Rabu, 15 Maret 2017

Makalah Sistem Skeletal

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
     Anatomi berasal dari bahasa yunani yang terdiri dari ana yang artinya memisahmisahkan atau mengurai. Dan tomos yang artinya memotong-motong, jadi anatomi berarti mengurai dan memotong. Ilmu bentuk dan susunan tubuh di peroleh dengan cara mengurai badan melalui potongan bagian-bagian dari badan dan hubungan alat tubuh satu dengan yang lainnya sedangkan fisiologi adalah ilmu yang mempelajari faal fungsi atau pekerjaan dari tiap jaringan tubuh atau bagian dari alat tubuh tersebut dan untuk mengetahui perubahan yang terjadi pada tubuh orang sakit kita harus terlebih dahulu mengetahui struktur dan fungsi tiap alat-alat dari susunan tubuh manusia yang sehat dalam kehidupan sehari-hari. Makanisme dan sifat khusus tubuh manusia hidup di luar pengendalian kita sendiri, misalnya rasa haus dan lapar yang membuat kita mencari minum dan makan, perasaan dingin membuat kita mencari kehangatan dan perlindungan. Manusia sebenarnya bergerak secara otomatis karena kita mempunyai perasaan, fikiran, dan pengetahuan yang merupakan suatu rangkaian kehidupan yang otomatis memungkinkan kita hidup pada berbagai keadaan.

B.     Tujuan
Tujuan penulisan makalah skeletal ini, agar kita dapat mengetahui tentang struktur tulang yang ada di dalam tubuh kita dan untuk menambah wawasan kita tentang anatomi fisiologi tulang (skeletal).

C.    Rumusan Masalah
1.      Sistem Rangka
2.      Sistem Rangka tubuh manusia
3.      Gangguan pada Sistem Gerak Manusia


BAB II
PEMBAHASAN

A.    Sistem Rangka
Kerangka tubuh manusia juga disebut sistem skelet yaitu merupakan susunan tulang pembentuk tubuh manusia,penggerak badan,merupakan alat gerak pasif karena tulang juga akan ikut bergerak, jika alat gerak aktif(otot) yang melekat pada tulang tersebut mengadakan gerakan, jadi tulang berguna untuk pelekatan otot tubuh. Selain itu, tulang-tulang tersebut juga berfungsi sebagai pembentukan darah merah yaitu pada cavum medular(rongga sumsum) yang terdapat pada tulang yang berbentuk pipih atau panjang, terutama pada medulla ossea rubra(sumsum tulang merah) sedang pada sumsu tulang kuning atau medulla ossea flava tidak memproduksi sel darah merah, kecuali jika diperlukan akan berubah menjadi sumsum tulang merah.
Sistem rangka adalah suatu sistem organ yang memberikan dukungan fisik pada makhluk hidup. Sistem rangka umumnya dibagi menjadi tiga tipe: eksternal, internal, dan basis cairan (rangka hidrostatik), walaupun sistem rangka hidrostatik dapat pula dikelompokkan secara terpisah dari dua jenis lainnya karena tidak adanya struktur penunjang. Rangka manusia dibentuk dari tulang tunggal atau gabungan (seperti tengkorak) yang ditunjang oleh struktur lain seperti ligamen, tendon, otot, dan organ lainnya. Rata-rata manusia dewasa memiliki 206 tulang, walaupun jumlah ini dapat bervariasi antara individu.
Fungsi kerangka:
a)      menahan seluruh bagian-bagian tubuh agar tidak rubuh
b)      melindungi alat tubuh yang halus seperti otak, jantung, dan paru-paru
c)      tempat melekatnya otot-otot
d)     untuk pergerakan tubuh dengan perantaraan otot
e)      tempat pembuatan sel-sel darah terutama sel darah merah
f)       memberikan bentuk pada bangunan tubuh buah.






1.      Berdasarkan bentuknya tulang dibedakan atas :
a.       Tulang Pipa ( os tubular)
Tulang pipa berbentuk bulat panjang. Tulang pipa dijumpai pada anggota gerak. Setiap tulang pipa terdiri atas bagian batang dan dua bagian ujung. Tulang pipa bekerja sebagai alat ungkit dari tubuh dan memungkinkan adanya pergerakan. Di bagian tengah terdapat rongga besar yang berisi sumsum kuning dan banyak mengandung zat lemak. Contoh tulang pipa adalah tulang lengan atas, tulang hasta, tulang pengumpil, tulang telapak tangan, dan tulang betis. Bagian-bagian dari tulang pipa, antara lain sebagai berikut:
1)      Epifisis, yaitu kedua ujung tulang.
2)      Diafisis, yaitu bagian tengah tulang
3)      Cakraepifisis, yaitu sambungan epifisis dan diafisis.
4)      Tulang rawan daerah sendi.
5)      Kanalis medularis, yaitu rongga memanjang di dalam diafisis yang diisi oleh sumsum tulang kuning.
6)      Periosteum, yaitu selaput yang menyelimuti bagian luar tulang.
Periosteum mengandung osteoblas (sel pembentuk jaringan tulang), jaringan ikat, dan pembuluh darah. Periosteum merupakan tempat melekatnya otot-otot skeleton ke tulang dan berperan dalam nutrisi, pertumbuhan dan reparasi tulang rusuk.
b.      Tulang Pipih
Tulang pipih berbentuk pipih dan lebar. Tulang pipih terdiri atas dua lapisan jaringan tulang keras dan di tengahnya berupa lapisan tulang seperti bunga karang (spons) yang di dalamnya berisi sum-sum merah sebagai tempat pemben-tukan selsel darah. Tulang-tulang pipih berperan dalam melindungi organ tubuh. Tulang pipih terdapat pada tulang tengkorak, belikat, rusuk, dan tulang wajah.
c.       Tulang panjang
Tulang panjang adalah tulang yang panjangnya melebihi lebarnya. Biasanya terdiri dari sebuah batang berbentuk tabung yang disebut diafisis dan sebuah epifsisi pada ujung-ujungnya. Pada masa pertumbuhan diafisis dari tulang panjang dipisahkan dari epifisis oleh sebuah epifisis tulang rawan. Bagian diafisi yang terletak berdekatan dengan epifisis cartilage disebut dengan metafisis. Bagian batang atau diafisis dari tulang panjang memiliki sebuah rongga sempit di bagian tengahnya yang berisi sumsum tulang.
Bagian ujung dari tulang panjang, yaitu epifisis dan metafisis, terdiri daricancellous bone yang dikelilingi oleh lapisan cortical bone yang tipis. Permukaan artikular dari ujung tulang panjang dilapisi olehcartilage hialin. Tulang panjang ditemukan pada tungkai. Yang termasuk tulang panjang adalah femur, tibia, dan fibula pada paha dan betis, humerus, radius, dan ulna dari lengan, serta metatarsal, metacarpal, dan phalanges dari kaki dan tangan. Tulang panjangpada kaki mencakup setengah dari tinggi manusia. Tulangpanjang terutama tumbuh akibat perpanjang diafisis.Pertumbuhan longitudinal dari tulang panjang merupakan hasildari osifikasi endokondrial dari lempeng epifise. Pertumbuhanmemanjang tulang distimulasi oleh growth hormone (GH) yangdisekresikan lobus anterior dari glandula pituitary (Snell, 2004)
d.      Tulang Pendek
Tulang pendek berbentuk bulat dan berukuran pendek, tidak beraturan, misalnya terdapat pada tulang pergelangan tangan, pergelangan kaki, telapak tangan, dan telapak kaki. Tulang pendek diselubungi jaringan padat tipis. Tulang pendek sebagian besar terbuat dari jaringan tulang jarang karena diperlukan sifat yang ringan dan kuat. Karena kuatnya, maka tulang pendek mampu mendukung bagian tubuh seperti terdapat pada tulang pergelangan tangan.
2.      Jenis Tulang dibedakan atas:
a.       Tulang Rawan (Kartilago)
Tulang rawan dapat ditemukan pada embrio, anak-anak, dan orang dewasa. Tulang rawan pada embrio dan anak-anak berasal dari sel-sel mesenkim. Pada embrio, bagian dalam tulang rawan berongga dan berisi sel-sel pembentuk tulang yang disebut osteoblas. Tulang rawan pada anak-anak lebih banyak mengandung sel-sel tulang rawan daripada matriksnya. Kondisi ini berkebalikan dengan tulang rawan pada orang dewasa yang justru lebih banyak mengandung matriks. Tulang rawan pada orang dewasa terbentuk dari selaput rawan yang disebut perikondrium, yang banyak mengandung matriks. Tulang rawan pada orang dewasa terbentuk dari selaput rawan yang disebut perikondrium, yang banyak mengandung sel-sel pembentuk tulang rawan yang disebut kondrioblas. Tulang rawan ini dapat dijumpai pada bagian tubuh, di antaranya pada ujung tulang persendian, taju pedang, cincing batang tenggorok, daun telinga, antara tulang rusuk, antara ruas tulang belakang, dan lain-lain.
Tulang rawan terbagi menjadi 3, yaitu :
1)      Tulang rawan hialin
Banyak mengandung serabut kolagen bersifat ulet, kuat dan elastic. Tulang rawan hialin bersifat sementara karena akan berubah menjadi tulang keras. Tulang rawan hialin terdapat pada tlang rawan sendi, iga, saluran pernapasan dsb.
2)      Tulang rawan elastic
Substansi interselnya kaya akan serabut elastic dan sedikit kolagen, ditemukan pada daun telinga, epiglottis dsb.
3)      Tulang rawan fibrosa
Dikenal sebagai jaringan penyambung tukang rawan, mengadung lebih sedikit sel dibandingkan jenis yang lain. Fungsi dari tulag fibrosa yaitu memperdalam rongga-rongga cawan sendi.
b.      Tulang Sejati (Osteon)
Tulang sejati bersifat keras dan matriksnya banyak mengandung kalsium dan fosfat. Matriks tulang juga banyak mengandung zat perekat. Di dalamnya terdapat jaringan-jaringan seperti sarang lebah yang sangat keras dan kuat, pada bagian tengah tulang terdapat sumsum tulang yang bertugas membuat sel darah merah dan sel darah putih.
  1. Secara mikroskopis tulang terbagi menjadi
a.       Tulang Spons
Tulang spons memiliki matriks yang berongga. Misalnya, terdapat pada tulang pipih dan pendek.
b.      Tulang Kompak
Tulang kompak memiliki matriks yang padat dan rapat, misalnya terdapat pada tulang pipa.
  1. Pembentukan tulang ( osifikasi) :
Osifikasi adalah proses pembentukkan tulang keras dari tulang rawan (kartilago). Ada dua jenis osifikasi yaitu osifikasi membran dan osifikasi endokondral. Tulang keras dapat terbentuk baik melalui proses osifikasi intamembran, osifikasi endokondral atau kombinasi keduanya. Osifikasi endokondral adalah pergantian tulang rawan menjadi tulang keras selama proses pertumbuhan. proses osifikasi ini bertanggung jawab pada pembentukkan sebagian besar tulang manusia. Pada proses ini sel-sel tulang (osteoblas) aktif membelah dan muncul dibagian tengah dari tulang rawan yang disebut center osifikasi. Osteoblas selanjutnya berubah menjadi osteosit, sel-sel tulang dewasa ini tertanam dengan kuat pada matriks tulang.  Sebagian besar tulang juga dapat terbentuk dari gabungan osifikasi intramembran dan osifikasi endokondral. pada proses ini sel mesenkim berkembang menjadi kondroblast yang aktif membelah. sel-sel kondroblas yang besar mensekresikan matriks yang berupa kondrin. kondroblas berubah menjadi osteoblas yang menghasilkan osteosit dan menghasilkan mineral untuk membentuk matriks tulang.
Tulang keras dewasa merupakan jaringan hidup yang tersusun atas komponen organik dan komponen mineral. Komponen organik terdiri atas protein berupa serabut kolagen, matriks ekstraseluler dan fibroblast, dengan sel-sel hidup yang menghasilkan kolagen dan matriks.  komponen mineral tersusun atas kalsium karbonat yang memberikan kekuatan dan kekakuan pada tulang. Selama kehidupan individu, osteoblas terus mensekresikan mineral, sedangkan osteoklast terus mengabsorb mineral. pasien rawat inap dan astronot, tulangnya serikali rapuh disebabkan proses reabsorbsi oleh osteoklast lebih cepat dibandingkan proses sekresi oleh osteoblast.
Tulang-tulang orang yang telah berumur rapuh disebabkan komponen mineral dalam tulang tersebut mulai menurun produksinya. Jaringan yang berkembang akan disisipi dengan pembuluh darah. Pembuluh darah ini akan membawa mineral seperti kalsium dan menyimpannya pada jaringan tersebut.Proses pembentukkan tulang (osifikasi) Rangka manusia terbentuk pada saat masih embrio berusia genap dua bulan, walaupun masih berupa tulang rawan (cartilago).
Osifikasi intra membran berasal dari mesenkim yang merupakan cikal bakal dari tulang.  pada proses perkembangan hewan vertebrata terdapat tiga lapisan lembaga yaitu ektoderm, medoderm, dan endoderm. mesenkim merupakan bagian dari lapisan mesoderm, yang kemudian berkembang menjadi jaringan ikat dan darah. Tulang tengkorak berasal langsung dari sel-sel mesenkim melalui proses osifikasi intramembran.

B.     Sistem Rangka tubuh manusia
  1. Skeleton aksial
Terdiri atas sekelompok tulang yang menyusun poros tubuh dan memberikan dukungan dan perlindungan pada organ di kepala, leher dan badan. Macam-macam skeleton aksial yaitu:
a)      Tulang dada
Tulang dada termasuk tulang pipih,terletak di bagian tengah dada. pada sisi kiridan kanan tulang dada terdapat tempat lekat dari rusuk. bersama-sama dengan rusuk, tulang dada memberikan perlindungan pada jantung, paru-paru dan pembuluh darah besar dari kerusakan Tulang dada tersusun atas 3 tulang yaitu:
1)      Tulang hulu / manubrium. terletak di bagian atas dari tulang dada, tempat melekatknya tulang rusuk yang pertama dan kedua.
2)      Tulang badan / gladiolus, terletak dibagian tengah, tempat melekatnya tulang rusuk ke tiga sampai ke tujuh, gabungan tulang rusuk ke delapan sampai sepuluh.
3)      Tulang taju pedang / xiphoid process, terletak di bagian bawah dari tulang dada. Tulang ini terbentuk dari tulang rawan
2.      Tulang tengkorak bagian kepala dan wajah terdiri dari:
a.    Tulang tengkorak bagian kepala terdiri dari:
1)      bagian parietal → tulang dahi
2)      bagian temporal → tulang samping kiri kanan kepala dekat telinga
3)      bagian occipitas → daerah belakang daritengkorak
4)      bagian spenoid → berdekatan dengan tulang rongga mata, seperti tulang baji
5)      bagian ethmoid → tulang yang menyususn rongga hidung
Tulang tengkorak tulang-tulang tengkorak merupakan tulang yang menyusun kerangka kepala. Tulang tengkorak tersusun atas 8 buah tulang yang menyusun kepala dan empat belas tulang yang menyusun bagian wajah. tulang tengkorak bagian kepala merupakan bingkai pelindung dari otak. Sendi yang terdapat diantara tulang-tulang tengkorak merupakan sendi mati yang disebut sutura.
b.   Tulang tengkorak bagian wajah terdiri dari:
1)      Rahang bawah → menempel pada tulang tengkorak bagian temporal hal tersebut merupakan satu-satunya hubungan antar tulang dengan gerakan yang lebih bebas.
2)      Rahang bawah → menyusun sebagian dari hidung, dan langit-langit
3)      Palatinum (tulang langit-langit) → menyusun sebagian dari rongga hidung dan bagian atas dari atap rongga mulut
4)      Zigomatik → tulang pipi
5)      Tulang hidung
Tulang lakrimal → sekat tulang hidung.
3.      Tulang Rusuk
Tulang rusuk berbentuk tipis, pipih dan melengkung. bersama-sama dengan tulang dada membentuk rongga dada untuk melindungi jantung dan paru-paru. Tulang rusuk dibedakan atas tiga bagian yaitu:
a)      Tulang rusuk sejati berjumlah tujuh pasang. Tulang-tulang rusuk ini pada bagian belakang berhubungan dengan ruas-ruas tulang belakang sedangkan ujung depannya berhubungan dengan tulang dada dengan perantaraan tulang rawan.
b)      Tulang rusuk palsu berjumlah 3 pasang. Tulang rusuk ini memiliki ukuran lebih pendek dibandingkan tulang rusuk sejati. Pada bagian belakang berhubungan dengan ruas-ruas tulang belakang sedangkan ketiga ujung tulang bagian depan disatukan oleh tulang rawan yang melekatkannya pada satu titik di tulang dada.
c)      Rusuk melayang berjumlah 2 pasang. Tulang rusuk ini pada ujung belakang berhubungan dengan ruas-ruas tulang belakang, sedangkan ujung depannya bebas.
Tulang rusuk memiliki beberapa fungsi diantaranya:
a)      melindungi jantung dan paru-paru dari goncangan.
b)      melindungi lambung, limpa dan ginjal, dan
c)      membantu pernapasan.
4.      Ruas - Ruas tulang Belakang
Ruas-ruas tulang belakang disebut juga tulang belakang disusun oleh 33 buah tulang dengan bentuk tidak beraturan. ke 33 buah tulang tersebut terbagai atas 5 bagian yaitu:
a.    Tujuh ruas pertama disebut tulang leher (vertebra cervicalis).
1)      Ruas pertama dari tulang leher disebut tulang atlas, dan ruas kedua berupa tulang pemutar atau poros, bentuk dari tulang atlas memungkinkan kepala untuk melakukan gerakan. Karakteristik dari tulang atlas adalah :
a)      Tidak mempunyai corpus vertebrae
b)      Mempunyai dua arcus yaitu arcus anterior dan arcus posterior
c)      Mempunyai dataran sendi untuk dens epistrophii sehingga kepala dapat digelengkan ke kanan dan ke kiri.
d)     Mempunyai tuberculum anterior dan posterior, tetapi belum mempunyai -   processus spinosus.
2)      Ruas kedua disebut epistropheus (pemutar) sehingga kepala dapat menggeleng ke kanan dan ke kiri. Karakteristik dari ruas kedua ini yaitu :
a)      Mempunyai corpus seperti yag dipunyai oleh columna vertebrae lainnya dengan satu arcus vertebrae anterior.
b)      Mempnuyai dens epistrophii yang bersendi dengan tulang atlas sehingga kepala dapat menggeleng ke kanan dan kekiri.

3)      Ruas tulang ketujuh
Karakteristik dari ruas tulang ketujuh yaitu :
a)      Processus spinosusnya runcing dan paling menonjol (dapat diraba dari luar), oleh karena itu disebut dengan vertebrae prominent.
4)      Ruas tulang leher lainnya
Memiliki ciri umum yaitu :
a)      Memiliki corpus vertebrae, foramen vertebralis tempat sumsum tulang belakang, processus spinosus yang sering bercabang dua, tetapi kebanyakan runcing, satu arcus vertebrae anterior, biasanya corpus vertebra semakin kebawah semakin besar.
b)      Dua belas ruas berikutnya membentuk tulang punggung(vertebra thoracalis).
Ruas-ruas tulang punggung pada bagian kiri dan kanannya merupakan tempat melekatnya tulang rusuk. Bentuk ruas-ruas ini makin kebawah makin besar dan kuat, ruas yang paling bawah hamper sama dengan ruas tulang pinggang bersendi dengan os costae membentuk rongga dada (cavum thoracalis).
b.      Lima ruas berikutnya merupakan tulang pinggang(vertebra lumbalis).
Ukuran tulang pinggang lebih besar dibandingkan tulang punggung. Ruas-ruas tulang pinggang menahan sebagian besar berat tubuh dan banyak melekat otot-otot. Ruas tulang ini paling kuat dan paling besar disbanding dengan vertebra lainnya, terutama corpus vertebraenya, processus spinosus pendek kea rah sagital. Lempeng arcus vertebraenya lebih tebal, sedang foramen vertebraenya kecil.
c.       Lima ruas tulang kelangkangan (vertebra sacralis).
Berbentuk segitiga terletak dibawah ruas-ruas tulang pinggang. Bagian kanan dan kiri os sacrum ini bersendi dengan os coxa kanan dan kiri, merupakan sendi kaku dan sukar digerakkan, diperkuat dengan ligamentum
d.      Bagian bawah dari ruas-ruas tulang belakang disebut tulang ekor (coccyx), Tersusun atas 3 sampai dengan 5 ruas tulang belakang yang menyatu. Ruas-ruas tulang belakang berfungsi untuk menegakkan badan dan menjaga keseimbangan. menyokong kepala dan tangan, dan tempat melekatnya otot, rusuk dan beberapa organ.
Ruas-ruas tulang belakang berfungsi untuk menegakkan badan dan menjaga keseimbangan. menyokong kepala dan tangan, dan tempat melekatnya otot, rusuk dan beberapa organ.
5.      Sekeleton Apendikular
Tersusun atas tulang tulang yang merupakan tambahan dari skeleton axial.
Skeleton apendikular terdiri dari :
a.       Anggota gerak atas (extremitas superior)
Tulang penyusun anggota gerak atas tersusun atas:
1.      Humerus / tulang lengan atas.
Termasuk kelompok tulang panjang /pipa, ujung atasnya besar, halus, dan dikelilingi oleh tulang belikat. pada bagian bawah memiliki dua lekukan merupakan tempat melekatnya tulang radius dan ulna.
2.      Radius dan ulna / pengumpil dan hasta.
Tulang ulna berukuran lebih besar dibandingkan radius, dan melekat dengan kuat di humerus. Tulang radius memiliki kontribusi yang besar untuk gerakan lengan bawah dibandingkan ulna.
3.      Karpal / pergelangan tangan.
Tersusun atas 8 buah tulang yang saling dihubungkan oleh ligamen.
4.      Metakarpal / telapak tangan.
Tersusun atas lima buah tangan. Pada bagian atas berhubungan dengan tulang pergelangan tangan, sedangkan bagian bawah berhubungan dengan tulang-tulang jari (palanges)
5.      Palanges (tulang jari-jari).
Tersusun atas 14 buah tulang. Setiap jari tersusun atas tiga buah tulang, kecuali ibu jari yang hanya tersusun atas 2 buah tulang.
b.      Anggota gerak bawah (extremitas inferior)
Tulang anggota gerak bawah disusun oleh tulang:
1.      Femur / tulang paha.
Merupakan tulang panjang, keras dan merupakan tulang pipa terbesar, pada ujung proximanya terdapat bangunan yang berbentuk bundar dan besar yang disebut caput femoris. Inilah yang bersendi pada mangkok sendi pada gelang bahu yang disebut acetabulum. Persendian tersebut dibantu oleh ligamentum.
2.      Tibia dan fibula / tulang kering dan tulang betis.
Merupakan tulang pipa yang ukuran dan besarnya dapat dikatakan nomor dua setelah femur. Bagian pangkal berhubungan dengan lutut bagian ujung berhubungan dengan pergelangan kaki. Ukuran tulang kering lebih besar dibandingkan dengan tulang betis karena berfungsi untuk menahan beban atau berat tubuh. Tulang betis merupakan tulang pipa terkecil dari tulang pembentuk cruris dan tempat melekatnya beberapa otot.
3.      Patela / tempurung lutut.
Terletak antara femur dengan tibia, bentuk segitiga. patela berfungsi melindungi sendi lutut, dan memberikan kekuatan. pada tendon yang membentuk lutut.
4.      Tarsal / Tulang pergelangan kaki.
Termasuk tulang pendek, dan tersusun atas 8 tulang dengan salah satunya adalah tulang tumit. Bagian distal dari tarsal bersendi dengan bagian proximal dari metatarsal atau disebut basis metatarsal.
5.      Metatarsal / Tulang telapak kaki.
Tersusun atas 5 buah tulang pipa yang tersusun mendatar. Bagian ujung distal dari metatarsal bersendi dengan tulang-tulang jari dengan nama sendinya articulation metatarso-phalanges.
6.      Palanges / tulang jari-jari tangan.
Terdiri dari tulang-tulang pipa. Setiap jari tersusun atas 3 tulang kecuali tulang ibu jari atas 2 tulang, jadi semuanya berjumlah 14 ruas.
c.       Gelang bahu
Tulang gelang bahu (klavikula dan scapula / belikat dan selangka). Tulang selangka berbentuk seperti huruf “S”, berhubungan dengan tulang lengan atas (humerus) untuk membentuk persendian yang menghasilkan gerakan lebih bebas, ujung yang satu berhubungan dengan tulang dada sedangkan ujung lainnya berhubungan dengan tulang belikat. Tulang belikat (skapula) berukuran besar, bentuk segitiga dan pipih, terletak pada bagian belakang dari tulang rusuk. Fungsi utama dari gelang bahu adalah tempat melekatnya sejumlah otot yang memungkinkan terjadinya gerakan pada sendi.
d.      Gelang panggul
Tulang gelang panggul terdiri atas dua buah tulang pinggul. Pada anak anak tulang pinggul ini terpisah terdiri atas tiga buah tulang yaitu illium (bagian atas), tulang ischiun (bagian bawah) dan tulang pubis (bagian tengah). Dibagian belakang dari gelang panggul terdapat tulang sakrum yang merupakan bagian dari ruas-ruas tulang belakang. Pada bagian depan terdapat simfisis pubis merupakan jaringan ikat yang menghubungkan kedua tulang pubis. Fungsi gelang panggung terutama untuk mendukung berat badan bersama-sama dengan ruas tulang belakang. melindungi dan mendukung organ-organ bawah, seperti kandung kemih, organ reproduksi, dan sebagai tempat tumbuh kembangnya janin.
e.       Bagian akhir dari ruas-ruas tulang belakang seperti sakrum dan tulang coccyx.
Secara umum fungsi sistem rangka adalah membentuk kerangka yang kaku dengan jaringan-jaringan dan organ-organ yang melekat padanya. Sistem rangka melindungi organ-organ vital seperti otak yang dilindungi oleh tulang tengkorak, paru-paru dan jantung dilindungi oleh tulang dada dan tulang rusuk. Gerakan tubuh terbentuk dari kerjasama antara sistem rangka dengan otot, oleh sebab itu keduanya sering dikelompokkan menjadi satu nama yaitu sistem musculo-skeletal. rangka merupakan tempat melekatnya otot melalui perantaraan tendon. Antara tulang yang satu dengan tulang yang lain dikaitkan dengan perantaraan ligamen Sistem gerak pada manusia dan hewan terdiri atas rangka (tulang) dan otot. Otot mempunyai kemampuan untuk berkontraksi sehingga dapat menggerakkan tulang. Oleh karena itu, otot disebut sebagai alat gerak aktif, sedangkan tulang disebut sebagai alat gerak pasif.
Tulang manusia terdiri dari tulang pipih, tulang pipa, dan tulang tak beraturan. Tulang pipih dan tulang tak beraturan di bagian dalamnya diisi dengan sumsum tulang merah yang turut berfungsi dalarn pembentukan darah merah; tulang pipa di lubang pipanya terisi sumsum tulang kuning yang mengandung banyak lemak. Karena fungsinya membentuk sel darah, pengambilan sumsum tulang untuk diagnosis penyakit darah sering dilakukan pada tulang panggul (crista iliaca); dan pemeriksaan sumsum tulang untuk men diagnosis kemungkinan penyakit malaria pada orang dewasadapat menggunakansumsumdari tulangdada (ossternum). Pada saat bayi masih di dalarn kandungan, salah satu tulang yang paling eepat tumbuh adalah tulang tengkorak yang membungkus otak (neuro-craniumT).ulangtungkai mulai tumbuh eepat setelah lahir. Tulang tengkorak yang membentuk wajah tumbuh relatif larnbat dibandingkan neuro-cranium. Pada saat lahir semua bayi mempunyai variasi ukuran dan bentuk tulang wajah ( splanchno-cranium) yang minimal sehingga jika diperhatikan semua bayi normal mempunyai bentuk kepala atau wajah yang kira-kira sarna. Semua bayi mempunyai pipi montok dan wajah yang bundar, tennasuk yang berkulit putih, kuning, atau hitam. Setelah lahir, di tulang rahang atas mulai teIjadi pertumbuhan gigi yang biasanya mulai muncul atau mengalami erupsipada usia sekitar 6 bulan. Sejalan dengan pertumbuhan bayi, wajah bayi akan mulai memanjang karena gigi yang tumbuh akan memaksa tulang rahang atas dan tulang rahang bawah memanjang juga. Setelah gigi susu tumbuh dan keluar dari gusi, di dalam tulang tetap berlangsung pertumbuhan gigi tetap. Melalui proses seperti ini, wajah bayi secara perlahan akan mengalami perubahan. Menurut data statistik pada umumnya wajah bayi barn akan menunjukkan kesamaan dengan ibu atau bapaknya setelah usia 18 sampai 24 bulan. Di tulang pembungkus otak (neuro-cranium) juga terjadi pertumbuhan. Pada saat lahir tulang dahi beIjumlah 2 buah kiri kanan sehingga di puncak kepala bagian depan dapat teraba celah lunak berbentuk segi empat yang dinamakan ubun-ubun besar (greaterfontane~ dan di kepala bagian belakang celah berbentuk segitiga yang dinamakan ubun-ubun kedl (lesserfontane~. Ubun-ubun kedl penting digunakan oleh dokter dalam membantu persalinan; sedangkan ubun-ubun besar berguna untuk mendiagnosis apakah seorang bayi kekurangan cairan. Bayi yang sering mencret sehingga kekurangan cairan akan menunjukkan ubun-ubun besar yang melekuk ke dalam. Ubun-ubun besar dan kedl biasanya menutup pada usia sekitar 18 bulan. Setelah usia 6-7 tahun, gigi tetap biasanya mulai menggantikan gigi susu. Jika hal ini teIjadi maka di tulang rahang atas akan terbentuk rongga yang dinamakan sinus maxillaris atau sinus saja. Ini adalah sinus yang dapat mengalami infeksi bila seseorang menderita pilek dalam waktu lama. Karena sinusitu terbentuk setelah gigitetap mengalami erupsi, anak kecil di bawah usia 6 tahun tidak akan mengalami sinusiti.

C.    Gangguan pada Sistem Gerak Manusia
Gangguan atau kelainan pada sistem gerak manusia dapat terjadi pada tulang dan otot. Gangguan atau kelainan tersebut dapat terjadi akibat aktivitas atau beban gerak yang berlebihan, pengaruh vitamin, atau terjadinya infeksi oleh mikroorganisme.Gangguan pada sistem rangka dapat terjadi karena adanya gangguan secara fisik, gangguan secara fisiologis, gangguan persendian, dan gangguan kedudukan tulang belakang.
1.      Gangguan fisik
Gangguan yang paling umum terjadi pada tulang adalah kerusakan fisik tulang seperti patah atau retak tulang. Apabila terjadi fraktura (patah tulang) akan terbentuk zona fraktura yang runcing dan tajam. Pada zona tersebut timbul rasa sakit karena pergeseran tulang yang akan mengakibatkan pembengkakan bahkan perdarahan.
Berdasarkan jenis fraktura yang terbentuk, fraktura dapat dibedakan menjadi empat kelompok sebagai berikut :
a.       Fraktura sederhana
Fraktura sederhana merupakan fraktura yang tidak melukai otot yang ada di sekitarnya.
b.      Fraktura kompleks
Fraktura kompleks merupakan fraktura yang melukai otot atau organ yang ada di sekitarnya, bahkan terkadang bagian fraktura dapat muncul ke permukaan kulit.
c.       Greenstick
Greenstick merupakan fraktura sebagian yang tidak memisahkan tulang menjadi dua bagian.
d.      Comminuted
Comminuted merupakan fraktura yang mengakibatkan tulang terbagi menjadi beberapa bagian, tetapi masih berada di dalam otot.
4.      Gangguan fisiologis
Gangguan fisiologis pada tulang dapat disebabkan oleh kelainan fungsi hormon atau vitamin. Gangguan fisiologis pada tulang dapat dijelaskan sebagai berikut :
a.       Rakhitis
Rakhitis merupakan penyakit tulang yang disebabkan kekurangan vitamin D. Vitamin D berperan dalam proses penimbunan senyawa kapur di tulang. Kekurangan vitamin D akan menyebabkan tulang menjadi tidak keras. Pada penderita rakhitis terlihat bagian kaki (tulang tibia dan fibula) melengkung menyerupai huruf X atau 0.
b.      Mikrosefalus
Mikrosefalus merupakan gangguan pertumbuhan tulang tengkorak sehingga kepala berukuran kercil. Kepala berukuran kecil karena pertumbuhan tulang tengkorak pada masa bayi kekurangan kalsium.
c.       Osteoporosis
Osteoporosis merupakan gangguan tulang dengan gejala penurunan massa tulang sehingga tulang rapuh. Hal ini dikarenakan lambatnya osifikasi dan penghambatan reabsorpsi (penyerapan kembali) bahan bahan tulang. Osteoporosis terjadi karena ketidakseimbangan hormon kelamin pada pria maupun wanita.


d.      Kelainan akibat suatu penyakit
Penyakit seperti tuberkulosis tulang dan penyakit tumor dapat menyebabkan tekanan fisik dan fisiologis terhadap mekanisme gerak tubuh.
5.      Gangguan persendian
Gangguan persendian dapat terjadi karena sendi tidak berfungsi dengan normal. Jenis gangguan sendi dikelompokkan menjadi empat yaitu sebagai berikut :
a.       Dislokasi
Dislokasi merupakan gangguan yang terjadi karena pergeseran tulang penyusun sendi dari posisi awal. Dislokasi disebabkan oleh jaringan ligamen yang sobek atau tertarik
b.      Terkilir (keseleo)
Terkilir merupakan tertariknya ligamen sendi karena gerakan tiba-tiba atau gerakan yang tidak biasa dilakukan. Terkilir menyebabkan timbulnya rasa sakit disertai peradangan pada daerah sendi
c.       Ankilosis
Ankilosis merupakan gangguan yang terjadi karena tidak berfungsinya persendian.
d.      Artritis
Artritis merupakan gangguan yang disebabkan adanya peradangan sendi. Gangguan artritis dapat dibedakan menjadi rhematoid, osteoartritis dan gautartritis. Rhematoid merupakan proses peradangan atau pengapuran pada jaringan tulang rawan yang menghubungkan tulang di persendian. Osteoartritis merupakan penipisan tulang rawa yang menghubungkan persendian. Gautartritis merupakan gangguan gerak akibat kegagalan rnetabolisme asam urat sehingga terjadi penimbunan asam urat pada persendian
6.      Gangguan tulang belakang ­
Gangguan pada tulang belakang terjadi karena adanya perubahan posisi tulang belakang, sehingga menyebabkan perubahan kelengkungan batang tulang belakang. Gangguan yang disebabkan oleh kelainan tulang belakang dikelompokkan menjadi empat kelompok, yaitu:
a)       Skoliosis, melengkungnya tulang belakang ke arah samping, mengakibatkan tubuh melengkung ke arah kanan atau kiri
b)       Kifosis, perubahan kelengkungan pada tulang belakang secara keseluruhan sehingga orang menjadi bongkok
c)       Lordosis, melengkungnya tulang belakang di daerah lumbal atau pinggang ke arah depan sehingga kepala tertarik ke arah belakang
d)       Subluksasi, gangguan tulang belakang pada segmen leher sehingga posisi kepala tertarik ke arah kiri atau kanan.

D.    PENYAKIT SISTEM RANGKA
1.         DEFINISI
     Osteoporosis adalah kelainan di mana terjadi penurunan massa tulang total. Terdapat perubahan pergantian tulang homeostasis normal, kecepatan resorpsi tulang lebih besar dari kecepatan pembentukan tulang, mengakibatkan penurunan masa tulang total. Tulang secara progresif menjadi porus, rapuh dan mudah patah, tulang menjadi mudah fraktur dengan stres yang tidak akan menimbulkan pengaruh pada tulang normal.
Osteoporosis adalah penyakit tulang yang mempunyai sifat-sifat khas berupa massa  tulang yang rendah, disertai mikro arsitektur tulang dan penurunan kualitas jaringan tulang yang dapat akhirnya menimbulkan kerapuhan tulang.

2.         ETIOLOGI
Osteoporosis postmenopausal terjadi karena kekurangan estrogen (hormon utama pada wanita), yang membantu mengatur pengangkutan kalsium ke dalam tulang pada wanita. Biasanya gejala timbul pada wanita yang berusia diantara 51-75 tahun, tetapi bisa mulai muncul lebih cepat ataupun lebih lambat. Tidak semua wanita memiliki risiko yang sama untuk menderita osteoporosis postmenopausal, wanita kulit putih dan daerah timur lebih mudah menderita penyakit ini daripada wanita kulit hitam.
Osteoporosis senilis kemungkinan merupakan akibat dari kekurangan kalsium yang berhubungan dengan usia dan ketidakseimbangan diantara kecepatan hancurnya tulang dan pembentukan tulang yang baru. Senilis berarti bahwa keadaan ini hanya terjadi pada usia lanjut. Penyakit ini biasanya terjadi pada usia diatas 70 tahun dan 2 kali lebih sering menyerang wanita. Wanita seringkali menderita osteoporosis senilis dan postmenopausal.
Kurang dari 5% penderita osteoporosis juga mengalami osteoporosis sekunder, yang disebabkan oleh keadaan medis lainnya atau oleh obat-obatan. Penyakit ini bisa disebabkan oleh gagal ginjal kronis dan kelainan hormonal (terutama tiroid, paratiroid dan adrenal) dan obat-obatan (misalnya kortikosteroid, barbiturat, anti-kejang dan hormon tiroid yang berlebihan). Pemakaian alkohol yang berlebihan dan merokok bisa memperburuk keadaan ini.
Osteoporosis juvenil idiopatik merupakan jenis osteoporosis yang penyebabnya tidak diketahui. Hal ini terjadi pada anak-anak dan dewasa muda yang memiliki kadar dan fungsi hormon yang normal, kadar vitamin yang normal dan tidak memiliki penyebab yang jelas dari rapuhnya tulang.

3.         FAKTOR – FAKTOR RESIKO PENYEBAB OSTEOPOROSIS
a.       Faktor Resiko Yang Tidak Dapat Di Ubah
1.      Faktor Mekanis Atau Usia Lanjut
Faktor mekanis merupakan faktor yang terpenting dalarn proses penurunan massa tulang sehubungan dengan lanjutnya usia. Walaupun demikian telah terbukti bahwa ada interaksi panting antara faktor mekanis dengan faktor nutrisi  hormonal. Pada umumnya aktivitas fisis akan menurun dengan bertambahnya usia, dan karena massa tulang merupakan fungsi beban mekanis, massa tulang tersebut pasti akan menurun dengan bertambahnya   usia.
2.      Jenis Kelamin
Osreoporosis tiga kali lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan pria, perbedaan ini  disebabkan oleh faktor hormonal dan rangka tulang yang lebih kecil.
3.      Faktor Genetik
Perbedaan genetik mempunyai pengaruh terhadap derajat kepadatan tulang. Beberapa orang mempunyai tulang yang cukup besar dan yang lain kecil. Sebagai contoh, orang kulit hitam pada umumnya mempunyai struktur tulang lebih kuat dan berat dari pada bangsa kulit putih. Jadi seseorang yang mempunyai tulang kuat biasanya jarang terserang osteoporosis.
4.      Riwayat Keluarga Atau Keturunan
Riwayat keluarga juga mempengaruhi penyakit osteoporosis, pada keluarga yang mempunyai riwayat osteoporosis, anak-anak yang dilahirkannya cenderung mempunyai penyakit yang sama.
5.      Bentuk Tubuh
Kerangka tubuh dan skoliosis vertebra yang lemah juga dapat menyebabkan penyakit osteoporesis. Keadaan ini terutama terjadi pada wanita antara usia 50-60 tahun dengan identitas tulang yang rendah dan di atas usia 70 tahun dengan keadaan tubuh yng tidak ideal.

b.         Faktor Resiko Yang Dapat Di Ubah
1.      Kalsium
Faktor makanan ternyata memegang peranan penting dalam proses penurunan massa tulang sehubungan dengan bertambahnya uisia, terutama pada wanita post menopause. Kalsium, merupakan nutrisi yang sangat penting, wanita-wanita pada masa pascamenopause, dengan masukan kalsiumnya rendah dan absorbsinya tidak baik, akan mengakibatkan keseimbangan kalsiumnya menjadi berkurang maka kemungkinan terjadinya osteoporosis ada, pada wanita dalam masa menopause keseimbangan kalsiumnya akan terganggu akibat masukan serta absorbsinya kurang dan ekskresi melalui urin yang bertambah dapat menyebabkan kekurangan atau kehilangan estrogen serta pergeseran keseimbangan kalsium sejumlah 25 mg per sehari pada masa menopause.
2.      Protein
Protein juga merupakan faktor yang penting dalam mempengaruhi penurunan massa tulang. Makanan yang kaya protein akan mengakibatkan ekskresi asam amino yang mengandung sulfat melalui urin, hal ini akan meningkatkan ekskresi kalsium. Pada umumnya protein tidak dimakan secara tersendiri, tetapi bersama makanan lain. Apabila makanan tersebut mengandung fosfor, maka fosfor tersebut akan mengurangi ekskresi kalsium melalui urin. Sayangnya fosfor tersebut akan mengubah pengeluaran kalsium melalui tinja. Hasil akhir dari makanan yang mengandung protein berlebihan akan mengakibatkan kecenderungan untuk terjadi keseimbangan kalsium yang negatif.
3.         Estrogen
Berkurangnya estrogen dari dalam tubuh akan mengakibatkan terjadinya gangguan keseimbangan kalsium. Hal ini disebabkan oleh karena menurunnya eflsiensi absorbsi kalsium dari makanan dan juga menurunnya konservasi kalsium di ginjal.
4.         Rokok Dan Kopi
Merokok dan minum kopi dalam jumlah banyak cenderung akan mengakibatkan penurunan massa tulang, lebih-lebih bila disertai masukan kalsium yang rendah. Mekanisme pengaruh merokok terhadap penurunan massa tulang tidak diketahui, akan tetapi kafein dapat memperbanyak ekskresi kalsium melalui urin maupun tinja.
5.         Alkohol
Alkoholi merupakan masalah yang sering ditemukan. Individu  dengan pengguna alkohol mempunyai kecenderungan masukan kalsium rendah, disertai dengan ekskresi lewat urin yang meningkat. Mekanisme yang jelas belum diketahui dengan pasti tentang pengguna alkohol.
6.         Gaya hidup.
Aktifitas fisik yang kurang dan imobilisasi dengan penurunan penyangga berat badan merupakan stimulus penting bagi resorpsi tulang. Beban fisik yang terintegrasi merupakan penentu dari puncak massa tulang.

4.      PATOFISIOLOGI
            Dalam keadaan normal terjadi proses yang terus menerus dan terjadi secara seimbang yaitu proses resorbsi dan proses pembentukan tulang (remodelling). Setiap ada perubahan dalam keseimbangan ini, misalnya proses resorbsi lebih besar dari proses pembentukan, maka akan terjadi penurunan massa tulang
  Proses konsolidasi secara maksimal akan dicapai pada usia 30-35 tahun untuk tulang bagian korteks dan lebih dini pd bagian trabekula
  Pada usia 40-45 th, baik wanita maupun pria akan mengalami penipisan tulang bagian korteks sebesar 0,3-0,5 %/tahun dan bagian trabekula pada usia lebih muda
  Pada pria seusia wanita menopause mengalami penipisan tulang berkisar 20-30 % dan pd wanita 40-50 %
  Penurunan massa tulang lebih cepat pd bagian-bagian tubuh seperti metakarpal, kolum femoris,  dan korpus vertebra
  Bagian-bagian tubuh yg sering fraktur adalah vertebra, paha bagian  proksimal dan radius bagian distal.

BAB III
PENUTUP

1.      Kesimpulan
Sistem rangka atau sistem skelet yaitu merupakan susunan tulang pembentuk tubuh manusia,penggerak badan,merupakan alat gerak pasif karena tulang juga akan ikut bergerak, jika alat gerak aktif(otot) yang melekat pada tulang tersebut mengadakan gerakan, jadi tulang berguna untuk pelekatan otot tubuh.
Fungsi kerangka:
1.      menahan seluruh bagian-bagian tubuh agar tidak rubuh
2.      melindungi alat tubuh yang halus seperti otak, jantung, dan paru-paru
3.      tempat melekatnya otot-otot
4.      untuk pergerakan tubuh dengan perantaraan otot
5.      tempat pembuatan sel-sel darah terutama sel darah merah
6.      memberikan bentuk pada bangunan tubuh buah.


DAFTAR PUSTAKA

Evelyn C Pearce. 1979. Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis. Jakarta: Gramedia
Syaifudin.2009. Anatomi Tubuh Manusia. Jakarta: Salemba Medika
http://athoenk46.wordpress.com/2010/02/26/anatomi-tubuh-manusia/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar