisah di garis tengah sehingga membentuk diastasis rekti dengan lebar yang bervariasi. Jika berat banyak bagian dari dinding uterus anterior yang hanya tertutup oleh kulit, faisa yang menipis, dan peritoneum.

Perubahan-perubahan Vaskular Kulit
Angioma, nevus, dan telangiektasis (vascular spider) timbul pada sekitar 2/3 wanita kulit putih dan kira-kira 10% wanita kulit hitam selama kehamilan (Bean dkk,1949). Angioma adalah bintik-bintik/garis menonjol kecil merah pada kulit, khusunya terjadi pada wajah, leher, dada atas, dan lengan dengan radikel-radikel bercabang keluar dari badan sentralnya. Paling mungkin disebabkan oleh hiperestrogenia.
Palmar erythema merupakan bintik-bintik merah pada bagian telapak tangan. Sering ditemukan pada kehamilan, namun tidak ada arti klinis yang akan segera menghilang setelah kehamilan berakhir.
Perubahan sistem integumen yang dirasakan ibu hamil adalah sebagai berikut :
1.         Trimester I
            a.   Palmar eritema (kemerahan ditelapak tangan) dan spider nevi.
            b.   Linea alba/nigra.
2.         Trimester II dan III
            a.   Chloasma dan perubahan warna areola.
            b.   Striae gravidarum (bulan ke 6-7).

Perubahan Fisiologis Sistem Integumen pada Ibu hamil
1.         Muka
                 Terjadi perubahan warna bercak hiperpigmentasi kecoklatan pada kulit di daerah tonjolan maksila dan dahi, khususnya pada wanita hamil berkulit hitam akibat peningkatan hormone estrogen dan progesterone, serta hormone melanokortikotropin. Tanda kehamilan yang terjadi ialah Chloasma gravidarum, ketidaknyamanan fisiologis juga terjadi chloasma gravidarum. Kebutuhan fisiologis yang dibutuhkan seorang ibu hamil yaitu:
a.         Hindari sinar matahari secara berlebihan saat hamil.
b.         Gunakan bahan pelindung nonalergis.
c.         Hindari penggunaan hidrokuinon.
2.         Kulit
        Hipersensitivitas allergen plasenta. Ketidaknyaman yang dirasakan ibu hamil yaitu gatal-gatal. Kebutuhan fisiologis yang dibutuhkan ibu hamil :
a.         Gunakan kompres mandi siram air sejuk.
b.         Gunakan cara mandi oatmeal.
c.         Pertimbangkan penggunaan obat luar atau antipruritik.
d.         Evaluasi jika ada gangguan atau penyakit kulit.
                  Peningkatan kelenjar apocrine akibat peningkatan hormone, kelenjar tersebut meningkat terutama akibat berat badan dan kegiatan metabolik yang meningkat; peningkatan aktifitas kelenjar sebasea. Ketidaknyaman yang dirasakan oleh ibu hamil yaitu bertambahnya keringat. Kebutuhan fisiologis yang dibutuhkan oleh ibu hamil ialah :
a.         Pakai pakaian yang longgar
b.         Perbanyak minum air putih
            c.   Mandi secara teratur.
3.         Perut
            Terdapat garis pigmentasi dari simfisis pubis sampai ke bagian atas fundus di garis tengah tubuh diinduksi hormone timbul. Pada primigravida, garis mulai terlihat pada bulan ketiga terus memanjang seiring dengan meningginya fundus. Pada multigravida, keseluruhan garis sering kali muncul sebelum bulan ketiga. Terdapat juga tanda regangan yang timbul pada 50-90% wanita selama pertengahan kedua kehamilan yang dapat disebabkan oleh kerja adenokortikosteroid, menunjukkan pemisahan jaringan ikat (kolagen) dibawah kulit. Garis-garis yang sedikit cekung ini cenderung timbul di daerah dengan regangan maksimum (misalnya, di abdomen, paha dan payudara). Tanda kehamilan yang terjadi terdapat linea nigra dan alba, serta striae gravidarum.
            Ketidaknyamanan yang dirasakan oleh ibu hamil yaitu garis-garis diperut dan payudara. Kebutuhan fisiologis yang dibutuhkan oleh ibu hamil ialah :
a.        Gunakan emollien luar atau antipruritik menurut indikasinya
            b.    Gunakan/kenakan pakaian yang menopang payudara dan abdomen.


J.     SISTEM METABOLISME

Metabolisme merupakan proses kimiawi yang terjadi di dalam tubuh semua mahkluk hidup .proses ini merupakaan pertukaran zat ataupun suatu organisme dengan lngkungannya.Metabolisme berasal dari bahasa yunani yaitu “metabole”yang artinya perubahan dapat dikatakan bahwa makhluk hidup mendapat,mengolah, dan mengubah suatu zat melalui proses kimiawi untuk mempertahankan hidupnya.
Metabolisme umumya mempunyai efek pada kehamilan karena ibu hamil perlu mendapat makanan bergizi walau dalam kondisi sehat.
a.  metablisme tingkat basal (basal metabolik rate,BMR) pada wanita hamil meninggi hingga 15-20% terutama pada trimester akhir .
b.         keseimbangan asam alkali sedikit mengalami perubahan konsentrasi alkali.
c.  di butuhkan protein banyak untuk perrkembangan alat kandungan ,payudara dan badan ibu,serta untuk persiapan laktasi
d. hidrat arang
e.  metabolism lemak terjadi
f.  kenaikan berat badan wanita hamil
g.  kebutuhan kalori meningkat selama hamil
h.  wanita hamil memerlukan makanan yang bergizi serta mengandung banyak protein
K.   SISTEM INDEKS MASSA TUBUH ( IMT ) DAN BERAT BADAN
Cara yang dipakai untuk menentkan berat badan menurut tinggi badan adalah dengan menggunakan indeks massa tubuh (IMT) dengan rumus berat badan dibagi tinggi badan panggakat 2. Contoh, wanita dengan berat badan sebelum hamil 51 kg dan tinggi badan 1,57 m. Maka IMT-ny adalah 51/(1,57)2 = 20,7. Nilai IMT mempunyai rentang sebagai berikut.
19,8-26,6             : normal
< 19,8                  : underweight
26,6 - 29,0           : overweight
>29,0                   : obesi
Petambahan berat badan ibu hamil menggambarkan status gizi selama hamil, oleh karena itu perlu dipantau setiap bulan. jika terdapat kelambatan alam penambahan berat badan ibu, ini dapat mengindkasikan adanya mal nutrisi sehingga dapat menyebabkan pertumbuhan janin intra-uteri ( intra-uterin growth Retardation-IUGR)

            Disarankan pada ibu primigravida untuk tidak menaikan berat badannya lebih dari 1
kg/bulan.
            Perkiraan peningkatan berat badan yang dianjurkan.
Ø 4 kg pada kehamilan trimester I.
Ø Pada kehamilan trimester II sampai III, pada perempuan dengan gizi baik dianjurkan menambah berat badan perminggu sebesar 0,4 kg, sementara pada perempuan dengan gizi kurang atau berlebih dianjurkan menambah berat badan perminggu masing- masing 0,5 kg dan 0,3 kg.
Ø Totalnya sekitar 15-16 kg.

Tabel rekomendasi penambahan berat badan selama kehamilan berdasarkan indeks massa tubuh :

Kategori
IMT
Rekomendasi (kg)
Rendah
< 19, 8
12, 5 – 18
Normal
19, 8 - 26
11, 5 - 16
Tinggi
26 - 29
7 – 11, 5
Obesitas
>29
≥ 7
Gemeli
16 – 20, 5

Penambahan berat badan selama kehamilan :
Jaringan dan cairan
10 minggu
20 minggu
30 minggu
40 minggu
Janin
5
300
1500
3400
Plasenta
20
170
430
650
Cairan amnion
30
350
750
800
Uterus
140
320
600
970
Mammae
45
180
360
405
Darah
100
600
1300
1450
Cairan ekstraselular
0
30
80
1480
Lemak 
310
2050
3480
3345
Total
650
4000
8500
12500

Peningkatan jumlah cairan selama kehamilan adalah suatu hal yang fisiologis. Hal ini disebabkan oleh turunnya osmolaritas dari 10 mOsm/kg yang diinduksi oleh makin rendahnya ambang rasa haus dan sekresi vasopresin. Fenomena ini mulai terjadi pada awal kehamilan. Pada saat aterm  ± 3,5 l cairan berasal dari janin, plaenta, dan cairan amnion, sedangkan 3 liter lainnya berasal dari akumulasi peningkatan volume darah ibu, uterus, dan payudara sehingga minimal tambahan cairan selama kehamilan adalah 6,5 l. Penambahan tekanan vena dibagian bawah uterus dan mengakibatkan oklusi parsial vena kava yang bermanifasi pada adanya pitting edema dikaki dan ditungkai terutama pada akhir kehamilan. Penurunan tekanan osmotik koloid interstisial juga akan menyebabkan odema pada akhir kehamilan.


L.    SISTEM DARAH DAN PEMBEKUAN DARAH
       
                 Darah mengangkut oksigen, karbondioksida, nutrisi dan hasil metabolisme ke seluruh tubuh. Selain itu darah juga berfungsi sebagai alat keseimbangan asam basa, perlindungan dari infeksi, dan merupakan pemelihara suhu tubuh.

Darah terdiri dua komponen yaitu plasma dan sel-sel darah. Sel-sel darah terdiri dari eritrosit, leukosit dan trombosit.
Volume plasma meningkat kira-kira 40-45% pada minggu ke-6 kehamilan Sehingga terjadi pengenceran darah ( hemodilusi ) dengan puncaknya pada umur kehamilan 32 – 34 minggu dengan perubahan kecil setelah minggu tersebut. Hal ini dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan metabolisme ibu dan janin. Peningkatan ini erat hubungannya dengan berat badan bayi. Ibu dengan kehamilan ganda akan mengalami peningkatan volume plasma yang lebih besar daripada ibu dengan kehamilan biasa.
Serum darah (volume darah) bertambah 25 – 30 % dan sel darah bertambah 20 %. Massa sel darah merah terus naik sepanjang kehamilan. Hemotokrit meningkat dari TM I – TM III.
Selama kehamilan jumlah leukosit akan meningkat yakni bekisar antara 5.000-12.000 /µl dan mencapai puncaknya pada saat persalinan dan maa nifas berkisar 14.000-16.000 / µl. Penyebab peningkatan ini belum diketahui. Pada kehamilan, terutama trimester ke-tiga, terjadi peningkatan granulosit dan limfosit. Pada awal kehamilan aktivitas alkalin fosfatase juga meningkat.

Peredaran darah dipengaruhi oleh faktor :
1.   Meningkatnya kebutuhan sirkulasi darah sehingga dapat memenuhi kebutuhan perkembangan dan pertumbuhan dalam rahim.
2.   Terjadi hubungan langsung antara arteri & vena pada sirkulasi retro – plasenter.
3.   Pengaruh Hormon Progesteron dan estrogen.


Pembekuan/Koagulasi
Perubahan pada kadar fibrinogen, faktor-faktor pembekuan dan platelet selama kehamilan berakibat pada peningkatan kapasitas untuk pembekuan, dengan akibat peningkatan risiko terjadinya DIC (Disseminated Intravascular Coagulation) seperti yang terjadi pada komplikasi-komplikasi antara lain molahidatidosa dan abrupsiv plasenta/solusio plasenta.

       
I.     SISTEM PERNAFASAN

Usaha pernapasan ibu harus meningkat pada kehamilan untuk memenuhi peningkatan kebutuhan metabolik jaringan ibu dan janin. Pada akhir kehamilan, konsumsi oksigen meningkat sebesar 16-20%. Sistem pernapasan juga di pengaruhi oleh velume uterus yg membesar. Dalam hal cadangan fisiologis,stres yg di timbulkan oleh kehamilan pada sistem pernapasan lebih kecil di bandingkan dg peningkatan yg dapat di ukur saat olahraga. Dampak klinis dari perbedaaan ini aalah bahwa pasien dg penyakit pernapasan lebih kecil kemungkinannya mengalami perburukan i bandingkan dg mereka yg mengidap penyakit jantung.                                            
Pada awal kehamilan,dan demikian bukan di sebabkan oleh tekanan dari uterus, diafragma terdorong ke atas sebanyak 4 cm (de Swiet,1998). Gerakan respirasi diafragma meningkat dan terjadi peningkatan pelebaran (pemekaran)iga bagian bawah (peningkatan sudut substernal dari 68 derajat pada awal kehamilan menjai 103 derajat pada akhir kehamilan)(Thomson & Cohen, 1938).
Diafragma melakukan sebagian besar kerja respirasi; bernapas lebih bersifat torakalis daripada abdominalis. Pengaruh hormon menyebabkan otot dan tulang rawan di regio toraks melemas sehingga toraks melebar. Penurunan compliance dinding toraks menyebabkan dinding toraks dapat bergerak semakin ke dalam sehingga udara yg terperangkap lebih sedikit dan volume residual menurun.
Progesteron menurunkan kepekaan kemoreseptor perifer dan sentral untuk karbon dioksida (Skatrud, Dempsey, & Kaiser, 1978). Hal ini berarti dorongan pernapasan (respiratory rive) terpicu pada kadar kardon dioksida yang lebih rendah sehingga wanita hamil bernapas lebih dalam. Seiring dg peningkatan kadar progesteron selama kehamilan, peningkatan responsivitas terhadap PCO2 menyebabkan tidal volume (volume alun panas) dan, g demikian, volume per menit (minute volume) meningkat. Oleh karena itu, hiperventilasi (peningkatan volume alun) merupakan hal normal pada kehamilan. Konsumsi oksigen meningkat, tetapi tekanan oksigen arteri tidak berubah.
Pada kehamilan, frekuensi pernapasan tidak berubah, tetapi ventilasi per menit meningkat 40% karena volume alun napas meningkat; hal ini sudah mulai tampak sedini kehamilan 7 minggu. Hiperventilasi ini melebihi peningkatan konsumsi oksigen.Efisiensi pertukaran gas di alveolus sangat meningkat apabila yang meningkat volume alun napas dibandingkan dengan frekuensi pernapasan. Ventilasi alveolus semakin ditingkatkan oleh berkurangnya volume residual. Sekitar 150 ml udara inspirasi tetap berada di saluran napas atas dan tidak terjadi pertukaran gas (hal ini dikenal sebagai ruang mati anatomis atau anatomical dead space). Walaupun pada kehamilan ruang mati meningkat sebesar sekitar 60 ml karena dilatasi bronkiolus halus, ventilasi alveolus netto meningkat. Peningkatan volume alun napas berarti kapasitas residual fungsional berkurang sehingga lebih banyak udara segar yang bercampur dengan volume udara sisa (yang jumlahnya semakin berkurang) yang tertinggal di paru.
Dengan demikian, ventilasi pada kehamilan meningkat sekitar 70% yang menyebabkan peningkatan efisiensi pencampuran gas sehingga pertukaran gas menjadi lebih mudah karena gradien difusi meningkat. Peningkatan gradien konsentrasi karbon dioksida antara darah ibu dan janin membantu penyaluran karbon dioksida menembus plasenta dan mungkin penting pada keadaan yang merugikan. Progesteron meningkat kadar karbonat anhidrase di sel darah merah sehingga efisiensi pemindahan karbon dioksida semakin tinggi.
Tekanan parsial oksigen pada ibu sedikit meningkat (dari 95-100 mmHg menjadi 101-106 mmHg) dan kadar karbon dioksida menurun (dari 35-40 mmHg menjadi 26-34 mmHg). Peningkatan ringan PO2 tidak banyak berefek pada saturasi hemoglobin. Namun, postus memengaruhi kadar oksigen alveolus; posisi telentang pada akhir kehamilan menyebabkan tekanan oksigen alveolus menurun dibandingkan dengan posisi duduk. Perubahan oksigenasi alveolus ini mungkin kurang bermakna bagi janin walaupun mungkin dapat menjadi kompensasi apabila ibu berada di tempat yang tinggi.
Perjalanan udara dikaitkan dengan peningkatan dispnea dan frekuensi pernapasan. Penurunan kadar karbon dioksida pada kehamilan menyebabkan alkalosis respiratorik ringan. Perubahan pH memengaruhi kadar kation dalam darah, misalnya natrium, kalium, dan kalsium, yang membantu pemindahan melalui plasenta dan meningkatan penyediaan bagi pertumbuhan janin.Terjadi kompensasi metabolic berupa peningkatan ekskresi ion bikarbonat oleh ginjal. Penurunan bikarbonat serum menyebabkan pH ibu meningkat ke batas atas rentang fisiologis, dari 7,40 menjadi 7,45. Dengan demikian, kemampuan ibu untuk mengompensasi asidosis metabolik menurun, yang mungkin menimbulkan masalah pada persalinan lama atau apabila terjadi penurunan perfusi jaringan.Progeteron memiliki efek local pada tonus otot polos jalan napas dan pembuluh darah paru. Kapasitas difusi adalah tingkat kemudahan gas menembus membrane paru. Pada awal kehamilan, kapasitas difusi menurun mungkin karena efek estrogen pada komposisi mukopolisakarida dinding kapiler, yang meningkatkan jarak difusi (de Swiet, 1998b). Efek ini mungkin berlangsung selama beberapa bulan setelah persalinan. Peningkatan retensi air di jaringan paru juga menyebabkan penurunan kapasitas difusi.
Terjadi peningkatan closing volume yang mengisyaratkan diameter saluran napas kecil berkurang, hal ini mungkin disebabkan oleh peningkatan cairan paru. Penurunan efisiensi pemindahan gas paru dikompensasi secara parsial oleh relaksasi otot polos bronkiolus yang dipicu oleh progesterone, yang menurunkan resistensi saluran napas. Penurunan resistensi saluran napas berarti aliran udara meningkat. Prostaglandin juga mempengaruhi otot polos bronkiolus. Prostaglandin F2a, yang meningkat sepanjang kehamilan adalah konstriktor otot polos, prostaglandin E1 dan E2, yang meningkat pada trimester ketiga, merupakan dilator otot polos.
Bagaimana mereka mempengaruhi efisiensi pernafasan pada kehamilan masih belumlah jelas, walaupun apabila digunakan menginduksi abortus terapetik prostaglandin F2a dapat menyebabkan asma pada wanita yang rentan (Kreisman, van de Weil & Mitchell, 1975).
Usaha/ kerja bernafas mungkin tidak berubah karena penurunan risistensi jalan napas mengkompensasi kongesti dikapiler dinding bronkus. Banyak wanita hamil mengalami dispnea, yang menimbulkan rasa tidak nyaman dan kecemasan, sering pada awal kehamilan sebelum terjadi perubahan dalam tekanan intra abdomen. Hal ini dikaitkan erat pada PCO2 dan mungkin disebabkan oleh hiperventilasi (de Swiet, 1998b). kapiler di saluran napas akan mengalami pembengkakan yang dapat menimbulkan kesulitan bernafas melalui hidung dan memperparah infeksi saluran napas.

Perubahan laring dan edema pita suara yang disebabkan oleh dilatasi vascular dapat menyebabkan suara serak dan lebih berat, serta batuk menetap. Pada kasus yang berat, perubahan berupa penebalan laringini dapat menyebabkan penyulit apabila akan dilakukan intubasi, misalnya pada anestesia. Pada kehamilan, volume ekspirasi paksa pada 1 detik dan laju arus puncak biasanya tidak terpengaruh.Saat persalinan, nyeri menyebabkan peningkatan volume alun  napas dan frekuensi pernafasan (efek ini dihilangkan oleh anesthesia epidural yang efektif). Pada kala dua, kebutuhan otot menyebabkan asidosis metabolik (peningkatan produksi laktat dan piiruvat). Hal ini sedikit banyak diimbangi oleh alkalosis respiratorik akibat hiperventilasi (Blackburn & Loper, 1992)


N.        SISTEM PERSARAFAN

Sistem persarafan dan sistem hormonal marupakan bagian- bagian tubuh yang saling berkomunikasi dan saling berhubungan. Sistem ini mempunyai kemampuan untuk mengoordinasi, menafsirkan dan mengontrol interaksi antara individu dengan lingkungan sekitarnya. Sistem persarafan mengatur kebanyakan aktivitas sistem- sistem tubuh lainnya. Pengaturan sistem tersebut memungkinkan terjalinnya komunikasi antara berbagai sistem tubuh hingga menyebabkan tubuh berfungsi sebagai unit yang harmonis. Dalam sistem inilah terdapat segala fenomena kesadaran, pikiran, ingatan, bahasa, sensasi dan gerakan. Jadi kemampuan untuk dapat memahami, mempelajari dan merespons suatu rangsangan merupakan hasil kerja terintegrasi sistem persarafan yang mencapai puncaknya dalam bentuk kepribadian dan tingkah laku individu.
Sistem Persarafan Secara Stuktural :
1.            Sistem limbik
Istilah limbik (limbus) “batas” atau “tepi”. Bagian yang termasuk dari sistem limbik adalah nukleus dan terusan batas traktus antara serebri serta diensefalon yang mengelilingi korpus kolasum. Secara fungsional sistem limbik berkaitan dengan hal- hal berikut: respon emosional yang mengarah ada tingkah laku individu, suatu sadar terhadap lingkungan, memberdayakan fungsi intelektual korteks serebri secara tidak sadar dan memfungsikan secara otomatis batang otak untuk merespon keadaan, memfasilitasi penyimpanan memori dan menggali kembali simpanan memori yang diperlukan, dan merespon suatu pengalaman dan ekspresi dalam perasaan, terutama reaksi takut, marah dan emosi yang berhubungan dengan perilaku seksual.
2.        Saraf Kranial
Terdapat 12 pasang saraf kranial yang dinyatakan dengan nama atau dengan angka romawi. Saraf- saraf tersebut adalah olfaktorus (I), optikus (II), okulomotorius (III), troklearis (IV), trigeminus (V), abdusens (VI), fasialis (VII), vestibulokoklearis (VIII), glosofaringeus (IX), fagus (X), aksesorius (XI), hipoglosus (XII),.
3.            Saraf Spinal
Saraf- saraf pada manusia dewasa berukuran panjang sekitar 45 cm dan lebar 44 mm. Pada bagian permukaan dorsal dari saraf spinal terdapat alur yang dangkal secara longitudinal pada bagian medial posterior berupa sulkus dan bagian yang dalam dari anterior berupa fisura.
4.            Saraf Otonom
Sistem saraf otonom merupakan sistem persarafan campuran. Serabut- serabut aferennya membawa masukkan dari organ- organ viseral (berkaitan dengan pengaturan denyut jantung, diameter pembuluh darah, pernapasan, pencernaan, rasa lapar, mual, pembuangan dan sebagainya).
Perubahan Anatomi dan Adaptasi Fisiologis Sistem persarafan pada Ibu Hamil :
  Trimester I
a.             Perubahan pada telinga, hidung dan laring terjadi karena perubahan gerak cairan dan permeabilitas pembuluh darah.
b.            Persepsi bau dan rasa erat kaitannya dan penurunan sensitifitas bau mungkin terjadinya perubahan sensasi dan perubahan makanan yang lebih disukai.
c.             Perubahan dalam persepsi rasa mungkin disebabkan rasa pusing dan perasaan tidak suka terhadap makanannya, terutama untuk makanan yang rasanya pahit selama kehamilan.
d.      Ibu hamil mengalami kesulitan untuk mulai tidur, sering terbangun, jam tidur malam yang lebih sedikit serta efisiensi tidur yang mulai berkurang.
e.      Nyeri kepala ringan, rasa ingin pingsan, dan bahkan pingsan (sinkop) sering terjadi pada awal kehamilan.
2.      Trimester II
a.          Nyeri kepala akibat ketegangan umum timbul saat ibu merasa cemas dan tidak pasti tentang kehamilannya. Nyeri kepala dapat juga dihubungkan dengan gangguan penglihatan, sinusitis, atau migran.
b.         kram tungkai disebabkan pembesaran uterus memberikan tekanan pada pembuluh darah panggul yang dapat mengganggu sirkulasi dan saraf yang menuju ektremitas bagian bawah.
c.          masalah neuromuskular seperti kram otot/ tetani akibat kekurangan kalsium (hipoklasemia)
d.         Meralgia Paresthetica (kesakitan, mati rasa, berkeringat, terasa gatal di daerah paha), bisa disebabkan oleh tekanan uterus pada saraf kutan lateral femoral.
e.          Pusing dan perasaan seperti melihat kunang-kunang disebabkan oleh hipotensi supine syndrome (vena cava sindrom). Hal ini terjadi karena ketidakstabilan vasomotor dan hipotensi postural khususnya setelah duduk atau berdiri dengan periode yang lama.
3.      Trimester III
a.          Lordosis dorsolumbal dapat menyebabkan nyeri akibat tarikan pada saraf atau kompresi akar syaraf
b.         rasa sering kesemutan atau acroestresia pada ekstremitas disebabkan postur tubuh ibu yang membungkuk.
c.          Edema yang melibatkan saraf perifer dapat menyebabkan carpal tunel syndrom selama trimester akhir kehamilan. Edema menekan saraf median di bawah ligamentum karpalis pergelangan tangan. Sindrom ini ditandai parestesia (sensasi abnormal seperti rasa terbakar atau gatal akibat gangguan pada sistem saraf sensori) dan nyeri pada tangan yang menjalar ke siku.
d.         Pembengkakan yang melibatkan saraf pherifera dan tangan. Pembengkakan tersebut menekan saraf median dibawah ligmen persendian antara lengan dan tangan.
e.          Akroestesia ( kaku dan gatal di tangan ) yang timbul akibat posisi bahu yang membungkuk. Keadaan ini berkaitan dengan tarikan pada segmen fleksus brachialis.



BAB III
PENUTUP
A.     Kesimpulan

Pada wanita hamil terjadi perubahan-perubahan fisiologis yang sangat spesifik, mulai dari perubahan sistem reproduksi, sistem payudara, sistem endokrin, sistem kekebalan, sistem perkemihan, sistem pencernaan, sistem muskuloskeletal,sistem kardiovaskular, sistem integumen, sistem metabolisme, sistem IMT (BB), sistem darah dan pembekuan darah, sistem pernafasan dan sistem persarafan. Dan perubahan-perubahan yang terjadi saling berhubungan satu dengan yang lain.  Perubahan ini merupakan hal yang wajar dan normal yang tidak perlu ditakuti. Perubahan-perubahan yang terjadi selama kehamilan akan kembali seperti keadaan sebelum hamil, setelah proses persalinan dan menyusui selesai.

B.     Saran
           
Perubahan fisiologis adalah  respon tubuh karena adanya pembuahan atau fertilisasi yang terjadi didalam uterus yang bertujuan untuk mempertahankan hasil pembuahan agar tetap hidup dan berkembang. Peristiwa ini  normal dan wajar terjadi kemudian akan kembali seperti semula keadaan semula beberapa minggu. Selain itu menyusui juga dapat membantu mempercepat pemulihan kondisi tubuh, karena menyusui menyebabkan rahim berkontraksi dan mempercepat kembalinya ke ukuran normal.
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahan karena terbatasnya pengetahuan dan kekurangan rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah yang kami susun tersebut. Kami selaku penulis banyak berharap para pembaca sudi  memberikan kritik dan saran yang tentunya membangun kepada kami, demi mencapainya.
Semoga makalah ini dapat menjadi referensi bagi semua pihak untuk dapat lebih mengembangkan ilmu asuhan kebidanan khusunya asuhan kehamilan.
DAFTAR PUSTAKA

Djojodibroto, Darmanto. 2009. Respirologi (Respiratory Medicine). Jakarta : EGC
Coad, Jane dan Dunstall, Melvyn. 2007. Anatomi dan Fisiologi untuk Bidan. Jakarta : EGC
Kamaruddin. Februari 2009
Vivian Nanny Lia Dewi, Sunarsih Tri.2011. Asuhan Kehamilan untuk Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika
Muttaqin Arif. 2008. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Persarafan. Jakarta: Salemba Medika
http://carinfomu.blogspot.com/2015/01/perubahan-anatomi-dan-adaptasi.html
Prawirohardjo, Sarwono. 2010. Ilmu Kebidanan Edisi Keempat. Jakarta. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.










Tidak ada komentar:

Posting Komentar