RESUME KETERAMPILAN DASAR KEBIDANAN
(Keseimbangan Asam Basa)
(Keseimbangan Asam Basa)
Dosen Pembimbing: Fika Lilik Indrawati S,SIT,MPH.
DISUSUN OLEH :
PRATIWI
ATMANEGARA
NIM:
16140227
PROGRAM STUDI D4 BIDAN PENDIDIK
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UUNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA
T.A 2016/2017
Keseimbangan Asam Basa
Menurut Buku Human Physiology
Keseimbangan asam-basa terkait dengan pengaturan pengaturan konsentrasi ion H bebas dalam cairan tubuh.
pH rata-rata darah adalah 7,4, pH darah arteri 7,45 dan darah vena 7,35.
Jika pH darah < 7,35 dikatakan asidosis, dan jika pH darah > 7,45 dikatakan alkalosis. Ion H terutama diperoleh dari aktivitas metabolik dalam tubuh. Ion H secara normal dan kontinyu akan ditambahkan ke cairan tubuh dari 3 sumber, yaitu:
1. pembentukan asam karbonat dan sebagian akan berdisosiasi menjadi ion H dan
bikarbonat
2. katabolisme zat organic disosiasi asam organic pada metabolisme intermedia, misalnya pada metabolisme
lemak terbentuk asam lemak dan asam laktat, sebagian asam ini akan berdisosiasi
melepaskan ion H.
Fluktuasi konsentrasi ion h dalam tubuh akan mempengaruhi fungsi normal sel, antara lain:
1. perubahan eksitabilitas
saraf dan otot; pada asidosis terjadi depresi susunan saraf pusat,
sebalikny pada alkalosis terjadi hipereksitabilitas.
2. mempengaruhi enzim-enzim dalam tubuh.
3. mempengaruhi konsentrasi ion K
Bila terjadi perubahan konsentrasi ion H maka tubuh berusaha mempertahankan ion H seperti nilai semula dengan cara:
1. mengaktifkan sistem dapar kimia
2. mekanisme pengontrolan pH oleh sistem pernapasan
3. mekanisme pengontrolan pH oleh sistem perkemihan
Ada 4 sistem dapar kimia, yaitu:
1. Dapar bikarbonat; merupakan sistem dapar di cairan ekstrasel teutama untuk
perubahan yang disebabkan oleh non-bikarbonat.
2. Dapar protein; merupakan sistem dapar di cairan ekstrasel dan intrasel.
3. Dapar hemoglobin; merupakan sistem dapar di dalam eritrosit untuk perubahan asam
karbonat.
4. Dapar fosfat; merupakan sistem dapar di sistem perkemihan dan cairan intrasel.
Sistem dapar kimia hanya mengatasi ketidakseimbangan asam-basa sementera. Jika dengan dapar kimia tidak cukup memperbaiki ketidakseimbangan, maka pengontrolan
pH akan dilanjutkan oleh paru-paru yang berespons
secara cepat terhadap perubahan kadar ion H dalam
darah akibat rangsangan pada kemoreseptor dan pusat pernapasan, kemudian mempertahankan
kadarnya sampai ginjal menghilangkan ketidakseimbangan tersebut. Ginjal mampu meregulasi ketidakseimbangan ion H secara
lambat
dengan mensekresikan ion H
dan menambahkan
bikarbonat baru ke dalam darah karena memiliki dapar fosfat dan ammonia.
Keseimbangan Asam Basa Menurut Buku
Keterampilan Dasar Praktik Klinik untuk Kebidanan
Disamping air dan
elektrolit cairan tubuh juga mengandung asam-basa, seperti asam karbonat.
Keadaan asam dan basa ditentukan oleh adanya pH cairan tubuh. pH adalah sImbol
dari adanya ion hydrogen dalam larutan pH netral adalah 7, jika dibawah 7 maka
disebut asam dan diatas 7 disebut basa. Sedangkan pH plasma normal aldalah
7,35-7,45. Untuk memperthankan pH plasma normal dalam tubuh terdapat buffer asam-basa
yaitu larutan yang terdiri dari dua atau lebih zat kimia untuk mencegah
terjadinya perubahan ion hydrogen.
Keseimbangan asam-basa
ditentukan oleh pengaturan buffer pernafasan dan ginjal.
a.
Sistem Buffer
Buffer membantu mempertahankan keseimbangan asam-basa
dengan menetralisir kelebihan asam melalui pemindahan atau pelepasan ion
hydrogen. Jika terjadi kelebihan ion hydrogen pada cairan tubuh maka buffer
akan meningkat ion hydrogen sehingga perubahan pH dapat diminimalisir. Sistem
buffer utama pada cairan ekstraseluler adalah bikarbonat ) dan asam karbonat.
Selain itu untuk mempertahankan keseimbangan pH juga berperan plasma
protein,hemoglobin,dan posfat.
b.
Pengaturan pernapasan
Paru-paru membantu mengatur keseimbangan asam-basa
dengan cara mengeluarkan karbondioksida. Karbondioksida secara kuat
menstimulasi pusat pernapasan. Ketika karbondioksida dan asam bikarbonat dalam
darah meningkat pusat pernapasan distimulasi sehingga menjadi meningkat.
Karbondioksida dikeluarkan dan asam karbonat menjadi turun. Apabila
bikarbonat berlabihan maka jumlah pernapasan akan diturunkan.
c.
Pengaturan oleh Ginjal
Pengaturan keseimbangan asam-basa oleh ginjal relative
lebih lama dibandingkan dengan pernapasan dan sistem buffer yaitu beberapa jam
atau beberapa hari stelah adanya ketidak-seimbangan asam-basa. Ginjal
mempertahankan keseimbangan asam-basa dengan pengeluaran selektif bikarbonat
dan ion hydrogen. Ketika kelebihan hydrogen terjadi dan pH menjadi turun
(asidosis) maka ginjal mereabsorpsi bikarbonat dan mengeluarkan ion hydrogen.
Pada keadaaan alkalosis atau pH tinggi,maka ginjal akan mengeluarkan
bikarbonat dan menahan ion hydrogen. Normalnya kadar serum bikarbonat 22-26
mEq/L.
Keseimbangan Asam dan Basa dalam darah
Derajat keasaman merupakan suatu sifat kimia yang
penting dari darah dan cairan tubuh lainnya.
Satuan derajat keasaman adalah pH:
Satuan derajat keasaman adalah pH:
pH 7,0 adalah netral
pH diatas 7,0 adalah basa (alkali)
pH dibawah 7,0 adalah asam.
Suatu asam kuat memiliki pH yang sangat rendah (hampir
1,0); sedangkan suatu basa kuat memiliki pH yang sangat tinggi (diatas 14,0).
Darah memiliki pH antara 7,35-7,45.
Keseimbangan asam-basa darah dikendalikan secara
seksama, karena perubahan pH yang sangat kecilpun dapat memberikan efek yang
serius terhadap beberapa organ.
Tubuh menggunakan 3 mekanisme untuk mengendalikan keseimbangan asam-basa darah:
Tubuh menggunakan 3 mekanisme untuk mengendalikan keseimbangan asam-basa darah:
1. Kelebihan asam akan
dibuang oleh ginjal, sebagian besar dalam bentuk amonia
Ginjal memiliki kemampuan untuk merubah jumlah asam atau basa yang dibuang, yang biasanya berlangsung selama beberapa hari.
Ginjal memiliki kemampuan untuk merubah jumlah asam atau basa yang dibuang, yang biasanya berlangsung selama beberapa hari.
2. Tubuh menggunakan
penyangga pH (buffer) dalam darah sebagai pelindung terhadap perubahan yang
terjadi secara tiba-tiba dalam pH darah.
Suatu penyangga pH bekerja secara kimiawi untuk
meminimalkan perubahan pH suatu larutan.
Penyangga pH yang paliing penting dalam darah menggunakan bikarbonat.
Bikarbonat (suatu komponen basa) berada dalam kesetimbangan dengan karbondioksida (suatu komponen asam).
Penyangga pH yang paliing penting dalam darah menggunakan bikarbonat.
Bikarbonat (suatu komponen basa) berada dalam kesetimbangan dengan karbondioksida (suatu komponen asam).
Jika lebih banyak asam yang masuk ke dalam aliran
darah, maka akan dihasilkan lebih banyak bikarbonat dan lebih sedikit
karbondioksida. Jika lebih banyak basa yang masuk ke dalam aliran darah, maka
akan dihasilkan lebih banyak karbondioksida dan lebih sedikit bikarbonat.
3. Pembuangan
karbondioksida.
Karbondioksida adalah hasil tambahan penting dari
metabolisme oksigen dan terus menerus yang dihasilkan oleh sel.
Darah membawa karbondioksida ke paru-paru dan di
paru-paru karbondioksida tersebut dikeluarkan (dihembuskan).
Pusat pernafasan di otak mengatur jumlah
karbondioksida yang dihembuskan dengan mengendalikan kecepatan dan kedalaman
pernafasan.
Jika pernafasan meningkat, kadar karbon dioksidadarah
menurun dan darah menjadi lebih basa. Jika pernafasan menurun, kadar
karbondioksida darah meningkat dan darah menjadi lebih asam.
Dengan mengatur kecepatan dan kedalaman pernafasan,
maka pusat pernafasan dan paru-paru mampu mengatur pH darah menit demi menit.
Adanya kelainan pada satu atau lebih mekanisme
pengendalian pH tersebut, bisa menyebabkan salah satu dari 2 kelainan utama
dalam keseimbangan asam basa, yaitu asidosis atau alkalosis.
Asidosis adalah suatu keadaan dimana darah terlalu
banyak mengandung asam (atau terlalu sedikit mengandung basa) dan sering
menyebabkan menurunnya pH darah.
Alkalosis adalah suatu keadaan dimana darah terlalu banyak mengandung basa (atau terlalu sedikit mengandung asam) dan kadang menyebabkan meningkatnya pH darah.
Alkalosis adalah suatu keadaan dimana darah terlalu banyak mengandung basa (atau terlalu sedikit mengandung asam) dan kadang menyebabkan meningkatnya pH darah.
Asidosis dan alkalosis bukan merupakan suatu penyakit
tetapi lebih merupakan suatu akibat dari sejumlah penyakit.
Terjadinya asidosis dan alkalosis merupakan petunjuk
penting dari adanya masalah metabolisme yang serius.
Asidosis dan alkalosis dikelompokkan menjadi metabolik
atau respiratorik, tergantung kepada penyebab utamanya.
Asidosis metabolik dan alkalosis metabolik disebabkan
oleh ketidakseimbangan dalam pembentukan dan pembuangan asam atau basa oleh
ginjal.
Asidosis respiratorik atau alkalosis respiratorik
terutama disebabkan oleh penyakit paru-paru atau kelainan pernafasan.
Refrensi
1. Sherwood, Lauralee. (2004). Human physiology: From cells to
systems. 5th ed.
California: Brooks/ Cole-Thomson Learning, Inc.
2. SIlverthorn, D.U. (2004). Human physiology: An integrated approach. 3rd ed. San
Francisco: Pearson Education.
3. Uliyah,Musrifatul dkk.2008.keterampilan dasar praktik klinikuntuk kebidanan edisi 2.Jakarta: Salemba Medika
3. Uliyah,Musrifatul dkk.2008.keterampilan dasar praktik klinikuntuk kebidanan edisi 2.Jakarta: Salemba Medika
Tidak ada komentar:
Posting Komentar