Kamis, 16 Maret 2017

makalah sistem limfatik

                                                                   BAB I

PENDAHULUAN


A.     Latar Belakang

Sistem limfatik adalah suatu sistem sirkulasi sekunder yang berfungsi mengalirkan limfa atau getah bening di dalam tubuh. Limfa (bukan limpa) berasal dari plasma darah yang keluar dari sistem kardiovaskular ke dalam jaringan sekitarnya. Cairan ini kemudian dikumpulkan oleh sistem limfa melalui proses difusi ke dalam kelenjar limfa dan dikembalikan ke dalam sistem sirkulasi.

Limfangitis akut mempengaruhi anggota penting dari sistem kekebalan tubuh-sistem limfatik. Limbah bahan-bahan dari hampir setiap organ dalam tubuh mengalir ke pembuluh limfatik dan akan disaring dalam organ kecil yang disebut kelenjar getah bening. Benda asing, seperti bakteri atau virus, diproses dalam kelenjar getah bening untuk menghasilkan respon imun untuk melawan infeksi.

Limfadenitis Tuberkulosis, suatu peradangan pada satu atau lebih kelenjar getah bening. Penyakit ini masuk dalam kategori tuberkolosis luar. Tuberkolosis sendiri dikenal sejak 1000 tahun sebelum Masehi seperti yang tertulis dalam kepustakaan Sanskrit kuno.

Lymphedema terdiri dari dua kata yaitu Lymph (limfe) atau cairan getah bening dan Edema atau sembab. Limfe adalah cairan tubuh yang mengalir di dalam pembuluh limfe dan terdapat di seluruh bagian tubuh. Jika darah membawa makanan, maka limfe mengandung limfosit yang berguna untuk memerangi penyakit seperti infeksi dan kanker.

Elephantiasis/filariasis merupakan suatu infeksi parasit yang menyerang pembuluh limfe, sehingga terjadi pembesaran satu atau lebih anggota gerak yang diserangnya. (Christine Brooker, 2001)


B.   Tujuan

Adapun tujuan umum penulis menyusun makalah ini untuk mendukung kegiatan belajar mengajar jurusan keperawatan khususnya “Keperawatan Kardiovaskular” dengan bahan ajar “Asuhan Keperawatan pada Klien Limfe Edema”.

C.    Rumusan masalah

1.      Apa definisi dari limfa edema.

2.      Apa saja penyebab dari limfa edema.

3.      Bagaimana pathofisiolgi dari limfa edema.

4.      Bagaimana penatalaksanaan dari limfa edema.

5.      Apa saja kompikasi dari limfa edema.

6.      Apa saja pemeriksaan diagnostik dari limfa edema.














BAB II

PEMBAHASAN


1.  Definisi

Limfedema disebabkan oleh obstruksi dan dilatasi pembuluh limfe dengan akumulasi cairan interstisial di tempat yang dialiri oleh pembuluh limfe bersangkutan. Penyebab obstruksi yang paling sering ditemukan adalah keganasan, reseksi limfonodi regional, fibrosis pasca-radiasi, filariasis, thrombosis pasca-inflamasi dengan pembentukan parut limfatik.

Kalau berjalan lama, limfedema menyebabkan fibrosis interstisial. Kalau jaringan kutaneus turut terkena, limfedema menimbulkan gambaran kulit jeruk (peau d’orange) pada kulit dengan disertai ulkus dan indurasi berwarna merah-coklat. Akumulasi chyle dapat terjadi sekunder dalam setiap rongga tubuh karena ruptur pembuluh limfe yang melebar dan mengalami obstruksi. (schoen, 2009)

2.  Etiologi
 Pada lymphedema primer, penyakit ini dianggap sebagai kelainan genetik, dimana ekspresi dapat terjadi pada saat lahir (penyakit Milroy), pubertas (lymphedema praecox), atau setengah baya (lymphedema tarda). Dalam lymphedema sekunder, penyakit ini berkembang sebagai infeksi atau bedah ablasi. Pasien yang diklasifikasikan memiliki predisposisi primer (bawaan) lymphedema, memiliki bentuk disfungsi limfatik yang lebih parah, sedangkan pasien dengan sekunder (diperoleh) lymphedema menyebabkan pembengkakan hanya beberapa saat setelah terjadi kerusakan dan selanjutnya aliran limfatik normal. Kapasitas terjadinya kerusakn aliran dan regenerasi limfatik dapat bervariasi antarpasien. Ketidakpastian tentang etiologi utama lymphedema diperkirakan karena perempuan menderita setidaknya tiga kali lebih sering dibandingkan pria dan sering berkembang edema sekitar waktu menarche; kaki kiri lebih sering daripada kanan, dan keterlibatan jarang terjadi pada ekstremitas atas. Penyebab paling umum dari lymphedema sekunder di seluruh dunia adalah infeksi langsung kelenjar getah bening oleh parasit Wuchereria bancrofti. Di negara-negara Barat, kerusakan atau pengangkatan kelenjar getah bening regional dengan operasi, radiasi, tumor invasi, atau sebagai akibat dari infeksi atau peradangan adalah penyebab paling umum dari lymphedema sekunder. Keseluruhan kejadian berikut operasi kanker payudara lymphedema telah dilaporkan mencapai 25%, meskipun manifestasi berat jarang terjadi. Prevalensi terbesar lymphedema terjadi di antara mereka yang menjalani operasi aksila yang luas diikuti dengan radiasi aksila. Meningkatnya penggunaan biopsi sentinel node dapat mengurangi kejadian ini penyakit yang berpotensi mematikan.
3.  Tanda dan Gejala

a.       Pembengkakan di sebagian atau di seluruh lengan pada tungkai, termasuk jari2 tangan atau jari2 kaki
b.      Lengan atau tungkai terasa berat atau kencang
c.       Pergerakan anggota tubuh yang terkena menjadi terbatas
d.      Timbul rasa tidak nyaman atau nyeri
e.       Terjadi infeksi berulang pada anggota gerak yang terkena
f.       Terjadi penebalan atau pengerasan kulit pada daerah yg terkena

4.  Anatomi Sistem Limfatik

a.  Pembuluh Limfatik
Struktur pembuluh limfe serupa dengan vena kecil, tetapi memiliki lebih banyak katup sehingga pembuluh limfe tampaknya seperti rangkaian petasan atau tasbih. Pembuluh limfe yang terkecil atau kapiler limfe lebih besar dari kapiler darah dan terdiri hanya atas selapis endotelium. Pembuluh limfe bermula sebagai jalinan halus kapiler yang sangat kecil atau sebagai rongga-rongga limfe di dalam jaringan berbagai organ. Pembuluh limfe khusus di vili usus halus yang berfungsi sebagai absorpsi lemak (kilomikron), disebut lacteal villi.
Pembuluh limfa berfungsi untuk mengangkut cairan untuk kembali ke peredaran darah. Limfa sebenarnya merupakan cairan plasma darah yang merembes keluar dari pembuluh kapiler di sistem peredaran darah dan kemudian menjadi cairan intersisial ruang antarsel pada jaringan. Pembuluh limfa dibedakan menjadi:
1.      Pembuluh limfa kanan (duktus limfatikus dekster) : Pembuluh limfa kanan terbentuk dari cairan limfa yang berasal dari daerah kepala dan leher bagian kanan, dada kanan, lengan kanan, jantung dan paru-paru yang terkumpul dalam pembuluh limfa. Pembuluh limfa kanan bermuara di pembuluh balik (vena) di bawah selangka kanan.
2.      Pembuluh limfa kiri (duktus limfatikus toraksikus) : Pembuluh limfa kiri disebut juga pembuluh dada. Pembuluh limfa kiri terbentuk dari cairan limfa yang berasal dari kepala dan leher bagian kiri dan dada kiri, lengan kiri, dan tubuh bagian bawah. Pembuluh limfa ini bermuara di vena bagian bawah selangka kiri.
Peredaran limfa merupakan peredaran yang terbuka. Peredaran ini dimulai dari jaringan tubuh dalam bentuk cairan jaringan. Cairan jaringan ini selanjutnya akan masuk ke dalam kapiler limfa. Kemudian kapiler limfa akan bergabung dengan kapiler limfa yang membentuk pembuluh limfa yang lebih besar dan akhirnya bergabung menjadi pembuluh limfa besar yaitu pembuluh limfa kanan dan kiri. Kurang lebih 100 mil cairan limfa akan dialirkan oleh pembuluh limfa menuju vena dan dikembalikan ke dalam darah.

b.  Jaringan / Organ Limfatik

 Organ Limfatik Primer
1.Sumsum Tulang Merah : merupakan jaringan penghasil limfosit. Sel-sel limfosit yang dihasilkan tersebut akan mengalami perkembangan. Limfosit yang berkembang di dalam sumsum tulang akan menjadi limfosit B. Sedangkan limfosit yang berkembang di dalam kelenjar timus akan menjadi limfosit T. Limfosit-limfosit ini berperan penting untuk melawan penyakit.
2.Kelenjar Timus : memiliki fungsi spesifik, yaitu tempat perkembangan limfosit yang dihasilkan dari sumsum merah untuk menjadi limfosit T. Timus tidak berperan dalam memerangi antigen secara langsung seperti pada organorgan limfoid yang lain. Untuk memberikan kekebalan pada limfosit T ini, maka timus mensekresikan hormon tipopoietin.
5.  Fisiologi Sistem Limfatik Manusia
Sistem limfatik manusia terdiri atas :
a.      Saluran Limfe
Saluran limfa adalah cairan bening menyerupai plasma yang tidak mengandung protein plasma dan memiliki kompetensi yang serupa dengan cairan interstisial. Limfe mengangkut protein plasma yang meresap kedasar kapiler dan kembali kedalam aliran darah. Limfe juga membawa partikel yang lebih besar, missal bakteri dan sisa sel dari jaringan yang rusak, kemudian difiltrasi dan dihancurkan oleh nodus limfe. Limfe mengandung limfosit, yang bersirkulasi didalam sistem limfatik dan memungkinnya menjaga area tubuh yang berbeda. Dilakteal usus halus, lemak diabsorbsi kedalam limfatik yang membuat limfe disebut dengan kili, tampak seperti susu. Membran serosa yang paling lebar adalah peritoneum, memran serosa bertalian erat dengan sistem saluran limfe. Lipatannya yang banyak itu membawa saluran limfe dan pembuluh darah. Membran ini dilapisi oleh endotelium, dan didalamnya terdapat banyak lubang-lubang halus. Lubang-lubang ini disebut stomata, mereka berhubungan dengan pembuluh limfe dan dengan demikian menghindarkan limfe berkumpul dalam ruang serosa.
b.       Pembuluh  Limfe
Pembuluh limfa merupakan bagian penting dalam sistem peredaran limfa. Peredaran limfa adalah peradaran terbuka. Limfa dari jaringan akan masuk kekapiler limfa. Kapiler limfa akan bergabung dengan kapiler limfa yang lain membentuk pembuluh limfa. Pembuluh limfa akan terkumpul di pembuluh limfa dada. Limfa akhirnya akan kembali kesistem peradaran darah. Aliran limfa dalam pembuluh limfa dipengaruhi oleh kerangka otot rangka. Disepanjang pembuluh limfa terdapat buku limfa yang disebut dengan nodus limfa yang berbentuk bulatan kecil.
Semua cairan limfa berasal dari daerah kepala, leher, dada , paru-paru, jantung dan lengan kanan terkumpul dalam pembuluh-pembuluh limfa dan bersatu menjadi pembuluh limfa kanan disebut juga dengan duktus limfatikus dekster. Pembuluh limfa bermuara dipembuluh vena dibawah tulang selangka kanan. Cairan limfa yang berasal dari bagian selain yang bermuara dipembuluh limfa kanan akan bermuara pada pembuluh limfa dada yang disebut dengan duktus toraksikus yang bermuara ditulang selangka kiri.
Struktur pembuluh limfe serupa dengan vena kecil, tetapi memiliki lebih banyak katup sehingga pembuluh limfe tampaknya seperti rangkaian merjan. Pembuluh limfe yang terkecil atau kapiler limfe lebih besar dari kapiler darah dan terdiri hanya atas selapis endotelium. Pembuluh limfe bermula sebagai jalinana halus kapiler yang sangat kecil atau sebagai rongga-rongga limfe didalam jaringan berbagai organ. Sejenis pembuluh limfe khusus, disebut lakteal dijumpai dalam vili usus kecil. Kelenjar limfe berbentuk kecil lonjong atau seperti kacang dan terdapat disepanjang pebuluh limfe. Kerjanya sebagai penyaring dan dijumpai ditempat-tempat terbentuknya limfosit. Kelompok-kelompok utama terdapat didalam leher, axila, torax, abdomen, dan lipatan paha. Sebuah kelenjar limfe mempunyai pinggiran yang cembung dan yang cekung. Pinggiran yang cekung disebut hilum. Sebuah kelenjar terdiri atas jaringan fibrus, jaringan otot, dan jaringan kelenjar. Disebelah luar, jaringan limfe terbungkus oleh kapsul fibrus. Dari sini keluar tajuk-tajuk dari jaringan otot dan fibrus, yaitu trabekulae, masuk kedalam kelenjar dan membentuk sekat-sekat. Runagan diantaranya berisi jaringan kelenjar, yang mengandung banyak sel darah putih atau limfosit. Pembuluh limfe aferen menembus kapsul dipinggiran yang cembung dan menuangkan isinya kedalam kelenjar. Bahan ini bercampur dengan benda-benda kecil daripada limfe yang banyak sekali terdapat didalam kelenjar dan selanjutnya campuran ini dikumpulkan pembuluh limfe aferen yang mengeluarkan melalui hilum. Arteri dan vena juga masuk dan keluar kelenjar melalui hilum.
Saluran limfe terdapat dua batang saluran limfe yang utama, duktus torasikus dan batang saluran kanan. Duktus torasikus bermula sebagai reseptakulum khili atau sisternakhili didepan vertebra lumbalis. Kemudian berjalan ke atas melalui abdomen dan torax menyimpang kesebelah kiri kolumna vertebralis, kemudian bersatu dengan vena-vena besar disebelah bawah kiri leher dan menuangkan isinya kedalam vena-vena itu. Duktus torasikus mengumpulkan limfe dari semua bagian tubuh, kecuali dari bagian yang menyalurkan limfenya ke duktus limfe kanan. Duktus limfe kanan  ialah saluran yang  jauh lebih kecil dan mengumpulkan limfe dari sebelah kanan kepala dan leher, lengan kanan dan dada sebelah kanan, dan menuangkan isinya kedalam vena yang berada disebelah bawah kanan leher. Hampir semua jaringan tubuh memiliki pembuluh limfatik, kecuali sistem saraf pusat, tulang, dan sebagian besar lapisan superfisial kulit. Suatu infeksi pembuluh limfe dan kelenjar dapat meradang, yang tampak pada pembengkakan kelenjar yang sakit diketiak atau lipat paha dalam hal sebuah jari tangan atau jari kaki terkena infeksi.
Adapun fungsi pembuluh limfa yaitu :
1.      Mengembalikan cairan dan protein dari jaringan kedalam sirkulasi darah
2.      Mengangkut limfosit dan kalenjar limfe ke sirkulasi darah
3.      Membuat lemak yang sudah diemulsi dari susu ke sirkulasi  darah
4.      Menyaring dan menghancurkan mikroorganisme
5.      Menghasilkan zat antibodi untuk melindungi terhadap kelanjutan infeksi






BAB III

PENUTUP

Ø  KESIMPULAN
Sistem limfatik adalah suatu sistem sirkulasi sekunder yang berfungsi mengalirkan limfa atau getah bening di dalam tubuh. Limfa (bukan limpa) berasal dari plasma darah yang keluar dari sistem kardiovaskular ke dalam jaringan sekitarnya. Cairan ini kemudian dikumpulkan oleh sistem limfa melalui proses difusi ke dalam kelenjar limfa dan dikembalikan ke dalam sistem sirkulasi.
Lymphedema terdiri dari dua kata yaitu Lymph (limfe) atau cairan getah bening dan Edema atau sembab. Limfe adalah cairan tubuh yang mengalir di dalam pembuluh limfe dan terdapat di seluruh bagian tubuh. Jika darah membawa makanan, maka limfe mengandung limfosit yang berguna untuk memerangi penyakit seperti infeksi dan kanker.
Limfedema disebabkan oleh obstruksi dan dilatasi pembuluh limfe dengan akumulasi cairan interstisial di tempat yang dialiri oleh pembuluh limfe bersangkutan. Penyebab obstruksi yang paling sering ditemukan adalah keganasan, reseksi limfonodi regional, fibrosis pasca-radiasi, filariasis, thrombosis pasca-inflamasi dengan pembentukan parut limfatik.












DAFTAR PUSTAKA

Brunner / Suddarth. ( 2000). Buku Saku Keperawatan Medikal Bedah. EGC. Jakarta.

Diagnosa Nanda ( NIC dan NOC ) 2007-2008.

Tulus Putra, Sukman dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran jilid II. Jakarta: Media Aesculapius


Tidak ada komentar:

Posting Komentar